Surprise

226 52 34
                                    

Disha POV

Tuan Jil menuntun ku ke arah ruangan yang pintunya sedikit terbuka. Kalau tidak salah pun, sebelumnya tuan Jil masuk ke sana.

Masuk.. ke-sa-na..

"Kenapa berhenti? Ayo. Masuk," ujar tuan Jil saat aku berhenti tepat di pintu masuk yang sudah terbuka lebar menampakkan kasur king size milik seorang tuan Jil.

"Apa aku akan tidur bersama mu, tuan?"

Tanya ku kepadanya. Memastikan apa yang ada dipikiran ku.

Tuan Jil menjawab menatap ku datar setelah menoleh ke arah kasurnya.

"Kau ingin tidur bersama ku?"

A-apa boleh?

Aku menatapnya ragu dan dia pun tersenyum seakan mengerti arti tatapan ku.

"Boleh.. tapi, kau harus mandi dulu.."

Ma-mandi? Di jam setengah tiga pagi??? Apa dia tidak salah bicara???

"Kenapa diam? Ayo. Mandi. Aku tak masalah kalau kau ingin tidur bersamaku. Tapi, aku tak ingin kalau kau, yang dari luar ini naik ke kasur ku,"  ujar tuan Jil seraya mengambil handuk baru di lemarinya kemudian, jalan ke arah ku yang masih diam dan memasang wajah waspada.

"Tidak! Aku tak ingin mandi! Ini terlalu dingin! Aku bisa mati kedinginan!!!"

Sebelum tuan semakin dekat, aku langsung menolak ajakan tersebut dengan merengek dan berjalan sembarang arah berulang kali dengan gusar.

"Oh.. sungguh??"

"Iya!!! Ini masih terlalu pagi untuk aku mandi tuan!! Aku tidak mau!!!"

"Hmm.. kau benar. Ya sudah. Kalau gitu. Kau tidur di lantai. Jika ingin dekat dengan ku, boleh saja hanya jangan sampai kau naik ke kasur sekalipun. Karena kau, masih kotor. Dengar bayi anjing!?"

Dia terus mengingatkan ku untuk tidak naik ke kasurnya. Sangat merepotkan. Tapi.., ya, dia tidak salah juga. Aku kan memang benar dari luar.

"Baiklah. Aku mengerti," jawab ku kemudian mulai merebahkan diri di tempatku.

"Good girl.... Baiklah. Aku ingin tidur. Jangan berisik dan banyak tingkah selagi aku tidur. Okey?"

"Siap tuan!" Jawabku merasa senang. Karena, dia akan mulai berisitirahat.

Setelah tuan Jil memberi pesan kepadaku, dia pun berjalan ke arah kasurnya dan aku tetap mengikutinya. Merasa ingin dekat dengannya meski saat ini harus memiliki jarak.

Tuan Jil mendudukkan diri di sisi ranjang dengan piyama berwarna biru yang dihiasi kepala kartun lucu, sedang menatap ke arah ku tersenyum senang.

"Kalau bisa, kau tidur lah. Kau pasti juga sangat lelah karena berjalan terus tadi,"  ujar tuan Jil saat menatapku dengan penuh rasa kasih sayang.

Jujur saja.. tatapan itu sempat membuat jantungku berdebar sekian detik..!

"Akan aku usahakan!"

"Selamat tidur, bayi anjing."

"Selamat tidur.. tuan.. baru..." Sahut ku kemudian menaruh kepala di salah satu kaki depanku.

"Apa dia sudah terlelap?"

Aku memperhatikan tuan Jil dari lantai sisi kirinya. Melihatnya sudah memejamkan mata dengan tidur terlentang membuatku penasaran ingin tahu. Apakah dia benar-benar sudah terlelap atau hanya memejamkan mata saja?

"Aku rasa dia sudah tidur," ucap ku sembari bangun dan mulai merubah diri kemudian berjalan mendekat ke tuan Jil.

"Wah.. dia benar-benar tampan. Wajah kecil, hidung mancung dan bibir tebal," ucap ku saat mengecek keadaan tuan Jil dan juga meneliti wajahnya.

My HuskyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang