"Tuan sudah pulang!?" Sambut Disha menghampiri Jil di depan pintu dengan ekor nya yang bergoyang-goyang senang.
Jillian tak bisa menahan bibirnya untuk tidak tersenyum. Tak hanya itu, ia juga mengusap kepala Disha kemudian berjalan menuju kamar sembari melepaskan mantel, jas, serta tas kerjanya dan ia taruh ke tempatnya lalu mandi.
Selesai bersihkan diri, ia kembali disambut dengan wajah bahagia Disha yang terduduk di sisi ranjang.
Jillian yang merasa heran dan gemas bersamaan itu hanya menatapnya.
"Tuan, tidak beli makanan??"
"Makanan? Oh iya, aku lupa-"
"Bagus!" Sela Disha bersemangat kemudian keluar dari kamar dan terduduk di sofa depan bersama Quel yang serius menonton kartun.
Jillian menelengkan kepala heran dan bingung, "kenapa dia malah senang? Apa mereka sudah makan sebelumnya?" gumam Jillian sembari melangkah keluar kamar.
"Berdua saja? Dimana Anne?" Tanya Jil yang hanya melihat Hybrid Husky dan kucing saja di ruang depan.
"Di kamar,"
"Sedang apa?"
"Tidur,"
Jillian mengangguk ngerti, kemudian ikut duduk di samping Disha dan membuka ponsel yang selama perjalanan pulang belum dibuka lagi.
Matanya membulat jelas saat ia memeriksa pesan masuk dari David.
"Sepuluh menit yang lalu. Apa mereka sudah sampai?" Monolog Jillian khawatir kemudian bangkit dan membujuk Quel untuk pergi ke kamar.
Quel dengan kecewa memasuki kamar tamu. Sedang Disha, ia menatap tajam sang tuan sedang berdiri di seberang nya.
"Tuan!!" Disha mendekati Jilllian dengan tatapan seram, menurutnya.
Pekikkan Disha tak mengalihkan fokus Jillian pada ponsel.
"Tuan!!!" Rengek Disha masih dengan rasa kesalnya itu, sukses menarik atensi Jillian.
"A-apa?? Ada apa??.. kenapa kau berteriak????" Protes Jil sedikit meninggikan suaranya yang disertai guratan marah di wajah mungilnya.
Disha sontak mengalihkan pandangannya takut.
Jillian mengerutkan dahi heran, ia berpikir sejenak. Alih-alih menjawab, Disha malah memalingkan wajah.
Setelah tau alasannya ia menghela nafas, menunduk sesal, "maaf, sudah berteriak.. tadi aku ..."
Tidak mendengarkan Jillian, Disha malah berjalan menuju pintu apartemen.
"Sepertinya akan ada yang datang ke sini," gumam Disha mendekatkan telinga anjing nya ke pintu untuk mendengarkan suara yang ia maksudkan secara jelas dengan telinga anjingnya.
Selesai berbicara, Jillian mendongakkan kepala dan baru menyadari kalau Disha sudah di depan pintu tanpa bicara apa pun kepadanya, cukup membuatnya jengah. Jil pun menghampiri dan ingin menanyainya, namun belum juga bersuara bibirnya sudah diblokir dengan jari telunjuk Si Hybrid.
"Ssshhtt... Ada yang sedang berjalan ke arah sini tuan," cetus Disha jarinya masih tertempel pada bibir tebal Jil.
Wajah Jillian terlihat jelas sedang mencerna maksud ucapan Disha yang tiba-tiba itu.
Ting nong!
Suara bel apart berbunyi menarik perhatian keduanya dan malah saling menatap satu sama lain dengan berbeda pandangan.
"Sudah hilang suaranya!? Lalu! Itu suara apa?!"
Jillian mendelik heran kemudian dengan lembut ia menyingkirkan Disha yang menutupi lubang kecil untuk mengintip sisi luar apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husky
FantasySeekor hewan berkaki empat yang memiliki warna hitam keabu-abuan dan putih salju, tengah berjalan tanpa arah karena, kehilangan tuannya yang meninggal akibat serangan mafia di tempatnya. °°° "Kau terlalu cantik untuk menjadi hewan liar di sini.." "a...