"Hy-hybrid?" Jillian menatap tak percaya kepada lawan bicaranya.
"Iya! Aku Hybrid!" Sahut Disha masih dengan rasa kesalnya membuatnya semakin terlihat lucu.
Jillian menatap Disha mengintimidasi.
Mendapatkan tatapan dari tuannya, seketika Disha menciut, menundukkan kepalanya.
"Apa itu beneran ada?" Tanya Jillian dengan ekspresi berubah serius.
Disha reflek menoleh mengerutkan keningnya, "tentu saja. Kalau tidak ada, lalu, aku ini apa?!" Disha mencondongkan tubuhnya ke Jillian dengan mengerang.
"He-hey! Berhenti berteriak. Telinga ku tidak tuli!" Gertak Jillian tampak kesal.
Disha kembali menciut dan bersedih.
"Ma-maafkan aku.. aku.. hanya takut.. tuan akan membuang ku. Karena aku, makhluk Hybrid," gumam Disha murung, memainkan jarinya.
Jillian menghela nafas lalu, menelisik wanita di hadapannya sebaik mungkin dan saat sedang memperhatikan, matanya tertahan pada telinga anjing di kepala wanita tersebut, ia berhenti menelusuri dan bertanya, "apa.. telinga itu asli?"
Disha menoleh dan mengangguk.
"Boleh aku menyentuhnya?" Tanya Jillian meminta izin dan dibalas anggukan lagi oleh Disha.
"Oh.. ini.. telinga anjing sungguhan," ucap Jillian ketika menyentuh telinga kiri Disha dan disambut dengan gerakan-gerakan lucu.
"Tentu saja.. Disha tak pernah berbohong..," sahut Disha.
Jillian mengangguk-angguk lalu mengusap kilas kepala wanita itu dan menyandarkan sedikit punggungnya pada sofa, "ya.. kau bisa katakan dirimu seperti itu. Maaf sudah membentak mu sebelumnya."
Disha menoleh dengan mata sudah dipenuhi bendungan air yang kemudian menganggukkan kepalanya gusar, "tuan.. menerima ku kan??"
Jillian menoleh kembali ke arah wanita tersebut tak yakin.
"Kau.. sungguh ingin ku pelihara—bukan--bukan pelihara, maksudku--"
Disha mengangguk semangat dengan senyum lebar, "tidak masalah! Karena tuan sekarang sudah tau aku siapa. Aku akan berusaha untuk tidak merepotkan tuan!"
Jillian mengerjabkan matanya lalu terkekeh melihatnya.
"Oke... Tapi, aku masih tak yakin dengan adanya dirimu di sini akan baik atau tidak,"
Disha dari tersenyum lebar pelan-pelan pudar, "tuan masih tidak percaya kepada Disha? Tuan, Disha akan jadi anjing dan manusia yang baik untuk tuan. Disha tidak akan membuat tuan merasa malu."
Jillian mendengus kecil lalu tersenyum tipis, "ya.. mari kita lihat kedepannya. Oh ya, Aku ingin tanya sesuatu."
"Apa itu?!" Sahut Disha bersemangat.
"Kau ini.. bisa berubah jadi manusia seutuhnya atau begini saja? Tubuh manusia ditambah telinga dan ekor anjing?" Tanya Jillian yang sedari tadi penasaran melihat keadaan Disha yang wujud hampir manusia seutuhnya kalau tidak ada telinga dan ekor di tubuhnya.
Disha melihat ke kepalanya, sontak kedua telinga anjing itu goyang-goyang.
"Disha bisa jadi manusia seutuhnya. Tapi, tidak bertahan lama. Karena terkadang, emosi dan pikiran akan mempengaruhi perubahan wujud Disha," jawab Disha tak menghilangkan senyumnya.
Jillian mengerutkan kening mendengarnya.
"Misal Disha panik saat menjadi anjing. Maka, beberapa anggota tubuh akan berubah menjadi manusia. Begitu pula saat Disha jadi manusia yang di mana, telinga dan ekor anjing nya akan muncul," jelas Disha begitu lembut dan tenang agar tuannya dapat mengerti maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husky
FantasySeekor hewan berkaki empat yang memiliki warna hitam keabu-abuan dan putih salju, tengah berjalan tanpa arah karena, kehilangan tuannya yang meninggal akibat serangan mafia di tempatnya. °°° "Kau terlalu cantik untuk menjadi hewan liar di sini.." "a...