Chapter 11

9.3K 740 16
                                    

Saat ini Ell sedang rebahan diatas kasur dalam kamarnya.
Tadi saat sudah selesai sarapan, Ell memutuskan untuk pergi dari jangkauan mereka dengan menggunakan alibi bahwa Ell ingin mengistirahatkan kembali badannya.

Yah sebenernya Sean sempat sakit sebelum jiwa Sean digantikan dengan jiwa Ell.

Dengan bantuan bi Ijah, akhirnya seluruh keluarganya itu percaya bahwa Ell sempat sakit, karena sebelumnya mereka tidak ada yang mengetahui tentang keadaan Ell  kecuali sang mommy, yang setiap tengah malam mengecek keadaan Ell diam-diam.

Dan keluarga yang lain mereka tidak peduli tentang keadaan Ell dan keberadaan Ell di mansion ini.

Dan ini yang membingungkan untuk Ell, kenapa tiba-tiba keluarganya bertindak seperti itu, diluar nalar sekali menurut Ell.

Kenapa alurnya seperti ini, bukankah seharusnya mereka tidak peduli, dan pada saat mereka mengetahui keberadaan Ell seharusnya mereka memandang Ell tajam dan mengeluarkan cacian untuk Ell karena sudah membuat mereka terganggu saat sarapan, walaupun Ell tidak berbuat apa-apa tapi menurut mereka keberadaan Ell di samping mereka itu adalah gangguan, sebuah aib untuk mereka.

Yang muak sekali jika dipandang. Dan pada saat itu seharusnya Keyla mengeluarkan kata-kata manis untuk Ell di depan keluarganya itu, kenapa ini Keyla diam saja dan memandang nya tajam.

"Hufh, membingungkan." Ujar Ell.

Kita tinggalkan Ell dengan segala pemikirannya.

Kita beralih kepada keluarga yang lain, yang sekarang sedang berkumpul disuatu ruang yang tertutup dan hanya terdapat satu buah meja dan kursi seperti meja kerja, satu buah sofa panjang didepannya ada meja kecil yang atasnya berisi minuman berakohol  dan seluruh dinding tertutupi oleh lemari yang berjajar dengan buku-buku.
Dan terdapat satu pintu berwarna silver yang tertutup rapat.

Dan hanya dominan saja yang berada di dalam ruangan tersebut.
Sang kepala keluarga Albert duduk disingga sananya dan sang putra duduk di sofa dengan menyeruput minuman yang sudah berada di gelas mereka masing-masing.

"Jadi gimana dengan proyek itu?" Tanya Albert mengawali pembicaraan.

"Berjalan lancar walaupun ada sedikit kendala, gara-gara hama yang ingin membuat kerugian besar." Jawab Aaron.

"Bagaimana dengan pengiriman barangnya?" 

"Sampai, tanpa kendala." Jawab Derren.

"Lalu bagaimana dengannya?" Pertanyaan yang kembali dilayangkan oleh Albert membuat seluruh putranya menatap ia.

Tiba-tiba seringai muncul di wajah datar mereka.

"Menarik." Aaron

"Menyenangkan." Brian

"Pasti akan seru." Derren

" Lakukan sesuka kalian, tapi ingat jangan terlalu berlebihan, ingat batasan kalian." Ucap Albert penuh penekanan dan peringatan.

Mereka hanya mengangguk untuk merespon dan tiba-tiba mereka saling pandang dan muncul smirk diwajah mereka.

"MINE." Ucap mereka semua yang berada di ruangan secara bersamaan dan tak lama meraka pun tertawa.

Entah apa yang sedang mereka rencanakan dan siapa yang sedang mereka bicarakan.

"Keluar." Titah Albert berjalan keluar disusul dengan yang lain.

"Panggil Jessica untuk menghadapku di ruang keluarga tanpa Kayla, SEKARANG." Titah Albert kepada bodyguard yang berjaga diluar ruangan tersebut diakhiri dengan kalimat perintah.

Jessica yang mendengar perintah dari suaminya pun langsung keluar dari kamarnya untuk menemui sang suami.

Jessica dapat melihat suaminya yang sedang duduk tenang di ruang keluarga bersama putra-putranya.

"Ada apa ini, seperti nya ini sangat penting karena Keyla tidak dilibatkan disini." Batin Jessica.

"Mas." Panggil Jessica ketika ia sudah berada disamping sang suami.

"Ada apa ini? Sepertinya ini sangat serius." Ia bertanya dengan menatap sang suami dan putranya bingung.

"Perlakukan dia sesukamu sekarang, aku tidak akan melarangmu lagi, tapi ingat kau harus merawat nya seperti dia anak yang baru lahir kalau bisa doktrin pola pikirnya seperti bayi."

"APA?" Kagetnya Jessica.

"Mas jangan bercanda, ini keterlaluan mas, sebenarnya apa niat kalian terhadap Ell, sudah cukup selama ini ia menderita mas hiks hiks." Ucap Jessica dengan berurai air mata.

"Jalani apa yang ku perintahkan, atau kau akan tau akibatnya." Ujar Albert penuh penekanan dan menatap datar kepada Jessica.

Sedangkan putranya yang lain hanya menyaksikan itu dengan wajah datar Meraka, tanpa diketahui dalam otak mereka, mereka sedang merencanakan sesuatu.

Mereka pun pergi meninggalkan ruangan tersebut dan meninggalkan Jessica dengan nangis pilunya.

"Hiks sebenarnya kalian ingin apa dari anakku hiks." Sungguh sakit hati sekali rasanya anak kandungnya diperlukan seperti itu oleh keluarganya sendiri.

"Aku ingin DIA. Dia MILIKU." Ucap seseorang dalam hati.
Ternyata masih ada yang mendengarkan ucapan Jessica.

My Baby EllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang