Chapter 15

7.8K 632 39
                                    


Pagi pun telah tiba, malam pun berganti siang, matahari telah menyinari dunia dan menghangatkan bumi yang dingin.

Sinar matahari telah menyoroti kediaman Alexander untuk membangunkan penghuninya dari balik selimut yang menghangatkan tubuh mereka dari dinginnya udara malam hari.

Tapi tidak untuk yang satu ini, dia masih betah di balik selimutnya, dan sama sekali tidak terganggu oleh sorot matahari yang menyorotinya dari balik jendela.
Ia tetap terlelap menikmati mimpi indahnya dengan pacifier dalam mulut mungilnya.

Cklek

Pintu kamar mandi terbuka, dan terlihat lah seorang pemuda yang gagah yang memiliki bentuk kotak ditubuhnya yang sering disebut sixpack itu hanya menggunakan handuk kecil untuk menutupi privasinya.

Aaron terkekeh saat melihat gumpalan lucu diatas kasurnya.
Ia menuju walk-in closet, tak lama ia keluar sudah menggunakan setelan jas nya.

Aaron berjalan mendekati Ell untuk membangunkannya.

"Baby, bangun yuk sudah siang." Cups.
Ujar Aaron dengan berbisik di telinga Ell dan mengecup ujung bibir Ell.

"Heung." Ell hanya menjawab dengan lenguhannya.

"Khehehe, baby tidak ingin bangun? Hmm sepertinya mommy sudah membuatkan ayam goreng, tapi baby masih mengantuk jadi lebih baik ayam gorengnya dibuang saja." Ucap Aaron dengan menggunakan jurus ayam goreng makanan kesukaan Ell agar Ell lekas bangun.

Dan sepertinya jurus yang digunakan Ell pun berhasil terbukti dengan gerakan mata boba itu terbuka secara perlahan.

Ell ingin menggosok matanya tapi lebih dulu ditahan oleh Aaron.

"Jangan digosok matanya baby." Ujar Aaron.

"Abwang jwangan dhi bwuang aywamnya." Ucap Ell tidak jelas terhalang oleh pacifier didalam mulutnya.

"Abang tidak akan membuangnya jika baby bangun sekarang." Aaron mengelus kepala Ell sayang.

Ell pun langsung bangun dari tidurnya dan melepaskan pacifier nya.

" Abang Ell ingin pipis." Ucap Ell.

"Ayo Abang akan menggendongmu." Aaron menggendong Ell koala menuju kamar mandi.

Dikamar mandi Aaron langsung menurunkan celana beserta baby diaper Ell yang sudah penuh.

"Mungil." Batin Aaron saat melihat kelamin Ell dengan smirk diwajahnya.

"Udah." Ujar Ell dengan senyum giginya membuyarkan lamunan Aaron ketika memperhatikan kelamin Ell.

"Bersihkan dulu, lalu sikat gigi dan cuci muka." Titah Aaron.
Ingin sekali Aaron meremasnya tapi itu tak mungkin, ia tak ingin gegabah.

Setelah membersihkan Ell, Aaron membaringkan Ell dikasur dan mengelap kelamin Ell menggunakan tisu, ia memberikan krim anti ruam disekitar selangkangannya, lalu memberikan minyak telon dan bedak diperut buntal Ell, setelah itu memakaikan kembali diaper dan celana Ell.

"Selesai, ayo yang lain sudah menunggu." Ucap Aaron langsung menggendong koala Ell.

Selama perjalanan Aaron selalu memberikan kecupan kepada wajah Ell hingga Ell tertawa geli.

Tanpa Ell sadari Aaron diam-diam sedikit meremas pantat padat Ell.
Ia menggunakan lift menuju lantai bawah karena kamar Aaron berada dilantai 3.

Ting

Bunyi lift terbuka, lalu ia menuju ruang makan dengan masih mengecupi wajah Ell.

Suara tawa Ell membuat seluruh atensi yang berada dimeja makan langsung tertuju padanya.

Jessica tersenyum melihat tawa Ell tetapi dari matanya terlihat kekhwatiran.

Albert hanya acuh, sedangkan Brian dan Derren yang melihatnya sungguh geram terhadap Abang pertamanya itu, bukan saja karena melihat kedekatannya  tetapi juga karena mereka sempat melihat kearah tangan Aaron yang berada di pantat Ell. Mereka tentu tau akal busuk Aaron itu.

"Tcih, mencuri kesempatan." Batin Brian.

"Apa-apaan tangannya itu, ingin kupotong." Batin Derren.

Tentu itu hanya omongan batin Derren, karena tidak akan berani ia memotong tangan Abang pertamanya itu, mungkin sebelum memotongnya ia yang sudah dipotong-potong oleh abangnya itu.

"Makan." Ujar Albert saat melihat Aaron sudah duduk ditempatnya bersama Ell dipangkuannya.

"Sayang ingin mommy suapi?" Tawar Jessica kepada Ell.

"Ell mau." Ujar Ell senang.

"Sini mommy akan menyuapi Ell dengan makanan kesukaan Ell." Ucap Jessica senang, ia langsung memindahkan Ell kepangkuannya.

Sarapan pagi pun berlangsung dengan lancar hingga selesai.

"Aku akan berangkat." Ujar Albert, ia bangkit mendekati Jessika mencium keningnya dan mengecup bibirnya sedikit lumatan.

Tak lupa sekecil pun ia beri kecupan pada kening, kedua pipi bulatnya dan terakhir bibir mungilnya.

Setelahnya disusul oleh Aaron ia bangkit mendekati Jessika, ia mencium tangan Jessica dan memberikan kecupan kepada Ell seperti Albert tapi ia sedikit memberikan lumatan kepada bibir mungil Ell. Hingga membuat Jessica kaget membulatkan matanya dan membuat Ell menegang.

"Aaron." Panggil Jessica.

"Apa?" Jawab Aaron dengan nada datarnya.
Jessica hanya bisa menghela nafas.

Aaron pun mengusap kepala Ell dan langsung beranjak pergi.
Tak lama disusul dengan yang lain dan mereka pun melakukan hal yang sama seperti Aaron kepada Ell.

Jessica hanya bisa menghela nafas. Dan memberikan usapan dilengan Ell agar Ell merasa tenang.

"Mommy kenapa Abang memakan mulut Ell?" Tanya Ell bingung dan aneh.

Jessica diam, ia sungguh tak bisa menjawab pertanyaan Ell ia takut salah memberikan pengertian terhadap Ell tentang perlakuan para abangnya.

"Tak apa sayang." Jawab Jessica dengan tersenyum.

"Oh iya mommy ingin membuat kue sekarang, apakah baby ingin membantu mommy sayang?" Tanya Jessica ingin mengalihkan perhatian Ell.

"Waaahh, Ell mau mommy." Jawab Ell semangat.

"Hahahaha, baiklah sekarang kita siap-siap untuk membuat kuenya."

"Oke mommy." Ujar Ell dengan mengangkat jempol jari mungilnya.

"Ayo." Jessica langsung menggendong koala Ell menuju dapur.

"LET'S GO." Ucap Ell dengan berteriak penuh semangat.







Hello gays 👋😅
Sedikit dikit pasti jadi bukit 🤭

My Baby EllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang