14. finally

2.1K 349 35
                                    

Ignore date and timestamps!! Including some typos hihi.

Happy reading 🥰💗

• • • • •

Pagi itu, Juna sudah bersiap-siap dengan setelan pakaiannya. Sekali lagi laki-laki itu berkaca, menelisik bagaimana penampilannya. Niatnya sekarang adalah membangunkan Alesha.

For your information, keduanya berada di ruang penginapan yang sama, tapi di kamar yang berbeda.

Tok~ tok~

Berulangkali Juna mengetuk pintu kamar gadis itu, namun tidak ada sahutan yang terdengar dari dalam. Hingga Juna akhirnya memilih untuk menekan knop pintu dan mendorongnya pelan. Dan untungnya, pintu tersebut tidak terkunci.

Hal pertama yang dilihat Juna ialah Alesha yang masih terlihat pulas dalam tidurnya. Pemiliknya bahkan masih bergelung didalam selimut hangat.

Juna mendudukkan dirinya pada ranjang gadis itu. Melihat bagaimana gaya tidur Alesha lantas membuat laki-laki itu terkekeh pelan.

“Dingin banget ya sampe make selimut berlapis-lapis gini?” ujarnya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Yah—wajar saja. Hawa dingin disaat pagi, kemudian ditambah dengan cuaca disini yang tengah dilanda hujan rintik. Tidak salah jika Alesha mengenakan selimut yang begitu tebal. Tak apa, selagi ini bukan musim panas. Setidaknya jangan menjadi orang gila memakai selimut diteriknya matahari.

Laki-laki itu mengulum bibirnya, sudah terhitung berapa kali Juna melihat kepolosan gadis itu saat tidur? Berbeda dengan Alesha yang biasanya banyak berbicara. Tenang rasanya melihat gadis itu diam. Namanya juga lagi tidur, kan galucu kalo ngereog pas tidur.

Juna mengusap pucuk rambut gadis itu, “Caa..bangun.” ujarnya.

Alesha tampak menggeliat didalam selimutnya, merasa terganggu. Perlahan ia menggerakan kakinya untuk menendang selimut kebawah, seraya meregangkan tubuhnya. Tapi percuma, selimut itu tidak jatuh sama sekali, malah terlihat seperti melilit tubuh gadis itu. Juna yang melihat itupun lagi-lagi dibuat tertawa kecil.

Lucu, menurutnya.

Dengan malas Alesha membuka kelopak matanya, sedikit saja, bahkan itu tidak terlihat terbuka sama sekali. Tangannya kemudian menarik bagian atas selimut yang menutupi wajahnya.

Alesha menguap, “Ini jam berapa?” tanya gadis itu dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Juna menarik sudut bibirnya, “Udah pagi, sarapan dulu yuk. Tapi gosok gigi sama cuci muka dulu ya.” jawabnya kepada Alesha.

Gadis itu berdeham seraya mengangguk-anggukkan kepalanya, mengerti.

Hingga disaat nyawa Alesha sudah terkumpul sepenuhnya. Gadis itu sontak bangun dari tidurnya, matanya terbelalak, tentunya Alesha saat ini sedang terkejut.

“KAK JUNA NGAPAIN DISINI?!” racaunya dengan keras. Bahkan disaat hujan pun, teriakan itu tetap memekik keras didalam ruangan itu.

“Bangunin Acaa...udah pagi gini kok.” Juna memandang Alesha heran. Memangnya apa yang salah?

Tersadar akan sesuatu, Alesha lantas menarik selimut kembali sampai batas lehernya.

Laki-laki itu mengernyitkan dahinya, Juna semakin dibuat bingung oleh gadis itu, “Kamu kenapa?” tanya Juna, ia menaikkan sebelah alisnya.

Alesha menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan laki-laki didepannya ini, “Mending kak Juna keluar dulu deh.” ujarnya dengan senyum terpaksa.

; 𝐩𝐚𝐬𝐬𝐰𝐨𝐫𝐝 (?) 𝐥𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤 [𝐒𝐇𝐎𝐑𝐓 𝐀𝐔]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang