Last but not least
• • • • •
Hari demi hari, bulan demi bulan hingga tahun seiring berganti. Tak terasa kisah yang sudah mereka lalui bisa sampai kepada tahap ini. Saat yang menyenangkan, namun bukan akhir dari perjalanan.
Alesha memandang refleksi dirinya didepan kaca, gadis itu berbalutkan kebaya putih berenda yang dilapisi baju toga.
Cantik.
Sudut bibirnya terangkat, hari ini adalah hari dimana ia akan melaksanakan prosesi wisuda.
Ngomong-ngomong berbicara tentang teman-temannya, Jisa sendiri tengah menjalankan masa internship di Rumah Sakit ternama di Jakarta sebelum ia benar-benar dinyatakan menjadi seorang Dokter.
Jenaya? Entahlah, dia memiliki banyak cabang ritel sekarang—bersama Theo tentunya, sssttt! Agak sedikit melenceng dari jurusan yang keduanya garap, tapi...biarkan saja lah.
Lalu bagaimana dengan Rusy? Laura? Aaa—mereka pun juga akan melakukan prosesi wisuda hari ini. Sama seperti Alesha.
Suatu momen kemenangan baginya dimana wisuda memang merupakan hasil puncak dari perjuangan yang ia lakukan selama menempuh pendidikan di universitas.
Alesha ingat betul betapa sulitnya ia bekerja keras untuk bisa mencapai tujuan terbesarnya, bagaimana ia merasa letih dan terkadang berpikir untuk undur diri dari universitas. Namun dukungan dari orang-orang sekitar dan juga—Juna.
Oh iya, laki-laki itu sudah menggantikan posisi sang Papa yang artinya Juna benar-benar memegang penuh seluruh perusahaan. Itulah mengapa akhir-akhir ini Juna selalu sibuk keluar kota bahkan negara, yang menyebabkan keduanya mengalami fase long-distance relationship sewaktu-waktu.
Tetapi apapun itu, Alesha tidak dapat berhenti-hentinya untuk selalu mengatakan bahwa ia sangat teramat bersyukur dan merasa bangga dengan laki-laki itu.
Waktu yang kian berjalan tidak membuat Juna berubah sedikitpun, Juna nya tetap sama. Selalu bersikap manis kepadanya.
Lagi-lagi Alesha dibuat tersenyum sesaat mengingat bagaimana pertemuan keduanya dulu.
“Udah siap sayang?” interupsi wanita paruh baya dibelakangnya.
Alesha menoleh seraya mengangguk kecil, “Udah kok Ma.” jawab Alesha pada ibunya.
“Ada Jisa sama Jena diluar, ngejemput kamu katanya. Kamu ikut mereka atau berangkatnya sama Mama Papa?” ujarnya bertanya.
Gadis itu tampak berpikir, “Emm—ikut mereka aja deh Ma. Sekalian jemput Rusy, entar Mama sama Papa nyusul ya!” balasnya sembari terkekeh.
Sang empu tersenyum kecil, “Yasudah, Mama keluar ya. Kamu yang cepet, ditungguin tuh daritadi.”
“Hehe, siap.” jawabnya.
Sebelum ia menemui kedua temannya, gadis itu menyempatkan diri untuk membuka ponselnya dan mengirimkan beberapa pesan. Secarik simpul terpatri di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
; 𝐩𝐚𝐬𝐬𝐰𝐨𝐫𝐝 (?) 𝐥𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤 [𝐒𝐇𝐎𝐑𝐓 𝐀𝐔]✓
Fanfiction(つ≧▽≦)つ 𝐋𝐢𝐬𝐚'𝐬 𝐛𝐢𝐫𝐭𝐡𝐝𝐚𝐲 𝐬𝐩𝐞𝐜𝐢𝐚𝐥 𝐬𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 <3 - 𝙻𝚒𝚣𝚔𝚘𝚘𝚔 𝚕𝚘𝚌𝚊𝚕 𝚊𝚞, 𝚗𝚘𝚝 𝚊 𝚜𝚑𝚒𝚙𝚙𝚎𝚛? 𝚔𝚒𝚗𝚍𝚕𝚢 𝚕𝚎𝚊𝚟𝚎 - 𝟷𝟶𝟶% 𝚏𝚒𝚔𝚜𝚒 - 𝚒𝚐𝚗𝚘𝚛𝚎 𝚍𝚊𝚝𝚎 𝚊𝚗𝚍 𝚝𝚒𝚖𝚎𝚜𝚝𝚊𝚖𝚙𝚜 (𝒕𝒘𝒕, 𝒊𝒈...