10. Our Convo

2.6K 430 66
                                    

Haiiii!!!

As always ignore date and timestamps olll! Anw, day modeeee!!!

Sorry for grammatical && typo errors😓

Feedback me through ;

Vote/Comment/Follow me instead, biar aku makin semangat nulisnya ^^

Happy reading🥰💗

• • • • •

Alesha—gadis itu terdiam, tentu saja jika ia masih melamunkan kejadian yang dialaminya beberapa saat lalu, sembari mengusap pelan pucuk rambut seorang laki-laki yang terlelap di pangkuannya—Juna.

Suara dengkuran halus kian menyadarkan lamunan gadis itu. Alesha melihat kearah suara, dahinya mengernyit ketika baru menyadari sesuatu. Gadis itu melihat lingkaran hitam pada kantung matanya. Bahkan di minimnya pencahayaan, warna hitam itu dapat ia lihat dengan jelas.

Mengingat keduanya yang jarang bertemu selama beberapa bulan terakhir membuat Alesha berpikir, se-lelah itukah Juna selama mengerjakan skripsinya? Ngomong-ngomong, tiga bulan itu waktu yang cukup terbilang cepat. Ahh, Alesha jadi menaruh simpati padanya.

Jemari itu masih mengusap lembut surai sang empu, hingga kegiatan itu terhenti kala...

Kepala seseorang menyembul dari pintu kamar, “Oh—sorry, am i interrupting you two?” ujar sang pemilik rumah, yang tak lain adalah Theo.

Alesha mengkode dengan jari telunjuk yang tepat berada di bibirnya, mengisyaratkan agar untuk tidak terlalu berisik.

Laki-laki itu terdiam, Theo mendengus sesaat menyadari teman selama pertumbuhannya itu tengah tertidur dengan pulas dan terlihat nyaman sepertinya (?)

Huu dasar!

Tadi saja saat Alesha belum datang laki-laki itu bahkan mengamuk-amuk tidak jelas, bahkan wajah tampannya itu jadi terkena imbas. Tapi sekarang apa? Bagaimana dia bisa dengan mudahnya seperti itu—aish! Kesal sekali menjadi Theo.

Alesha mengangkat dengan perlahan kepala yang berada di pangkuannya agar tidak terbangun, kemudian menaruhnya diatas bantal. Menatap sebentar laki-laki yang tertidur dengan sangat  tenang itu, lalu menaruh selimut putih berenda tebal sampai pada dada laki-laki itu.

.

.

Alesha duduk sembari menyesap teh hangat yang disuguhkan oleh Theo. “Kenapa bisa gini?” tanya gadis itu padanya.

Theo menaikkan alis kanannya, bingung dengan pertanyaan gadis didepannya, “Apaan?”

“Kak Juna.” jawab Alesha.

Theo mengedikkan bahunya, jujur saja...dia juga tidak tahu-menahu ada apa dengan lelaki itu yang tiba-tiba datang kerumahnya dalam keadaan mabuk berat.

Luckily dirumah sedang tidak ada siapa-siapa. Dan untung saja, dia masih dapat mengendarai mobilnya dengan benar. Bisa saja kan Juna mengalami kecelakaan ditengah-tengah jalan? Seperti ; menabrak tiang listrik misalnya?

Errr—doamu jelek sekali Theo.

“Gua sebenarnya juga gatau Les.” ucapnya seraya menggaruk tengkuknya.

Lagi-lagi mendengar panggilan ‘Les’ membuat kekesalan tersendiri bagi gadis itu. Alesha bersumpah, panggilan itu terdengar sangat menyebalkan untuknya. Demi Tuhan, Alesha kesal mendengar nama itu. Apa tidak ada panggilan yang lebih baik untuknya? Tapi...yasudahlah, susah menegur laki-laki seperti Theo.

; 𝐩𝐚𝐬𝐬𝐰𝐨𝐫𝐝 (?) 𝐥𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤 [𝐒𝐇𝐎𝐑𝐓 𝐀𝐔]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang