15. Terpaksa

71 71 48
                                    

15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15. Terpaksa

"Ngapain kalian kesini?" Ujar Valarey yang menatap sinis empat orang itu.

Preman itu sama sekali tak menjawab dan hanya terdiam menatapi Valarey serta Samudera yang senantiasa berada di belakang Valarey.

"Kenapa gak jawab?" Tanya Valarey sambil mengangkat satu alisnya.

Dengan sigap, salah satu preman itu mencengkeram tangan kanan Valarey.

Namun, preman itu mendadak kejang-kejang saat memyentuh lengan lelaki tadi.

Tangan si preman terasa keram dan seperti tersengat listrik, preman itu menjerit kesakitan, sedangkan Valarey hanya terdiam, begitu juga Samudera yang tiba-tiba maju dua langkah untuk melihat si preman.

"Ini udah mati kah?" Tutur Samudera saat melihat preman tersebut jatuh pingsan setelah kejang.

"Itu pingsan, Sa." Jawabnya.

Samudera hanya mengangguk, sekilas air laut mengeluarkan sinar biru yang indah, diikuti juga oleh alunan lagu yang dibuat oleh alam untuk Galene.

Simbol yang berada di leher Valarey juga ikut menyala, tandanya, seseorang terdekatnya sedang dalam bahaya.

"Alene?" Ujar Valarey tiba-tiba.

"Kenapa sama Alene? Ada masalah?" Tanya Samudera.

Tak sempat menjawab, Valarey berlari menuju ke dermaga, di susul oleh Samudera.

Tak pakai lama, Valarey langsung terjun dari dermaga, Samudera yang terkejut spontan melotot melihat kelakuan temannya.

Di dalam laut, Valarey menahan nafas sebisa mungkin, ia harus menemui Galene yang mungkin sedang dalam bahaya.

Baru setengah perjalanan, nafasnya sudah hampir habis, saat itulah ia bertemu seorang anak penyu menghampiri dirinya.

Anak penyu itu melihat simbol yang tepatnya berada di leher Valarey, si anak penyu itu langsung paham dan menyuruh Valarey untuk mengikutinya.

Begitu pula Valarey, ia tanpa menunggu apa-apa, langsung kembali berenang menyusuri lautan demi bertemu sang kekasih.

*:・゚✧*:・゚

Galene yang masih terdiam setelah Camilla pergi meninggalkannya, tiba-tiba, sinar biru menembak iris biru Galene, betapa cantiknya sebuah sinar dengan kilauan mutiara serta berlian.

Galene menghampiri kristal yang mengkilap itu, saat di lihat, ternyata kristal yang ukuranya setelapak tangan Galene adalah Emerlade Pixie.

Simbolnya terukir jelas dan Galene mampu melihatnya dengan mata telanjang.

Ia mencoba mengambilnya dengan hati-hati agar tak mengganggu penghuni lautan dalam lainnya.

GALENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang