17. Roma, Italia

57 40 70
                                    

17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17. Roma, Italia

Terlihat seorang pria memakai Kemeja berwarna putih, dan dibalut oleh Jas berwarna hitam sedang berdiri menatapi kebun-kebun kecil yang ditanam bibit buah-buahan, maupun sayuran.

Seorang itu bernama Cassano Aeccestane.

"Tesoro, perché continui a gironzolare fuori?" Ujar seorang perempuan yang memeluknya dari belakang, (Sayang, kenapa kamu terus berdiam diri di luar?).

Perempuan yang dipercaya sebagai pasangan Suami Istri itu bernama Aestera Levana (dibaca Aeshera/Aesera Levana)

Mereka terkenal dengan kekayaan yang melimpah, Cassano adalah anak mafia Italia, sementara Aestera sendiri adalah anak dari seorang CEO ternama di Italia dan memiliki banyak perusahaan, dan semua perusahaan tersebut diberi oleh Ayahnya sendiri.

"Sayang, ayo masuk, ada sesuatu yang spesial buat kamu..." Ujarnya sambil tersenyum.

Cassano hanya mengangguk dan memutar balikkan badannya.

Mereka berjalan menuju ruang makan, para bodyguard dan asisten pribadi mereka menyiapkan makanan di atas meja marmer itu.

Aestera hanya berdiri dan membersihkan alat makan.

Cassano mengecup pipi Istrinya, Aestera hanya tersenyum dan menyuruh Cassano untuk memakan hidangan yang di sajikan khusus untuknya.

"Kamu gak makan?" Tanya Cassano.

"Aku udah kenyang, kamu aja yang makan, aku mau jalan-jalan ke perpustakaan." Ujarnya.

Cassano hanya mengangguk, kemudian ia menyuruh para bodyguard menjaga Aestera saat di perpustakaan.

Para penjaga langsung sigap mendengar perintah Cassano, setelah itu Aestera berbalik badan, lalu berjalan menuju lift.

Aestera dan para bodyguard memasuki lift satu-persatu.

Mereka naik ke lantai tiga. Setelah pintu lift terbuka, Aestera lebih dulu keluar.

"Aku mau jalan-jalan sambil baca buku, gausah ditemenin.." Ujarnya.

Aestera menekan tombol turun pada lift itu.

Lalu, ia berjalan menyusuri ruangan-ruangan yang luas itu, buku-buku tertata rapih di rak dan sama sekali tak ada debu.

Namun, ia tertuju pada buku tebal dan bersampul hitam.

Lalu, ia mengambilnya dengan tangga karena letaknya yang terlalu tinggi.

Aestera duduk di kursi kecil sambil memandangi sampul buku itu dengan penasaran.

"Ini isinya apa?" Tanyanya.

Perlahan, ia membuka buku itu, Aestera terkejut ketika melihat lembaran-lembaran kertas yang menempel di buku, surat-surat tertulis di sana, entah untuk siapa, yang pasti bukan untuk dirinya.

GALENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang