****
Pagi ini Jeno terbangun dimansion keluarga nya dan itu membuat Jeno menjadi semakin malas untuk bangun. Biasanya Jeno memang tidak tinggal dimansion melainkan diapartemen miliknya sendiri. Alasan Jeno pindah ke apartemen bukan karena ia ingin hidup mandiri tetapi untuk menghindari sang Hyung dan Daddy nya. Jeno tidak ingin tinggal dimansion lama-lama dengan melihat kebersamaan sang Daddy dan Hyung nya, kebersamaan antara ayah dan anak yang selalu Jeno dambakan namun tidak pernah terwujud.
Jujur Jeno lelah jika terus-menerus dibanding-bandingkan dengan sang kakak. Kakaknya yang beginilah, kakaknya yang begitulah. Tidak bisakah dirinya dilihat tanpa ada embel-embel kakaknya dibelakang? Jujur Jeno lelah.
Dari kecil Jeno hanya punya satu harapan dalam hidupnya, ia ingin dilihat sebagai Jeno hanya Jeno bukan Jung Jeno sang duplikat Mark Jung, bukan.
Hal yang paling Jeno sukai adalah sesuatu yang berbau fisik layaknya olahraga. Jadi meskipun nilai akademik Jeno buruk ia masih bisa naik kelas karena nilai non-akademik Jeno yang selalu sempurna.
Dulu saat Jeno meraih mendali emas karena memenangkan pertandingan sepak bola antar sekolah ia senang sekali karena akhirnya ia bisa membanggakan hal ini pada sang ayah namun sesampainya di rumah, bukanlah pujian yang ia dapat melainkan amarah. Daddy nya marah sebab nilai akademik nya yang rendah dan mulai membanding-bandingkan dirinya dengan Mark yang selalu menjadi rangking satu dikelas. Melihat sang Daddy yang begitu membanggakan sang Hyung membuat rasa iri tumbuh dihati Jeno. Dan dari saat itulah Jeno mulai memiliki ambisi untuk bisa mengalahkan Mark dalam segala hal termasuk dalam bidang akademik.
Belajar, belajar, dan belajar. Hanya itulah yang selalu Jeno lakukan. Demi tekadnya untuk membuktikan diri dihadapan sang ayah, Jeno sampai merelakan jam tidurnya untuk belajar hingga akhirnya Jeno menjadi rangking satu dikelas. Tapi tanggapan dan pujian yang Jeno inginkan dari sang Daddy masih tidak terealisasikan dan hal itu membuat Jeno merasa sedih dan kecewa, semua usaha yang ia lakukan selama ini untuk dapat terlihat dimata sang Daddy seakan berakhir sia-sia karena dimata sang Daddy hanya ada Mark Mark dan Mark.
Hal itu terus berlanjut sampai mereka dewasa, Jaehyun terus pilih kasih dengan memberikan Mark perusaan inti miliknya sedangkan untuk Jeno ia memberikan anak cabang perusahaan itupun yang hampir bangkrut. Jika bukan karena kecerdasan Jeno mungkin perusahaan itu sudah gulung tikar.
Meski tau jika dirinya dibedakan tapi Jeno tetap tidak pantang menyerah. Ia terus membuktikan pada dirinya sendiri bahwa selama ini penilaian sang Daddy lah yang salah. Ia bisa menjadi sesuatu bahkan lebih. Seperti kata pepatah sebongkah batu bisa menjadi sebongkah kristal jika berada ditangan yang tepat dan Jeno membuktikan itu, kini anak perusahaan yang Jeno kelola bahkan sudah menyamai perusahaan inti milik Mark, dan Jeno bangga akan kerja kerasnya itu.
"Jeno, sayang. Kau sudah bangun?"
"Sudah mom"
"Kalau sudah cepat mandi lalu turun kebawah untuk sarapan!"
"Nde!"
"Haah, kenapa rasanya malas sekali untuk turun kebawah. Disana pasti akan ada Mark dan Jaemin. Ah sudahlah, lebih baik aku cepat mandi dan bersih-bersih atau mommy akan mengoceh nanti"
Seperti yang sudah Jeno duga, kini ia harus satu meja makan dengan Mark dan Jaemin. Jujur melihat kebersamaan antara Mark dan Jaemin membuat hati Jeno terasa seperti ditusuk ribuan jarum. Ia sangat mencintai Jaemin tapi sepertinya mulai sekarang ia harus mencoba ikhlas apalagi ia berencana untuk melamar Haechan dan sebelum semuanya terlambat ia akan mencoba untuk melupakan Jaemin meski sulit tapi akan Jeno lakukan demi dirinya sendiri dan Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Family (Nohyuck (gs))
FanficMark dan Jeno adalah sepasang kakak beradik yang selalu bersaing dalam banyak hal. Jeno benci saat sang kakak lebih disayangi dan diutamakan oleh sang ayah daripada dirinya. dan rasa benci Jeno semakin bertumbuh saat sang kakak menikahi gadis yang j...