⚔️FW || monster 1.2

39 13 16
                                    

Arabelle memasuki kelasnya dengan wajah lesu.

Bagaimana tidak lesu?
Ternyata pelajaran yang ada didunia ini membuat pusing 10 kali lipat dari dunia yang dulu.

"Kau kenapa," tanya seseorang dari belakang.

"Oh kau, kau teya kan?" tanya Arabelle memastikan.

Memastikan jika yang ia lihat sekarang benar. Mau gimanapun ia juga seorang pelupa.

Artaya yang mendengar ucapan Arabelle membelalakk kaget. Sebuah nama kutukan disebut oleh Arabelle teman sekelasnya itu.

"Kau kenapa Teya?"

Artaya berlari meninggalkan kelas, dengan tergesa-gesa. Perasaannya sangat aneh dan sangat menusuk hatinya mendengar panggilan itu.

Semua orang terlihat aneh.

Arabelle berjalan menuju ke bangkunya, entah mengapa di dalam kelas ia merasa ditatap oleh beberapa orang. Padahal dirinya hanya bertanya, apakah itu salah?

⚔️

Dia bukan yang selalu memanggil seseorang dengan nama tengah?

Anak pembawa sial kenapa bisa masuk ke academy ini?

Dia cuti beberapa Minggu, dan ... kenapa sikapnya berubah?

Masih berani dia untuk hidup di dunia ini, padahal dia sudah menyebarkan kesialan itu.

Sayup-sayup terdengar seseorang membicarakan Arabelle dengan kalimat kritikan pedas.

Arabelle acuh dan tetap berjalan selayaknya tak ada masalah sama sekali.

Bukankah memang tidak ada?, Menurutnya ia juga tidak tau jika ada masalah itu berasal dari mana. Arabelle merasa dia baru insyaf.

Ia duduk di bangku belakang, tempat yang sering ia pakai dulu untuk makan siang.

Tetapi, tinggal beberapa langkah lagi ia sampai ke bangku itu, ada seseorang yang menghadang dirinya bersama 3 orang temannya di belakang.

"Kau Arabelle bukan?"

Arabelle hanya mengangguk malas.

Prang

Seseorang itu menyambar nampan yang Arabelle bawa.

"Kau jangan belagu anak pembawa sial!"

Arabelle menatap malas seseorang yang tiba-tiba mengatainya.

Manusia yang sangat tidak mempunyai aturan,sopan santun, dan tentunya sok akrab.

"KAU HANYA MANUSIA YANG TIDAK PANTAS HIDUP DI DUNIA INI!!"

Arabelle melangkah mundur. Pelipisnya mengeluarkan keringat sangat banyak.  Ia terkejut dengan apa yang ia lihat, jika ia terkejut karena bentakan seseorang itu salah besar.

Entah ia tak tau apa yang dibelakang seseorang itu, tetapi ... Ini sangat menakutkan.

Berbadan besar, berwarna hitam, bertaring panjang. Gila ini tidak pernah ia lihat selama hidupnya, dan sebenarnya ia juga tidak ingin melihatnya.

"Wah, kau takut hanya karena aku mengatakan itu?" Tanyanya dengan anda angkuh.

Belagu sekali ini anak, entah mengapa rasanya ingin ku cekik lehernya agar tak mengeluarkan suara.

Plak

Plak

Chelsea menampar pipi kiri  dan kanan Arabelle dengan cepat. Sedikit aneh memang jika Arabelle tidak menghentikan atau membalasnya.

Ya bagaimanapun sekarang ia hanya mempunyai pemikiran menyelamatkan dirinya dari monster yang ada di sana.

Semua mengapa tak menyadari jika ada monster di sana?

"MERUNDUK!!" teriak Arabelle.

"Kau gila? Atau kau sudah mendapatkan kutukan itu dari Tuhan?" cibir Chelsea.

"SUDAH KU BILANG, MERUNDUK BODOH!!" ucap Arabelle kesal dan segera mendorong badan Chelsea agar merunduk.

Wuushh

Monster berkaki 4 itu terbang ke arah Aleena dan Chelsea dan nyaris mencakar badan Chelsea.

"CEPAT PERGI DARI KANTIN!!"

"PANGGIL TUAN AGHASTYA CEPAT!!"

Seketika tempat ini semakin ramai tak bisa dikondisikan. Berlari, berteriak, menangis, semua melakukan reflek terbaiknya.

Monster yang entah memiliki nama atau tidak itu terbang mengepakkan sayapnya. Dengan sekali kepakkan terlihat begitu menyeramkan tetapi sedikit gagah.

Menurut Arabelle  "Gagah, tapi sayang buruk rupa."

Selamatkan Arabelle jika sang monster itu mendengar ejekannya, dan jangan salahkan Arabelle jika terkena cakarannya karena ia berkata jujur.

"PANGGIL PROFESSOR ARSENIO!!"

Berisik banget.

Arabelle berlari keluar dari ruangan dan menghindari dari kerumunan orang-orang yang ada di sana.

"Gila, dunia ini terlalu gila." Arabelle berdecak kesal.

Arabelle sudah bosan dan muak tinggal di dunia entah berantah ini, tetapi jika ia kembali ke dunia aslinya dirinya tidak akan bertemu dengan ibundanya yang telah tiada.

Alasan ia masih bertahan di dunia ini adalah sang ibu yang masih hidup menemani dirinya.

⚔️

Sringg

Tebasan pedang yang diayunkan oleh Aghasthya kembali mengenai sayap sang monster.

Tuan Aghasthya sangat tampan.

Aku merasa di lindungi oleh malaikat tak bersayap.

Kalau aku wanita aku juga akan berteriak histeris seperti itu nantinya.

Pujian-pujian dilontarkan oleh Para murid di Chantavy academy untuk seseorang yang sejak tadi menebas dan menangkis serangan demi serangan monster.

"SEMUA KELUAR DARI RUANGAN INI SEKARANG, ATAU TERKENA IMBAS ATAS SIHIR YANG AKU KELUARKAN BUKAN SALAHKU!!" Arsenio berteriak kepada para muridnya dengan tatapan bengis.

Professor Arsenio yang terkenal santai namun jika sedang serius berubah total seperti seekor singa yang kelaparan.

Murid lulusan Chantavy academy yang sangat jenius setelah Belry.

Para murid berdecak kesal, keinginan untuk melihat aksi heroik Aghasthya dihadang oleh profesor Arsenio.

"CEPAT KELUAR ATAU AKAN AKU SEGEL SIHIR KALIAN UNTUK SEMENTARA WAKTU!!"  murka Arsenio dengan sikap para muridnya yang sangat melunjak.

Seketika semula berlari kalang kabut dan mencari jarak aman dari jangkauan profesor Arsenio.

"Aghasthya, jaga aku jangan sampai monster itu menerjang ku." Arsenio menatap bengis monster yang begitu besar ukurannya.

"capti et mortui," sebuah benda dari sisi kanan, kiri atas bawah mengurung monster itu dengan sekali hentakan dan hilang tanpa sisa.

Arsenio tersenyum lega melihat tidak ada satu korban jiwa karena kekacauan ini.

___
___

Alina🦁
___

12-12-2022
_

__

TBC

Foreign WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang