Tumpukan berbagai buku berserakan dimana-dimana, entah mengapa Arabelle tak capek karena membaca buku tebal yang begitu banyak itu.
Kadang emang seorang pemalas akan menjadi giat seketika jika ia ingin tau.
"ARABELLE!!" teriak Edghar menyambut telinganya.
Sebuah kedamaian yang Arabelle kehendaki lenyap sudah, kenapa ayahnya yang selalu marah-marah itu bisa mengetahui letak perpustakan yang sangat terpencil itu didalam mansion ini.
Ah iya ia lupa, mansion ini pemiliknya ayahnya sendiri, bodoh sekali jika arabelle bertanya.
"Jangan marah-marah, nanti cepat tua," ucap Arabelle tanpa melihat ayahnya yang sedang emosi.
"Dan jangan berantakan, nanti suaminya jelek buruk rupa." Edghar menimpali ucapan anaknya itu dengan bumbu candaan sedikit.
Arabelle melirik ayahnya dengan tatapan ingin menerkam,"buruk rupa tak apa,yang penting uang selalu ada."
"Nanti anaknya jelek, mau?"
"Ayah pergi saja, aku baru sibuk mencari jawaban yang ada diotak ini. Jangan membuatku bertambah pusing dengan obrolan yang ayah berikan." Arabelle menjawab dengan jenggah, sangat susah sekali untuk mendapatkan kedamaian itu di mansion Rasendiya.
"Takut kalah dengan perdebatan ini bukan?"
"Bukan, aku selalu memenangkan perdebatan apapun yang ayah berikan."
"Dan sekarang ayah mau memenangkan debat ini," ucap Edghar percaya diri.
Ayolah mengapa ayahnya sangat ingin menang dalam perdebatan dengan dirinya?
Jika saja Arabelle tidak sibuk dengan pemikirannya, ia pasti sudah membalas ucapan ayahnya yang menjengkelkan itu tanpa terkecuali.
"BUNDA, AYAH SANGAT MENGAGGU KEGIATAN MEMBACA!!" teriak Arabelle.
"Punya anak sukanya mengadu!"
*****
Arabelle merebahkan badannya di rerumputan yang sangat hijau itu. Udara yang segar membuatnya sangat damai seketika.
Jika dia tak mempunyai sifat bodo amat di dalam dirinya, pasti Ia sekarang duduk manis di kursi taman, bukan tidur di rerumputan.
Istirahat sejenak dari pemikiran rumit yang sedang dialaminya, dan menghindari ayahnya yang sangat memancing emosinya atas perilaku yang mengajak berdebat.
"Bukankah kita harus bertemu dengan pelindung suci sesegera mungkin agar kita selamat dari para monster yang sering berdatangan itu?"
"Tuan Aghasthya tidak semudah itu untuk ditemui."
Arabelle mendengar percakapan yang menyebutkan nama "Aghasthya" reflek berdiri dan berlari menuju ke academy.
Entahlah tetapi sepertinya felingnya sekarang benar kalau Aghasthya adalah kunci dari segalanya.
Tidak terlalu jauh jarak taman ke academy, hanya sekitar 1km saja.
Masih masuk ke dalam daerah penjagaan ketat dari kerajaan.
Hosh
Hosh
Hosh
Suara nafas Arabelle yang tak beraturan akibat berlari dengan kecepatan tinggi. Jika saja dia sudah mempelajari ilmu teleportasi dia tidak akan secapek ini.
Arabelle sudah sadar jika ia hidup di dunia sihir, atau bisa dibilang dunia dimana jika di dunia yang dulu ini hanya omong kosong belaka.
Brak...
Pintu dibuka dengan sangat kencang.
Semua manusia yang sedang berada di ruangan itu menoleh seketika ke arah Arabelle.
"Eh."
"Maaf," guman Arabelle menahan malu.
Bodoh, kenapa tak diberi tulisan didepannya jika ada pertemuan.
Arabelle langsung berlari meninggalkan ruang dakwa seketika. Ia sangat malu jika diingat kejadian tadi.
Semua dewan dan orang penting di academy sedang berkumpul disana, dan ya bisa-bisanya Arabelle membuka pintu dengan tidak sopan.
"Reputasiku hancur karena ulah konyol ini," guman Arebelle.
Ya dia memang bodo amat, tetapi sekarang ini ia langsung menghadapi orang penting disana, dia takut didepak dari academy ini dan langsung dimarahi oleh ayahnya itu.
"Baru sadar jika kamu emang konyol sejak lahir?" sindir Aghastya dari belakang.
"Aku dari lahir sangat baik, dermawan, cantik, sopan. Tidak seperti tuan Aghastya yang sombong, tak tau malu, jahat, sok berkuasa."
Aghastya mendengar pembelaan diri dari Arabelle dan sebuah ujaran kebencian dari Arabelle langsung menarik paksa kerah baju dengan satu tarikan tangan.
"Aghastya gila, KAU MAU MEMATIKAN ORANG HA?" teriak Arabelle sambil memberontak agar dilepaskan oleh tarikan maut dari Aghastya.
"Diam, suaramu sangat membuat telingaku sakit!" ucap Aghasthya.
Aghasthya tetap menarik paksa Arabelle dengan tarikan yang sangat kuat.
"prodeunt benedicta aqua benedicta," lirih arabelle mengucapkan mantra yang entah mengapa ia bisa mengetahuinya.
Byurrr
Air keluar membasahi baju Aghasthya dengan sangat deras untuk beberapa detik.
Aghasthya mengerjab berkali-kali untuk memastikan bahwa ini sebuah kebenaran dan tidak berada di dunia mimpi.
Ia juga menepuk pipinya berkali dengan kedua tangannya agar merasakan air yang begitu sejuk itu.
Menemukan sebuah kesempatan untuk lari, Arabelle segera melarikan diri agar tidak terkena hukuman telah membasahi Aghasthya dengan tidak sengaja.
Arabelle benar-benar tidak sengaja, ia berani bersumpah di depan ayahnya yang sangat menyebalkan itu.
"Mau kemana?" tanya Aghasthya didepan Arabelle.
Pupil mata Arabelle seketika membesar karena kaget dengan keberadaan Aghasthya yang tiba-tiba berada di depannya, ayolah Arabelle tak suka dengan sihir teleportasi jika seperti ini.
Padahal dirinya sudah berlari dengan kencang, tetapi karena Aghasthya bisa menguasai sihir teleportasi. Membuat dirinya tak bisa melarikan diri dengan leluasa.
"Kau!?"
"Apa?" tanya Aghasthya menaikkan sebelah alisnya.
"Mau melarikan diri lagi seperti orang konyol?"
Aghasthya sialan, jika boleh ku bunuh sudah ku bunuh sejak pertemuan pertama kali.
"Kau benar-benar sia-"
"Kau beneran dikutuk oleh iblis ya ternyata?" potong Aghasthya.
Arabelle memantung sepersekian detik untuk mencerna perkataan Aghasthya barusan, dikutuk iblis? Bukankah sejak ia masuk di dimensi aneh ini tak pernah bertemu iblis. Apakah jiwa sebelum dirinya datang yang bertemu iblis?
"Seseorang yang bisa menguasai kekuatan bukan marganya adalah manusia yang telah dikutuk iblis," bisik Aghasthya.
Ia segera menghilang menggunakan teleportasi meninggalkan Arabelle yang masih berusaha memahami ucapan yang dilontarkan oleh Aghasthya.
___
___Alina 🦁
___21-05-2023
_
__
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Foreign World
Fantasia[DILARANG PLAGIAT⚠️] [HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, AGAR SAMA-SAMA ENAKEUN] "Ayah apakah kita mati bersama? Setelah itu kita bertemu kembali di surga?" tanya Arabelle kembali. Ucapan yang terdengar menjengkelkan untuk Edgar memasuki telinganya. "BAN...