⚔️FW || flames of anger 3.1

18 5 1
                                    

Arabelle duduk di kantin academy dengan emosi yang meluap-luap, ingin sekali ia mencabik mulut orang yang telah mengejeknya.

Siapa juga manusia yang langsung mahir melakukan sihir jika baru saja memasuki dimensi yang diluar nalar coba?

Arabelle ingin sekali berteriak bahwa dirinya bukan dari dimensi ini, tetapi ia pasti akan dicap gila oleh orang-orang.

"Hai nona yang baru saja meluapkan mana," ucap Aghasthya melambaikan tangannya sembari tersenyum penuh ejekan.

Kenapa banyak cobaan untuk hari ini??

Arabelle mendengus kecil mendapati bahwa Aghasthya menemuinya dan mengejek prihal dirinya yang baru saja membuat masalah di kelas tadi.

"Kau sangat payah ternyata, padahal bisa menggunakan sihir suci. Tetapi menggunakan sihir perlindungan tingkat rendah saja tidak bisa!"

Apa kata Aghasthya tadi? Payah?

Arabelle ingin sekali menyumpal mulut penuh racun itu dengan sampah, kenapa selalu saja menganggu hidupnya yang tentram nan damai.

"Kau suka sekali mengejek manusia ya rupanya," ucap Arabelle.

"Aku tidak suka mengejek manusia,aku lebih suka mengejek alien."

Muka Arabelle seketika memerah menahan marah atas ucapan Aghasthya barusan, tanpa disadari Aghasthya mengatakan bahwa dirinya adalah alien bukan manusia!

"Coba se-sekali saja kau tak memancing emosiku, apakah kau tak merasa bosan memancing emosiku terus-menerus?"

"Tidak, jika aku bosan aku tak ak-"

"Tak akan apa?" tanya Arabelle  penasaran karena ucapan Aghasthya yang menggantung di akhir.

Sial, sial ,sial,sial aku hampir keceplosan!

"Tak apa, sekarang lupakan prihal itu." Aghasthya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk menetralisir kecurigaan Arabelle.

Arabelle menatap Aghasthya lekat, ia merasa sedikit curiga dengan sikap Aghasthya yang sedikit, 'aneh' mungkin?

"Kau tak ingin daftar menjadi anggota dewan di Chantavy Academy?"

Arabelle menggeleng singkat pertanyaan yang menjurus ke ajakan. Ia tak ingin menjadi babu academy, dan tak ingin sibuk hanya karena tugas-tugas dewan yang memusingkan.

Ia baru mengetahui tentang anggota dewan beberapa hari yang lalu saat Alister bertanya kepada ibundanya tentang tugas apa yang akan dilakukan oleh anggota dewan.

Saat mendengarkan penjelasan bundanya, ia menyimpulkan bahwa anggota dewan adalah OSIS di dunianya yang dulu.

"Bukankah Grand Duchees Rasendriya juga mantan anggota dewan, Kenapa kau yang menjadi anaknya tak mempunyai niat untuk mengikuti jejaknya? Bukankah Grand Duke Rasendriya juga mantan ke-"

"Apakah menjadi anak harus selalu mengikuti jejak orangtuanya yang melahirkan? Ayah dengan bunda saja tak mempersalahkan jika anak semata wayangnya ini tak mendaftar menjadi anggota dewan. Mengapa kau begitu mengurusi hidupku?" ucap Arabelle memotong ucapan Aghasthya yang begitu panjang bak rel kereta.

Jika saja ia tak sedang berusaha untuk mengontrol emosi, sudah dipastikan Arabelle sudah membogem pipi Aghasthya dengan keras.

Kenapa juga Aghasthya begitu mengatur hidupnya, bukankah dirinya hanya anggota dewan dan murid berprestasi yang selalu digadang-gadang akan menjadi pahlawan di perang selanjutnya?

"Oke, oke. Ternyata kau memang seperti rumor yang sering aku dengar."

"Dikutuk iblis, seperti singa betina, anak Grand Duchees yang payah, anak dari Grand Duke yang tak bisa mengendalikan emosinya-"

"BISA DIAM TIDAK KAU?!" ucap Arabelle sembari menuding Aghasthya dengan jari telunjuknya.

Semakin lama, Arabelle semakin geram dengan tingkah Aghasthya yang jauh dari kata sopan. Benar-benar sangat jauh.

Aghasthya memegang jari telunjuk, "Kau semakin tidak sopan Nona."

Dengan kesal, Arabelle menarik jari telunjuk dan pergi meninggalkan Aghasthya sendirian.

Arabelle merasa jika hari ini adalah hari paling sial di dunia yang entah berantah.

Ia menengok ke Aghasthya dengan mata kebencian, "Awas saja kau manusia kodok, jika aku sudah mempelajari sihir perubah akan ku rubah wajah jelek itu menjadi semakin jelek."

Aghasthya yang ditatap dengan bara api kebencian yang berkobar hanya tersenyum kecil, "Jika saja aku bisa terus terang mengatakan apa yang harus aku katakan."

"Sayangnya aku telah berjanji dengan seseorang untuk tak mengungkapkan rahasia ini."

*****

"Kak, kau tidak apa-apa?" tanya Alister ke 99 kalinya setelah Arabelle kembali ke mansion.

"Aku tidak apa-apa."

"Benarkah?" tanya kembali Alister dengan wajah cemas.

Bagaimana tidak cemas dengan kondisi Arabelle yang sangat-sangat tidak rapi.

Rambut yang tak tertata rapi, wajah seperti habis menangis, dan satu lagi ia mendengar bahwasanya kakak tercintanya tak bisa mengendalikan mana.

"Aku tidak apa-apa Alister Star Rasendriya, kenapa kau tidak pulang ke mansion mu?" tanya Arabelle mulai sedikit jenggah.

"Ayah sedang pergi untuk rapat, dan bunda sedang ikut pesta teh di rumah Duchees Rezaya."

"Terus?"

Alister mendengar pertanyaan Arabelle hanya bisa mendengus kesal, "Aku kesepian, apakah kak Ara sama sekali tak peka dengan keadaanku ini?"

"Tidak," jawabnya acuh.

"Oh iya, apakah kak Ara menyimpan rasa dengan tuan Dmitri?"

Pupil mata Arabelle seketika membesar mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Alister. Suka dari mana? Mendengar nama Aghastya saja rasanya hidup Arabelle akan segera berakhir.

"Suka dengan manusia bernama Aghastya seperti menyerahkan mentalku yang baik-baik saja ini menjadi rusak."

___
___

Alina🦁
___

24-06-2024
_

__

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Foreign WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang