Kenapa bisa, kamu mengambil sesuatu yang tidak bisa dikembalikan?
Jumat pagi yang sibuk bagi Akia, begitu juga dengan Jakarta. Kota metropolitan ini benar-benar sibuk dari pagi sampai pagi lagi. Jalanan pagi ini benar-benar macet dan Akia masih terjebak di antara klakson kuda besi jalanan ini.
Akia menghembuskan nafasnya kasar dapat dipastikan hari ini Akia datang terlambat, jam menunjukan pukul 07.15 dan Akia pasrah saja. Membuka ponselnya Akia mengirim pesan pada sahabatnya.
Winda my soulmate
Sayangku, kayanya gue telat deh hari ini
07.16Geli bgt najis
07.16Ko gitu si sm aku ㅠㅠ
07.17ga dibales sih cht aku
07.20win?
07.22anjir lah
07.25Akia menutup ponselnya kelas pertamanya sudah di mulai pasti, tinggal 20 meter lagi untuk sampai di gerbang sekolahnya Akia memutuskan untuk turun dari bus dan berlari menuju sekolahnya.
"Pak bukain dong pak sekali ini aja, please" Akia memasang wajah memelas di depan satpam sekolahnya berharap belas kasihan dari satpam berkumis tebal di depannya. Pak satpam membukakan pintu tanpa banyak tanya bahkan dengan senyum ramah.
Akia melangkahkan kakinya berjalan mengendap-endap melewati lorong utama SMA Nusantara yang langsung berhadapan dengan lapang, bernafas lega karena bisa lolos dari pak satpam, Akia berpikir untuk masuk ke ruang UKS sampai jam pertama selesai. Senyumnya lebar sebelum bertemu dengan guru BK dengan senyuman yang bahkan lebih lebar dihadapnnya.
Seperti senyuman joker menurutnya.
Gasopan ya Akia ayo hujat temen-temen.
"Mau kemana" suara itu terdengar menakutkan di telinga Akia. Pak Bayu guru BK itu benar-benar menyeramkan raut wajahnya, walau sebagian murid SMA Nusantara menyebutnya si hati hello kitty. Tapi beliau memang sosok yang tegas terhadap murid yang melanggar aturan.
Akia menelan salivanya, tidak bisa berkutik di hadapan gurunya. "Maaf, saya telat pak" ucapnya dengan takut. Kedua tangannya bersatu wajahnya tertunduk dalam.
"Hormat di lapang sampai jam pertama selesai. Jangan curang, mata bapak ada di mana-mana" ucapnya berlalu meninggalkan Akia.
Mata Akia membulat, bagaiamana tidak, jam pertama selesai 30 menit lagi. Sial.
10 menit berlalu tangan Akia kebas, seperti mati rasa. Tidak kuat, Akia akhirnya menurunkan tangannya tidak peduli lagi dengan mata guru BK yang konon ada di mana-mana.
Panas matahari mulai menyengat, Akia kesal sekali entah mengapa, menutup matanya Akia menghirup nafas dalam untuk meredam kekesalannya. Membuka matanya Akia terkejut dengan sosok jangkung di sampingnya.
"Pagi, Arabella" suara yang sangat familiar ditelinganya. Menoleh Akia menatap Abyasa yang kini juga menatapnya, mata Abyasa menjadi bersinar akibat sinar matahari pagi ini. Akia lagi-lagi terhipnotis, untuk kesekian kalinya Akia memuji laki-laki di sampingnya.
"Pagi, lo telat juga ternyata" Akia menetralkan detak jantungnya yang berdetak menjadi abnormal ketika menatap mata Abyasa.
"Macet banget pagi ini parah" balasnya. Lalu beralih ke sisi kiri Akia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear A
General Fictiontentang kita yang tidak pernah menjadi "kita". tentang kita yang penuh dengan terka.