4.

680 105 24
                                    

 AUTHOR POV



























"S-Seulgi ???!!"

Joohyun mengangkat tubuh Seulgi yang berat, berkali-kali tangan nya menepuk pipi penuh luka dan lebam itu. Kedua matanya berkaca-kaca, bibirnya gemetar hebat. Dia tidak mau terjadi sesuatu yang buruk pada sosok yang sangat dikasihi nya.

"Seul....buka mata mu, ayo sayang..." pinta Joohyun. Dia mengenggam kuat-kuat tangan berlumuran darah pria itu.

"....H-hyun..."

Bulir-bulir keringat membanjiri dahi Seulgi karena dia menahan rasa sakit nya itu dengan mata terpejam rapat, ditambah punggung nya semakin bertambah sakit karena Joohyun yang memeluk nya erat.

Tanpa si monolid sadari, badan nya gemetar hebat karena rasa sakit nya semakin menjadi-jadi dan tak terelakkkan tiap detik nya.

"Baby, please....."

Kekhawatiran terdengar jelas dalam suara Joohyun.

"Apa yang terjadi, Seul...?"

Pertahanan Seulgi perlahan runtuh seiring Joohyun terus mendesak nya, dia pun tidak mampu lagi menahan rasa sakit di sekujur tubuh nya.

Seulgi mengangguk lemah, dia membiarkan Joohyun membuka kancing kemeja nya satu demi satu.

"A-apa..."

Detik itu juga saat Joohyun mengangkat kemeja yang penuh akan bercak merah, keringat dan darah menjadi satu, hati nya sangat sakit.

Joohyun dapat merasakan kepalanya tiba-tiba pening, seiring banyak pertanyaan muncul di benak nya, amarah nya memuncak pada siapapun yang tega menghajar Seulgi-nya hingga separah ini. Beberapa luka itu masih mengeluarkan darah, dan di bagian punggung pria itu dipenuhi oleh luka memar.

"S-seulgi...apakah ini perbuatan appa ku ?"

"...."

"Aku akan mengantar mu ke rumah sakit."

"J-jangan...jangan, Hyun...biarkan saja nanti juga sembuh sendiri...ya ?"

Seulgi membelai wajah Abby yang mulai tertidur dengan tenang tidak mengingau lagi, "Nanti Abby pasti kebangun dan dia nyariin ayah nya..."

"Seulgi !!"

Seulgi hanya tersenyum lemah, dia tetap bersikeras memaksakan dirinya untuk berdiri dari ranjang meski rasa sakit itu hampir membuat nya pingsan.

"A-aku akan..." Seulgi meringis sakit, "M-mengurus diriku s-sendiri..."

Pikiran Joohyun buyar, dia tidak membiarkan Seulgi keluar dari kamar dia menuntun pria bermonolid itu ke sofa tak jauh dari ranjang.

Doe eyes milik nya berlinang air mata, Joohyun masih berusaha memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Seulgi mengelus pipi Joohyun, membuat wanita itu menatap nya, karena Seulgi tidak mau Joohyun melihat apapun yang menodai tubuh nya saat ini.





"Hyun-"

Menghela nafas panjang, Joohyun menautkan tangan nya dengan milik Seulgi, menatap dalam sepasang monolid indah itu.

"Biarkan aku mengobati luka mu, ya ?"





Joohyun mulai memeras kain yang sudah dibasahi dengan air hangat, dia menggigit bibir nya seiring menahan tangisan nya.

Walau luka nya terasa perih, Seulgi menangkup wajah Joohyun yang tengah duduk di pangkuan nya.

"Aku ingin melindungi mu dan Abby..."





Jika Seulgi mampu menahan semua rasa sakit untuk nya, Joohyun juga harus bisa. Pandangan nya mulai mengabur karena air mata memenuhi pelupuk nya.

Joohyun hanya mampu menatap Seulgi, menahan mati-matian agar air matanya tidak jatuh. Bibir nya menyentuh kening Seulgi, mencium nya dengan lembut.

"Kenapa kamu begitu berani, Seul...?"





"Aku tidak mau kehilangan kamu untuk kedua kali nya."

"Kenapa..? Kenapa, sayang...kamu mendatangi appa ku kalau kamu tau akhirnya akan seperti ini..."

"Karena kamu akan pergi, Hyun..."



"Kamu akan meninggalkan aku dan Abby..."

Kali ini, mata monolid Seulgi memanas dan air matanya perlahan menetes saat dia membayangkan betapa takut nya dia kehilangan Joohyun.

"Karena aku sangat mencintaimu, Joohyun."



Seulgi mengambil nafas dalam-dalam, bibir nya gemetar.

"Hal tersulit yang pernah ku lakukan adalah berjalan pergi dan tetap mencintaimu...dan aku tidak mau merasakan perasaan itu lagi..."

"Maafkan aku, sayang..."



"Aku sungguh minta maaf....kamu terus menderita karena aku, Seul..."

Seulgi mengeratkan tautan tangan mereka, mencoba menenangkan sosok yang sangat dikasihi nya itu.

"Pada akhirnya ini juga akan terjadi, Hyun..."



Mengalungkan kedua tangan nya pada leher Seulgi, perlahan Joohyun mendekatkan wajah nya lalu mencium bibir tipis kesukaan nya.

Bibir Seulgi terbuka, menunggu Joohyun untuk mendominasi ciuman manis mereka kali ini.

Seulgi menangkup wajah Joohyun, ibujari nya membelai lembut pipi Joohyun, dan empat jari lainnya bertengger di telinga wanita Bae itu. Dan tangan kiri nya menahan tubuh Joohyun yang berada di atas nya.



Tautan bibir mereka pun terpaksa terlepas, menyisakan benang saliva antar keduanya. Seulgi menyinggungkan senyum, ibujari nya menyentuh bibir Joohyun.

"Cintai aku lagi, ya...?"

"Aku tidak pernah berhenti mencintaimu, Seulgi..."

.





















.

Sinar matahari menembus jendela kamar, berhasil mengusik tidur Joohyun. Joohyun menggerakan badan nya perlahan, dia tersenyum saat menyadari kalau dia tertidur di pelukan beruang kesayangan nya.

Tangan nya mengusap wajah Seulgi dengan lembut, memeriksa luka-luka yang masih terlihat merah namun sudah tidak berdarah lagi hanya memar dan lebam saja di wajah, tangan dan punggung pria itu.

Joohyun mengecup bibir Seulgi pelan, mengelus rambut hitam nya. "Get well soon, baby..."

































[?]













Thx u for vomen

-gsca-

Mungkin Hari Ini, Esok, Atau Nanti [SR] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang