10.

762 77 22
                                    

AUTHOR POV



























"S...seul...gi..."

Seketika, Seulgi membuka matanya saat sebuah tangan mengusap lembut air mata yang mengalir di pipinya. Matanya menatap mata sayu Joohyun yang juga menitikan air mata.

"Sayang, kamu sudah sadar...?" pekik Seulgi.

Senyum Joohyun perlahan mulai mengembang, dia menganggukkan kepalanya dengan lemas.

Si monolid kembali mengecup tangan sang kekasih yang ada di dalam genggaman nya.

"Seulgi..." lirih Joohyun membuat Seulgi terpaku padanya.

Joohyun menatap mata monolid itu, dia seakan ragu-ragu untuk menanyakan sesuatu yang mengusik pikirannya. Hingga dia memberanikan diri, bertanya kepada ayah kandung Abygail itu.

"Apa kamu bersungguh-sungguh, Seul...?" ucap Joohyun penuh keraguan.

Dengan pasti Seulgi menganggukkan kepalanya mantap, "Aku mencintaimu, Joohyun...maafkan aku sayang...selama ini aku begitu bodoh karena selalu menyakitimu, Hyun..."

Joohyun menatap mata kekasihnya dalam, tidak ada kata-kata yang bisa dia ungkapkan untuk mewakili rasa bahagianya. Namun satu yang ingin dia ucapkan, "Aku juga mencintaimu, Seul...jangan tinggalkan aku lagi..." gumam Joohyun lirih.

Senyum Seulgi ikut mengembang, dikecupnya bibir Joohyun lembut, menyecap dengan penuh perasaan. Seakan ingin menyampaikan betapa dia mencintai Joohyun, dan betapa bahagianya dia saat ini. Sungguh dia tidak ingin kembali menyia-nyiakan apa yang sudah Tuhan berikan untuknya.

.



















.

"Ayah, kita jadi ketemu mamy kan yah ?"

"Iya, sayang. Abby udah kangen sama mamy, hm ?"

Anak itu menganggukkan kepalanya lucu, sedari tadi doe eyes nya menatap lekat-lekat buket bunga di genggaman nya. Iya, abby ingin memberi kejutan manis untuk Joohyun, dia sendiri yang merangkai bunga-bunga itu dan memaksa ayah nya untuk bolak-balik beli bunga lavender.

"Yah, halaboji tuh kenapa ngelarang ayah sama mamy terus sih, yah ?"

"Halaboji disana buat nemenin mamy, nak..." jelas Seulgi, sekilas dia melirik tatapan jutek dari anak nya.

Bibir Abby mengerucut, "Kenapa engga ayah aja yang nemenin mamy, yah...? Emang mamy udah ngga sayang ayah sama abby lagi...?"

Seulgi tersentak, dia tidak menyangka anak nya bisa berpikir sejauh itu. Saat mobil mereka berhenti di perempatan lampu merah, Seulgi pun membelai pipi tembem Abby dengan lembut.

"Ngga, By...abby jangan mikir kaya gitu, ya ? Mamy tuh sayang banget sama abby...hm, okay ? Jangan ngambek, nanti mamy sedih nak..."

Abby menatap buket bunga buatan nya, kepalanya mengangguk perlahan. Iya, dia tidak ingin melihat Joohyun menangis ataupun sedih karena nya.

"Kemarin, By inget abby ngomong apa sama mamy ?" tanya Seulgi sembari melajukan mobil nya kembali.

"Hum...iya, abby janji ngga nakal lagi yah..."

Pria bermonolid itu tersenyum lebar, dia sangat bersyukur memiliki anak yang bisa dibilang tidak terlalu kekanak-kanakan, karena Abby benar-benar menyayangi kedua orang tua nya walau anak itu pun tau bagaimana rumit nya hubungan ayah dan mamy nya.

'Ayah sama mamy sangat menyayangi mu, Abygail...'

.























Mungkin Hari Ini, Esok, Atau Nanti [SR] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang