06. Kembali Terluka

35 12 0
                                    

"Tolong berikan saya jeda untuk menghirup udara"
- Aramevta

Gadis itu terbangun dari tidur nya, ia meringis kesakitan, badan nya penuh dengan luka lebam bahkan ada yang berdarah, apa Arga pantas disebut dengan sebutan papa? sepertinya Arga lebih pantas disebut iblis.

Mevta mengambil kotak p3k lalu mengobati luka nya, perih? tentu saja tapi dia tidak bisa berbuat apa apa hanya pasrah terus terusan dapat siksaan

Setiap hari luka itu terus bertambah, semesta tak memberikan ia jeda, semesta terus terus memaksa untuk ia bertahan. Semesta apakah kamu tidak kasihan melihat gadis ini terus terusan terluka?

Mevta memeluk diri nya sendiri yang sedang rapuh itu, jiwa nya ntah kemana, bahkan ia kehilangan jati dirinya sendiri, Mevta kehilangan arah untuk pulang, "Kemana aku harus pulang tuhan" ucapnya

Gadis sedang bersiap siap seperti ingin pergi kesuatu tempat, setelah mandi Mevta langsung memakai cardigan motif bunga bunga dan celana kulot, lalu menutupi luka luka nya dengan make up

Ia terus berjalan menuju tempat makan, Mevta membeli banyak makanan entah untuk siapa, setelah itu Mevta pergi ke jembatan, anak kecil yang melihat kehadiran Mevta pun langsung tersenyum sambil melambaikan tangan

"kaka cantik" ucap anak kecil itu

"Hai dino, gimana kabar kamu" kata Mevta

"Alhamdulilah baik kak" jawab Dino

"Nih sayang buat kamu, bagiin sama temen temen ya" Kata Mevta

"Wah makasih ya kaka cantik, aku sama temen temen kebetulan belum makan dari kemarin" ucap nya

"Kok bisa belum makan" tanya Mevta

"Kemarin uang kita diambil sama preman kak"

"Ya ampun tapi kamu gapapa kan"

"Aku baik baik aja ka"

Mevta hanya membalas dengan senyuman, mungkin kata "Aku baik baik saja" hanya kata penenang sementara

Ini alasan Mevta masih bertahan didunia, ia selalu berfikir bahwa ada yang lebih parah cobaan nya dari dia, Ia bersyukur masih bisa tidur dikasur yang empuk, Dino? tidur saja hanya dialasi dengan kardus, makan pun harus mulung terlebih dahulu

Kebanyakan anak anak kecil seperti Dino banyak yang menjadi pengemis tapi tidak dengan Dino, Dino bilang selagi aku masih punya tenaga untuk kerja aku tidak akan pernah ngemis

Pengemis bukan lah pekerjaan, banyak diluaran saya orang memiliki kekurangan masih bisa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan, tapi orang yang hampir sempurna fisik nya malah pura pura cacat untuk menarik simpati orang orang

"Ajarin kaka kuat kaya kalian dek" gumam Mevta, suara itu sangat kecil sehingga tak ada yang mendengar

Mevta sering kesini menjenguk anak anak itu, Mevta tidak bisa bahagia maka dari itu ia memberikan kebahagian itu orang lain, selain memberikan makanan Mevta juga mengajarin anak anak membaca dan menulis

Banyak anak anak disini ingin sekolah tapi tak ada biaya, bahkan mereka tidak punya orang tua, kalian yang sudah disekolahan harus nya bersyukur dan belajar dengan sungguh sungguh, karna tidak semua orang bisa sekolah seperti kalian.

Mevta melihat ke arah cafe sepertinya ia mengenal perempuan itu, perempuan itu mamah kandung nya, Mevta pun langsung menghampiri mamah nya

"Mah" ucap Mevta

"Loh Der ini siapa? bukan nya anak lu cuman Fino?" tanya salah satu teman Derlis

"Dia emg bukan anak gw" jawab Derlis

Deg

Sakit sekali menjadi anak yang tak pernah diingin kan, Mevta menunduk menahan air mata nya, Derlis berpamitan pergi lalu menarik tangan Mevta, tarikan itu sangat kencang membuat pergelangan tangan Mevta merah

"Aw sakit mah pelan pelan" Mevta meringis

"Diam kamu" ucap Derlis

Derlis membawa Mevta kejalan yang sepi, agar tidak ada orang yang melihat nya, ia tidak ingin ada orang yang mengetahui bahwa Mevta adalah anak nya

Plak

"SAYA SUDAH PERNAH BILANG KAN, JANGAN PANGGIL SAYA MAMAH, SAYA BUKAN MAMAH KAMU" sentak Derlis

"Maaf"

"Maaf, maaf untung saja tadi teman saya tidak curiga"

"Tapi kenapa mamah gak pernah anggep aku anak?" tanya Mevta

"Karna kamu pembawa sial, saya malu punya anak kaya kamu"

"Maaf mah jika kehadiran aku hanya membuat kalian malu" ucap Mevta sambil tersenyum pilu, hati nya sangat sakit

"Banyak omong kamu sialan"

Plak

Plak

Dugh

Derlis menampar lalu menghantamkan kepala Mevta ke dinding, darah mulai keluar dari kening nya

"KAMU BENAR BENAR SIALAN, INI BUAT KAMU YANG SUDAH BERANI NYA BIKIN ANAK SAYA CELAKA" kata Derlis

"Ahk mah sakit, b-bukan ak-ku yang buat kaka celaka" Jawab Mevta terbata bata karna derlis mengcekik leher nya

Sesak, ia hampir kehilangan oksigen. Derlis mengcekik lehernya cukup kuat, Mevta hanya menangis bisu

"Jangan pernah sentuh anak saya, dan jangan pernah panggil saya mamah lagi"

Derlis lalu pergi meninggalkan Mevta sendirian, hati nya benar benar hancur, tak ada kasih sayang dari seoarang ibu.

Mevta tersenyum getir, memejamkan matanya menahan sakit, ia berpegangan kedinding agar tidak jatuh, badan nya lemas, pandangan nya sudah buram

"Tuhan aku cape" ucap nya lalu kesadaran nya benar benar hilang

ARAMEVTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang