08. Gw kenapa?

24 12 0
                                    

Sudah pukul jam 22.00 tapi adik nya belum pulang, ada rasa khawatir dihati nya, Fino dari tadi hanya mundar mandir didepan pintu menunggu kehadiran sang adik

Tetapi untuk apa ia menunggu kepulangan nya? bukankah kehadiran adiknya tidak ada arti untuk nya.

"Kemana si lu anjir tumben banget belum pulang"ucap nya

"Ngapain si gw nungguin dia" ucap nya pada diri sendiri

"Arggghh sialan kenapa si gw kok jadi ga jelas gini"

"Kamu ngapain disini Fin" kata Arga yang datang tiba tiba

"Nunggu Mevta pah tumben jam segini dia belum pulang" jawab nya

"Kemana dia"

"Ngejalang kali" ucap mamah tiri nya

"Jaga mulut lo ya" kata Fino menatap sinis wanita didepan nya

"Fino dia mamah kamu"

"Mamah aku cuman mamah Derlis pah"

"Dia tetep mamah sambung kamu"

"Aku gak sudi punya mamah tiri kaya si iblis satu ini"

Plak

"Jaga mulut kamu, papa gak pernah ngajarin kamu kaya gitu"

"Iya papa emg gak pernah ngajarin aku, papa selalu kerja, kerja dan kerja. semua waktu papa cuman buat kerja, sekarang waktu papa buat si iblis ini, papa gak pernah mikirin perasaan anak nya" ucap Fino menahan emosi

"KALO SAYA GAK KERJA KAMU MAU MAKAN PAKE APA HA? KAMU KIRA SELAMA INI SAYA KERJA BUAT SIAPA? BUAT KAMU FIN, SAYA KERJA KERAS GINI DEMI MASA DEPAN KAMU" sentak Arga

"AKU BUKAN CUMAN BUTUH UANG, AKU BUTUH KALIAN, AKU PENGEN KAYA TEMEN TEMEN AKU PAH KELUARGA NYA HARMONIS GAK KAYA KELUARGA KITA" kata Fino menaikan suaranya

Lelaki itu memejamkan mata nya menahan sesak dihati nya, anak mana yang tidak sakit melihat keluarga nya berantakan

Fino pergi kekamar, Arga hanya melihat punggung sang anak mulai menjauh, ada rasa sakit dihati nya, anak yang begitu dia sayangi ternyata ikut terluka karna keegoisan nya

"Udah mas jangan marah marah" ucap lestari sambil mengelus punggung suami nya

"Iya sayang" kata Arga lalu tersenyum

"Gara gara Mevta kamu jadi berantem sama fino, lagian dia kan perempuan mas masa jam segini belum pulang"

"Udh ya aku pusing jangan dibahas"

"Tapi mas kamu harus didik anak kamu yang bener, jangan jangan dia beneran ngejalang lagi"

"LESTARI DIAM" sentak Arga

"M-maaf mas"

Tak menghiraukan ucapan sang istri Arga langsung pergi, dia butuh ketenangan. Hati nya sedang tak karuan, sebenarnya ia sangat khawatir anak perempuan nya belum pulang

                 .....................................................

"Mev lu yakin mau pulang" tanya Verlo

"Iya Ver aku mau sekolah"

"Lu ud..." ucap Verlo namun ucapan nya keburu dipotong oleh Mevta

"Aku udah sembuh Verlo, liat ni aku udah sehat" ucap Mevta

"Iya dah bocil" jawab Verlo sambil mengacak rambut nya gemas

Verlo mengantarkan Mevta kerumah nya, Mevta tersenyum tipis kearah lelaki disamping nya, sepanjang perjalanan Mevta selalu curi curi pandang

Hanya butuh waktu 15 menit mereka pun sudah sampai, jarak dari rumah sakit ke rumah Mevta memant tidak terlalu jauh. Pulang dari pantai kemarin Verlo membawanya rumah sakit katanya Mevta masih butuh perawatan

Mevta turun dari mobil milik Verlo, tapi langkah nya terhenti ketika tangan Verlo menahan nya, "Kenapa Verlo?" tanya Mevta

"Gapapa"

"Dih gak jelas"

"Hati hati"

"Terimakasih erlo"

"Sama sama cantik"

Mevta memandang mobil Verlo yang mulai menjauh, ia masih setia tersenyum, namun senyuman nya pudar ia sangat cemas takut Arga marah

Mevta memasuki gerbang rumah nya dengan perasaan takut, benar saja Arga sudah menunggu kehadiran nya, bukan hanya Arga tapi Fino juga

"Dari mana saja kamu" kata Arga

"Maaf pah"

"Sini kamu" Arga menarik tangan Mevta kasar

"KAMU ITU PEREMPUAN MEVTA, KAMU KEMANA AJA HA SEHARIAN GAK PULANG?" sentak Arga

"Maaf pah udah bikin kalian khawatir" kata Mevta, hati nya cukup senang ternyata papa nya mengkhawatirkan nya

"Jangan geer, mau kamu mati pun saya gak perduli" kata Arga lalu pergi

Deg

Hati nya begitu sesak, Arga berbicara tidak memikirkan perasaan anak nya, Mevta hanya bisa membalas dengan senyuman tipis nya

"Lo dari mana aja sialan"

"Terus kenapa pala lu diperban ha?, siapa yang udh lukain lu?"

"Aku gapapa ka"

"Jangan geer lu ya gw cmn nanya bukan perduli"

"Iya tau aku kak"

"Sialan Mevta gw benci banget sama lu"

Dughk

Brugh

"Lo bisa gak si gak bikin gw khawatir, semaleman gw gak bisa tidur nungguin lu bangsat" kata Fino

"Sialan bangsat gw keceplosan" batin Fino

Mevta hanya tersenyum tipis, sangat tipis sekali, Sehingga kaka nya tidak bisa melihat senyuman itu, ternyata kaka nya sangat perduli, Mevta memeluk erat sang kaka

"Kak maafin aku ya, jika kehadiran aku buat kalian gak nyaman, aku sayang kaka" kata mevta dengan tulus

Fino hanya diam, hati nya sangat perih mendengar perkataan adik nya, pelukan hangat itu membuat Fino nyaman, tapi keegoisan Fino membuat ia tak membalas pelukan sang adik

"Kaka tenang aja dihari ulang tahun mamah aku bakalan kasih hadiah yang buat kalian bahagia" ucap Mevta lalu pergi kek kamar

Fino masih terdiam mencerma perkataan adik nya barusan, hadiah apa yang akan ia beri?

ARAMEVTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang