07. Sedikit jeda

22 13 6
                                    

Mevta terbaring lemah dirumah sakit, lelaki itu masih setia menunggu nya, lekaki mengelus pipi Mevta lalu tersenyum

"Lo cantik banget Mev" ucap lelaki itu

Lelaki itu Verlo, teman baru nya Mevta. Ia masih bingung sebenarnya ada apa dengan Mevta? doker bilang badan nya penuh dengan luka lebam, "Siapa yang udah tega nyiksa lu gini" batin nya

Mevta mulai sadar, ia mencium aroma obat obatan, "Aku ada dimana" kata Mevta

"Akhirnya lu sadar juga, lu lagi dirumah sakit tadi gw liat lu pingsan dijalan" jawab Verlo

"Makasi banyak ya" kata Mevta

Mevta pun bangun, ingin melepas infusan namun dicegah oleh Verlo, "Eh lu mau ngapain"

"Aku harus pulang Verlo, takut papa nyariin"

"Tapi kondisi lu masih lemah banget, Gw coba hubungin keluarga lu aja ya"

"Gak usah, aku mau pulang aja"

"Dengerin gw aja sekali ini"

"Oke fine"

Sebenarnya ada rasa cemas dihati gadis itu, ia takut jika papa nya marah, ia takut dipukul lagi, gadis itu terus terusan berdoa supaya papanya tidak marah

"Mev gw mau tanya, tapi tolong lu jawab jujur ya" ucap Verlo

"Silahkan, mau tanya apa emg kayanya serius banget" jawab Mevta dengan heran

"Dokter bilang badan lu penuh dengan luka, luka nya lebam semua, siapa yang udh mukulin lu?"

"Hah? e-enggak kok ini bekas jatoh dikamar mandi" jawab Mevta

"Maafkan aku tuhan aku sudah berbohong" batinnya

Verlo hanya menggangguk Mevta anak yang sangat tertutup, ia akan menunggu atau bahkan mencari tau tentang ini, Verlo sangat yakin Mevta sering mendapatkan kekerasan fisik

Gadis itu masih berbaring sambil melamun memikirkan yang baru saja terjadi, bagaimana bisa mamah kandung nya sendiri tidak mau mengakui anak nya, dada nya sesak air mata sudah menetes ia tak sanggup menahan nya.

Menangis tanpa suara sakit sekali rasanya, tuhan terlalu sayang pada nya sehingga memberikan ujian seberat ini, berikan dia pelukan yang hangat, berikan dia sandaran ketika jiwanya rapuh

Verlo melihat Mevta menangis pun langsung membawa Mevta kedalam dekapan nya, ia mengeratkan pelukan nya seolah olah memberikan kekuatan

Verlo mengelus rambut Mevta "Hey lu kenapa nangis hm?"

"Lu cerita aja, jangan lu pendem sendiri  gak baik, gw temen lu kalo ada apa apa cerita aja, lu gak sendiri gw ada disini" ucap Verlo

"Aku cape ver, aku mau pulang" kata Mevta disela sela tangis nya

"Sutttt tugas lu belum selesai cantik, tuhan belum izinin lu pulang karna lu belum dapetin hadiah yang tuhan bakal kasih nanti"

"Aku gak kuat Ver"

"Gw yakin lu pasti bisa"

Verlo menggenggam tangan Mevta, memanggil suster untuk melepaskan infus nya, Verlo membawa Mevta kesuatu tempat

Mevta hanya membutuhkan sedikit jeda, ia hanya ingin kebahagian, semua orang pasti ingin merasakan nya, Verlo membawa Mevta ke pantai, angin yang sejuk ditambah lagi diwaktu sore hari

Verlo mengenggam tangan Mevta membawa ke tepi pantai, menikmati ombak dan angin sepai sepoy

Mereka duduk bersama melihat pemandangan disana, saling melemparkan canda tawa, Mevta benar benar tersenyum bahagia, tak pernah ia sebahagia ini, biasanya ia selalu sendiri

Mereka duduk bersama melihat pemandangan disana, saling melemparkan canda tawa, Mevta benar benar tersenyum bahagia, tak pernah ia sebahagia ini, biasanya ia selalu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semesta memberikan sedikit jeda, Verlo memandangi wajah Mevta "Sialan lu cantik banget Mev" gumam Verlo namun masih bisa didengar

"Ha, kamu bilang apa?" tanya Mevta

"Eh enggak bukan apa apa lupain aja" jawab Verlo salah tingkah

"Anjir untung aja si Mevta gak denger" batin nya

"Makasih banyak ya Verlo buat hari ini" ucap Mevta dengan tulus

"Sama sama gw tau lu butuh ketenangan makanya gw bawa lu kesini"

"Kamu emg the best deh" kata Mevta lalu memeluk Verlo sebagai tanda ucapan

Jantung Verlo tak bisa dikontrol, Verlo membalas pelukan Mevta lalu tersenyum tapi senyuman itu tak terlihat oleh Mevta

"Verlo ayo kita jalan di deket air" ajak Mevta sambil menarik tangan Verlo

"Ayo cantik"

Mereka berjalan di tepi pantai, Mevta mengambil air ditangan lalu dilemparkan ke arah Verlo, Verlo yang diperlakukan seperti itu pun tak terima, ia langsung membalas perbuatan Mevta tapi dengan samgat cepat Mevta lari

Verlo mengejar Mevta "Awas aja lu ya kalo ketangkep mev" ucap Verlo sambil mengejar Mevta

"Tangkep aja kalo dapet wleee" jawab Mevta sambil menjulurkan lidah

Mereka masih kejar kejaran, mereka tertawa berasama seakan akan tidak ada beban, hari ini hari paling the best untuk Mevta

"Terimakasih tuhan untuk hari ini" batin mevta

ARAMEVTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang