04. Teman baru

37 13 8
                                    

Suasana kelas XI MIPA 1 sedang ricuh tiba tiba pak Wanto masuk kelas membuat mereka semua diam tak bersuara

Pak Wanto guru yang paling ditakuti disini, ia masih muda dan sangat tamvan banyak murid yang mengagumi nya. ganteng si tapi galak kaya macan

"Pagi anak anak" sambut pak Wanto

"Pagi pak"

"Saya minta waktu nya sebentar"

"Mau lama juga gapapa kok pak" ucap salah satu Siswi

"Huh modus lu sis" kata Satria

"Suka suka gw dong sat"

"Gajen banget lu jadi cwek"

"Syirik aja lu maemunah"

"Apa yang mau gw iriin dari lu?, sorry kita beda kasta"

"Gw sama lu masih kayaan gw ya"

"Lu emg kaya tapi miskin ahlak"

"Ishh nyebelin banget si lu"

"Ape lu hah?"

"Siska Satria kalo kalian mau berantem mending diluar" kata Pak wanto santai

"Maaf pak" jawab Satria dan Siska

"Cie jawab nya barengan" ledek Pak Wanto

"Ih apaansi" kata Siswa sambil menahan senyum

"Kawal Siska sama satria jadian" kata Dio sohib Satria

"Pj nya jangan lupa" kata teman teman mereka

"Sudh cukup, Verlo masuk nak" kata Pak wanto memanggil lelaki yang berdiri didepan pintu

Semua nya menoleh kearah Verlo, mereka menatap Verlo dari keatas hingga kebawah, satu kata buat Verlo "GANTENG"
Para ciwi ciwi sudah heboh kecuali Mevta yang tetap sibuk membaca novel

"Anjir ganteng banget aa"

"Aduh aa nami na saha"

"Ganteng pisan uy"

"Nikmat mana yang kau dustakan ya tuhan"

"Bismillah calon suami"

Verlo hanya membalas dengan senyuman, sialnya Verlo terlalu manis kalo senyum

"Silahkan perkenalkan diri" kata Pak Wanto

"Kenalin nama gw Verlo gerfano, pindahan dari london"

"Apa ada pertanyaan?" kata Pak Wanto

"Udh punya pacar belum?" tanya salah satu Siswi

"Belum, tapi gw gak buka pendaftaran" jawab Verlo dengan santai

"Verlo silahkan duduk di sebelah mevta"

"Mevta yang mana?" tanya Verlo

Pak Wanto langsung menunjuk ke arah Mevta, Verlo langsung menoleh ke arah perempuan itu, cantik ucap Verlo dalam hati

Lalu ia berjalan menghampiri Mevta
"Hai Gw Verlo, nama lu?" kata Verlo sambil mengulurkan tangan nya

"Mevta" jawabnya sambil menjabat tangan Verlo

"mau kah kamu menjadi teman saya"

"Of course" jawab Mevta

senang? tentu saja akhirnya ia memiliki teman, tapi ia takut teman baru menjauh seperti yang lain nya

apapun yang digenggam tak selama nya akan bertahan secara perlahan ia akan pergi bersama arus hidup nya

Kring kring kring

ARAMEVTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang