Chapter 3 - Begitu Syulit

207 24 6
                                    

Tangannya gemetar, lidahnya terasa pahit, keringat dingin mengucur dari pelipis Atsumu.

Kini dia berada di Ruang Guru, berusaha memperbaiki nilai ulangan namun sepertinya malah memperburuk nilainya.

"Susah banget Ya Tuhan" Ia terus mengulangi kalimat itu disetiap menit yang berlalu. Ingin dia menyelesaikan dengan cap cip cup namun nahas pertanyaan ulangannya bukanlah pilihan ganda.

"Begitu syulit melupakan rehan" Entah ada angin apa, atau karena ingin mengurangi ketegangan Atsumu kini gurunya mulai bernyanyi.

Atsumu mulai menorehkan tinta di atas lembar yang masih kosong tersebut, berusaha menjawab dan mendapatkan nilai poin kasihan dari guru daripada tidak mendapat nilai sama sekali.

"15 menit lagi" Ujar sang guru membuatnya mempercepat coretan di lembar jawabannya.

Anehnya dia menjadi lancar saat waktu kian menipis.

Kenapa gua baru ingat rumusnya?! Umpat Atsumu di dalam pikirannya sendiri, ia benar-benar mengutuk dirinya sendiri akibat rasa kesal. Ini seperti pengkhianatan batinnya.

"Waktu habis"

Bukannya menyudahi segalanya Atsumu malah makin gencar menuliskan semua hal yang dia rasa benar di lembar ujian remedialnya.

"Atsumu-"

"Bentar pak, dikit lagi" Belum sempat guru itu menyelesaikan ucapannya Atsumu memotongnya, memang tidak sopan pemuda kuning ini.

Atsumu meletakkan peralatannya, ia menyerah dan siap menerima hasil apa saja. Bahkan di kolom jawaban terakhir ia menuliskan kalimat "Hanya Tuhan dan Orang yang dipilihnya yang tahu" bukti bahwa dia benar-benar pasrah dengan dunia.

"Terima kasih banyak pak" Ucapan Atsumu dibalas anggukan oleh sang guru. Mendapat jawaban dari guru Atsumu melangkahkan kakinya pergi dari ruangan paling elit di sekolah itu.

"Udah selesai?" Sosok berbadan kecil langsung tepat muncul menghampirinya setelah Ia keluar dari pintu.

"Loh kok belum pulang?"

"Nungguin Kak Tsumu hehe" Senyum lebar sang adik, yang kemudian di balas anggukan.

"Eh, loh Sam ini pipi lo kenapa?" Tanyanya sambil reflek memegang pipi adiknya yang terlihat cukup merah.

"Ah ini um tadi kena bola! Iya tadi kena gampar bola voli" Jawab sang adik cepat, seperti menyembunyikan sesuatu. Yah, tapi Atsumu tidak mau mengambil pusing, ujian remedial matematika tadi sudah sangat cukup membuat kepalanya pening.

"Ya udah, yuk cabut"

"em hmm" Adiknya mengangguk lucu, kemudian mengikuti langkah kaki kakaknya.

Hari ini benar-benar melelahkan bagi Atsumu. Bangun tidur Ia langsung disuguhi perubahan teman-temannya, yah atau mungkin dia masuk ke dunia lain? Tidak cukup disitu ia harus menghadapi ujian mata pelajaran yang berdasarkan hasil voting murid seluruh dunia adalah pelajaran yang sulit.

"Oh iya Sam, lu ada liat Suna ga?"

"Ada tadi di Kelas. Dari tadi nanyain Suna, ada apa memang?"

"Ga, gapapa haha" Atsumu membuka handphonenya, mengirimkan teks permohonan maaf, kemudian mematikan hpnya.

Setalah itu hanya ada hening diantara dia dan adiknya.

"Kak Tsumu ga pergi kencan? Tumben nih" pertanyaan sang adik cukup untuk memecah keheningan diantara mereka.

"Kencan? Gue?"

Samu mengangguk. "Kalau ga sama Omi biasanya kak Tsumu kan bareng Kak Oik"

Lah lah lah, Atsumu bingung. Mana mungkin kan sahabatnya itu adalah teman kencan dia.

Atsumu Harem!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang