"Ekhem! Tes, tes! Perhatian semuanya!"
Kelas yang tadinya ricuh mendadak diam seketika, namun sepertinya percuma saja karena saat pengumumannya di ucapkan suaranya malah tidak jelas.
"Afaan tuh, " celetuk murid laki-laki yang mulutnya baru saja lolos dari tangan temannya.
"Diem! Nanti gak kedengeran!" bisik temannya.
"Oke anak-anaku semuanya. Dalam rangka acara ulang tahun sekolah satu minggu lagi, kami akan mengadakan beberapa lomba untuk memeriahkannya."
Dengan fokus semua murid di kelas A² itu mendengarkan sampai akhir pengumuman dari kepala sekolahnya itu.
"Lomba cerdas cermat, melukis, bernyanyi ama apa lagi tadi?" tanya Merica,wakil ketua kelas kami.
"Puisi, " jawabku pelan. Namun tentu saja tidak ada yang mendengar.
"Ian! Tadi satu lagi apaan ih!" desak gadis itu pada ketua kelas kami.
"Hah... Puisi, Ca. " jawab ketua kelas malas.
Aku sebetulnya senang saat Merica menulis nama perlombaan itu. Iya, lomba puisi.
Namaku Naina Sulistia,teman-temanku menyebutku dengan si kacamata. Gadis pendiam yang tidak pernah ter potret dalam foto bersama satu kelas.
"Lo ikutan cerdas cermat gih,gue sih gak mau. "
"Gue aja gak hafal perkalian!""Sasa, lo ikutan lomba nyanyi gih, suara lo 'kan bagus. "
"Enak aja! Gue aja gak bisa megang mic! Tremor coy!""Ikutan gih. "
"Ogah, Nyet!"
"Astagfirullah... "Hah, seperti inilah. Semua saling tunjuk, padahal menurutku salah satu dari mereka ada yang ingin mengikuti lomba, mereka hanya gengsi atau kurang percaya dengan kemampuan mereka.
"Aku akan jadi perwakilan lomba puisi, " ucap seorang gadis cantik di depanku, Ziva Aurelia.
Semua murid bertepuk tangan antusias, tentu saja. Ziva adalah anak dari seorang Penulis puitis yang bukunya sering aku baca di perpustakaan.
"Ibu ku 'kan seorang yang puitis, tentu saja aku juga bisa sepertinya, " ucap Ziva menambahkan.
"Widih gue yakin lo bakan menang, lo kan cantik, " kata Kazan.
"Aku juga yakin dia bakan menang, bahkan pasti!" seru Kesya di belakangku.
"Eh, tapi lomba ini harus dua orang untuk jadi perwakilannya, satu lagi siapa?" tanya Merica.
Aku menutup mata, lalu mengacungkan tanganku. Dengan keberanian yang aku kumpulkan aku berkata,
"Aku akan jadi perwakilan kedua. "
✧༺♥༻✧
Halo...
Selamat datang temankuu
Terimakasih sudah membaca cerita ini
Ini cerita pertamaku, semoga suka.Aku tau bakal banyak kekurangannya, tapi aku minta tolong jangan bawa-bawa tokoh cerita orang lain kesini ya ^^
Salam sayang
_Niaagxyma_
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Hati [End]
Short Story~Kisah ini terjalin karena untaian kata indah, yaitu puisi. Naina itu hanya gadis biasa, sangat biasa bahkan di juluki si kacamata, yang memulai kisahnya dengan mencoba mengikuti lomba di bidang yang ia suka. Sedangkan Brian adalah seorang cowok y...