Sudah memasuki tahun ajaran baru. Di sini, tepatnya di sekolah Angkasa sudah mulai ramai oleh murid setelah libur beberapa Minggu. Mereka tampil dengan penampilan yang baru, contohnya cowok dengan kemeja biru itu terlihat lebih rapi dengan rambutnya. Pasalnya cowok bernama Jekalian - siswa kelas XI IPS yang akrab disebut Jeka itu selalu terlihat dengan rambut gondrongnya yang diikat. Entah kenapa ga ada satupun guru yang ada niatan buat potong rambut gondrong Jeka waktu itu.
"Jeka!" Teriak Mahen dari arah depan.
Jeka yang melihat itu, lantas cuma menghela nafas.
"Ngapain lo?" tanya Jeka, ketus.
"Mandi!" Sarkasnya kemudian merangkul bahu Jeka sok asik. Jeka yang melihat itu menatap sinis ke arah Mahen yang sudah cengar-cengir ga jelas.
"Gue lihat makin kesini, lo makin ganteng Jek, apalagi rambut lo udah ga gondrong." Kata Mahen. Jeka sedikit tersinggung, Mahen muji atau ngehina nih?
Jeka menyeka rambutnya ke belakang, "Jelas. Tapi, gue lihat lo makin kesini makin buluk."
Mahen yang semula nyengir lebar menunggu pujian balik dari cowok itu langsung cemberut bete.
"Gapapa, yang penting gue ganteng di mata ayang Mira." Mahen mengangkat dagu setinggi-tingginya. Jeka mutar bola mata malas, pede amat.
"Katanya adek kelas sekarang bening-bening Jek, lo ga mau godain?" Mahen bertanya sedikit berbisik.
"Buat lo aja,"
"Udah gue bilang gue punya ayang Mira!"
Jeka yang sibuk memasangkan dasi lantas menoleh, "serah lo!" Kemudian berjalan lebih cepat yang dapat disusul Mahen.
Setelah sampai di ambang pintu kelas, Jeka langsung melepaskan tangan Mahen dari bahunya, sedikit mendorong cowok itu hingga terhuyung ke belakang. Namun, tanpa di duga Mahen malah senyum tentu bukan ke Jeka melainkan ke Mira yang sudah ada di sampingnya tengah menenteng tas.
"Eh, Mira. Long time no see." Mahen senyum manis yang dibalas senyum tipis oleh Mira. Cewek itu kini menunduk tanpa menatap Mahen lalu berjalan lebih dulu.
Mira itu tipe cewek yang kalem, ga banyak omong. Meski sering cuek ke Mahen, tapi justru membuat cowok itu merasa tertantang untuk terus mendekati Mira.
Mahen mengepalkan tangannya kemudian manggut-manggut ga jelas sebelum akhirnya masuk menemui berbagai macam spesies manusia.
Mereka ga tau harus senang atau sedih ketika pembagian kelasnya tak lagi di acak. Senangnya tuh, karena mereka udah saling kenal yang otomatis kalo kelasnya di acak pasti banyak murid dari kelas lain nyasar.
"Emang bener ya, Mahen itu gay?" Bisik cewek bername-tag Jihan aleana sambil lirik-lirik Mahen. Cowok itu menghampiri antek-anteknya dan duduk di meja dengan tak sopan.
"Ah, mana gue tau. Emangnya, lo tau han tentang si Mahen, itu?" Chaca yang tengah membaca buku agaknya tertarik dengan pembicaraan Jihan. Dia pun menyudahi dan menutup bukunya.
"Gue nanya sama lo,"
"Terus kenapa lo bisa berspekulasi kalo dia gay?" Kesal Chaca yang membuat suaranya meninggi. Dia langsung nutup mulutnya sambil melihat ke arah kumpulan cowok yang kini sedang menatapnya.
"Eh, Caca marica! Siapa yang gay?" Tanya Mahen.
"Ngomongin kita, ya?" Bams menimpali.
"Oh, lo kesindir?" Pancing Jihan.
"YA ENGGAK!"
"Cih, kepo amat sama pembicaraan anak cewek." Balas Jihan mencibir.
"Maklum han, kan Bams masa lalunya dipenuhi dengan hal-hal feminim." Sheila yang sibuk pakai dasi menimpali. Cewek itu kalo udah sama Bams ga mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAWR ! [97line✓]
Teen Fiction⚠️ 𝗛𝗮𝗿𝗱 𝗪𝗼𝗿𝗱𝘀 Ada beberapa tipe manusia di masa SMA. Ada yang gila nilai pelajaran, ada yang gila ekskul, ada yang gila cinta, atau ada yang gila beneran? 🥇#rosekook 🥇#jaeho 🥇#dia