Sabtu malam, malam yang harusnya dipakai oleh anak-anak muda untuk sekedar ngumpul dan nongkrong bareng akhirnya dipakai Kendra, Kale, Kian, Sasi, Yuda, Taksa, Saga, Magi, Jett, Josh, dan beberapa bala bantuan lainnya untuk menyusun rencana. Magi dan Yuda mulai dengan mengumpulkan video rekaman semua kegiatan yang sudah mereka lalui. Dimulai dengan hari pertama Kendra mulai berorasi di Eagle FM. Dilanjutkan dengan pidato Kendra di selasar kampus, dan sekian banyak kegiatan yang sudah mereka lalui. Yuda bisa ngeliat Magi yang lagi senyum-senyum sendiri sambil mencoba menggabungkan video-video tersebut. Banyak memori yang udah mereka lewati bareng-bareng. Dan ini adalah lompatan besar buat mereka semua.
"Nggak kerasa ya, udah hampir satu semester kita bikin gerakan ini," Yuda yang masih nontonin Magi yang ngedit dengan serius.
"Udah banyak yang kita lalui. Bukti bahwa kita bukan sekedar mahasiswa biasa yang tunduk sama birokrasi bobrok," sambung Magi sambil mengangguk.
"Meski begitu, kita harus tetap berjuang dengan hati-hati," Kian ngintip dibalik duo jangkung itu sambil ngangguk. "Jangan sampe kejadian Kale keulang lagi."
Mendengar nama kakaknya disebut, Kendra menoleh, "Bang Kale kenapa?" tanya pemilik surai yang kini berwarna hitam tersebut.
"Kemarin dia balikin amplop putih dari atasannya. Terus dia nge-roasting si bapak sampe orang itu mukul kepalanya. Kalo nggak ada gue lewat waktu itu, mungkin lebih dari sekali mukulnya," jelas Kian. Ucapan Kian barusan bikin semua mata membelalak. Mereka semua kagum akan keberanian dan kenekatan Kale.
"Beda tipis antara berani sama sembrono," decih sang adik.
"Ken, udahlah. Nggak usah sinis gitu, udah lewat juga," Sasi membelai punggung Kendra yang udah mulai ngeluarin sungutnya.
"Sebenernya nggak ada penyesalan juga, gue kayak begitu," kilah Kale.
"Yah, setidaknya ini loophole yang baik buat mulai serangan kita. Gue tau, kalian nggak akan turun ke jalan. Tapi usahakan semua yang kalian lakukan dari bawah tanah ini bisa mengguncang mereka-mereka yang nuraninya udah tumpul itu," Kian mengingatkan.
"Kak Kian, voice over kali ini lo yang isi suara ya, kita butuh sesuatu yang menggelitik, sesuatu yang lebih mengarah ke perumpamaan...," Magi menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. "Gimana ya? Yang secara implisit ngajak orang-orang untuk gerilya sama kita."
"OH! Kayak perumpamaan yang lo bikin itu, Ki. Yang ada di situs anonim itu," Kale berujar.
"Mau Bahasa Indonesia apa Bahasa Inggris?" tanya Kian jahil.
Tapi, Magi malah nanggapin serius sambil ngangkat kacamata aviator kebanggannya tersebut ke batang hidungnya, "Coba direkam dua-duanya. Nanti gue bikin dua versi."
-- [video: referensi dari narasi voice over Kian buat video buatan Magi.]
----
"Mau coba bikin film pendek?" celetukan Andra membuat semua orang yang tadinya sibuk sana-sini menoleh.
"Tenaga kita terbatas, Dra," Jett menggeleng.
"Konsepnya gimana, Dra?" Sasi yang tertarik sama usulan Andra pun menaruh dagunya di atas topangan kedua telapak tangannya sambil mencoba menampung ide adik tingkatnya tersebut.
"Film singkat, tanpa percakapan panjang. Hampir sama kayak film kuno gitu loh kak, yang hitam-putih," ujar Andra.
"Talentnya gimana?" tanya Kendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Own Guerrilla 1.0 [ATEEZ SHIPS]
Fanfiction"Negara kita rusak oleh oknum yang kita pikir akan memajukan negara kita," -Chandra Sagara Ini kisah tentang Mereka dan Gerilya melawan bobroknya pemerintahan Indonesia. Semua bagian dari cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon abaikan jika ada kesa...