Sasi masih berdiam di bunk bed atas tempat dia tidur. Dia lagi menghindar dari Kendra pasca sesi konsultasi dengan dokter ahli bedah saraf beberapa hari yang lalu. Hasil MRI dan CT Scan Kendra sebenernya oke-oke aja, namun beberapa tes lain yang ia jalani berkata lain dan itu yang bikin Sasi overthinking dan memilih untuk menghindari kontak dengan pacarnya. Sebenernya, Kendra punya caranya sendiri buat ngasih kode ke Sasi soal penyakitnya dari awal mereka mulai dekat dulu. Tapi, Sasi nggak pernah menangkap hal itu sebagai hal yang serius. Kenapa dia harus tahu dengan cara ini? Kenapa Kendra nggak cerita kalau dia punya kelemahan itu dari dulu? Kenapa harus sekarang?
"Kepanasan, terlalu lama berdiri, makan yang kurang teratur, Stress, telat mengkonsumsi obat, kurang tidur, dan kelelahan bisa jadi pemicu vasovagal syncope nya kumat," perkataan dokter itu terus berputar di ingatan Sasi.
"Gue mau ngasih tau sesuatu sama kalian. Gue rasa sebagai tim yang dipercaya sama Kak Ken, kalian berhak tau hal ini. Dengan gue kasih tau hal ini, gue harap kalian tambah semangat untuk bergerak mandiri tanpa nunggu perintah Kak Kendra," Magi berujar. Setelah itu Kale maju dan mengambil alih Magi untuk memberitahukan berita tentang adiknya tersebut.
"Kondisi Kendra merosot jauh, dia harus dirawat di rumah sakit. Tenang, bukan penyakit yang serius, tapi ini kambuhan. Mungkin beberapa hari ini, kita harus bergerak mandiri. Biarin Ken istirahat. Menurut dokter, pemicu kumatnya karena stress berkepanjangan, pola tidur berantakan, kelelahan, pola makan yang nggak teratur, juga kelupaan minum obat. Tapi gue yakin adik gue sekuat itu. Buktinya selama ini dia sehat dan terus bergerak tanpa takut," Kale menjelaskan semuanya ke anak-anak yang ngumpul di markas.
"Mas, Kak Kendra itu nyenderin kepalanya ke orang yang jadi comfort zone nya karena dia nggak bisa kelamaan di bawah matahari," Jett menundukkan kepalanya. Dia baru aja baca artikel mengenai penyakit Kendra.
"Gestur kecilnya sebenernya kode buat bilang dia nggak baik-baik aja," Saga berucap.
"Tapi kita nggak sepeka itu buat tau kalo dia nggak baik- baik aja. Malah kita pikir itu semua cuma kelakuan Kendra buat gangguin atau jahilin kita," sambung Malik.
Semua ucapan itu bikin tangis Sasi makin menjadi. Karena banyak gestur kecil Kendra seperti mencegah Sasi untuk pake garam atau gula terlalu banyak di dalem masakannya, menyandarkan kepalanya di pundak teman-teman dekatnya, dan segala tindakan kecil lainnya yang sederhana dan dianggap cuma bercanda itu, berhubungan erat sama kondisi kesehatannya. Sasi sedih karena dia ngerasa kurang peka sama kondisi Kendra dan nganggep semua tindakan itu cuma bagian dari kejahilan Kendra semata.
"Sas, mau drive sama gue sebentar sebelom nengok adek ke rumah sakit?" tawar Kale yang baru aja ngelongok ke bunkbed yang lagi dikuasai sama Sasi.
Sasi menoleh dan mengangguk sambil mengusap air mata yang membasahi wajahnya.
"Gue mau cerita soal kondisi adek ke lo. Gue rasa lo harus tau semuanya sekarang atau nanti. Dan jangan pernah mikir kalo Kendra ngebohongin lo," Kale membukakan pintu penumpang buat Sasi sambil mulai kelas Kendra 101 nya buat Sasi.
"Sas, dengerin kita dulu. Lo berhak tau semuanya. Karena lo yang bakal ngedampingin Kendra sampe nanti," Kian menambahkan.
"Yuk sini," Kian menarik Sasi untuk duduk di bangku depan bersama dengan Kale dan dirinya duduk di belakang.
Kale kemudian menjalankan mobilnya sambil menceritakan sejarah awal mula penyakit auto imun yang diderita oleh adiknya dari awal hingga akhir. Dari markas, hingga tiba di rumah sakit. Tak ada sedikitpun detail yang ditinggalkan. Semua diceritakan jujur dan terbuka oleh sang kakak pada calon adik iparnya.
"Kendra bisa kuat karena lo, Sas," Kale berujar. "Dia bisa nggak flare sampe parah karena dia tahu lo butuh dia."
"Kak... ," cuma satu kata itu yang bisa keluar dari bibir Sasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Own Guerrilla 1.0 [ATEEZ SHIPS]
Fanfiction"Negara kita rusak oleh oknum yang kita pikir akan memajukan negara kita," -Chandra Sagara Ini kisah tentang Mereka dan Gerilya melawan bobroknya pemerintahan Indonesia. Semua bagian dari cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon abaikan jika ada kesa...