17. Rahasia, dan Kemalangan

129 24 25
                                    

a/n : chap ini sedikit mengandung kata-kata kasar.

***

Sarayu malam menyapa mayapada. Memberi sejuk suasana malam yang diiringi hujan ini, diikuti dengan aroma petrikor yang menyeruak.

Si pemilik gigi kelinci tengah memainkan gitar milik sang Abang—Aidan. Jarinya memetik senar gitar dengan lihainya.

Ia memainkan lagu yang berjudul; Ingkar - Tulus. Sepertinya Aiden sedang galau, mengingat bahwa tahun baru nanti pasti Aiden akan benar-benar sendirian. Tidak akan ada lagi yang namanya tahun baruan di Rumah Pohon-nya.

Aiden tersenyum miris. Dengan tangan yang terus memainkan gitar juga mulutnya yang berbicara menyanyikan lirik demi lirik lagu.

Terkadang Aiden membenci lagu, sebabnya kenapa setiap lagi galau pasti ada aja lagu yang bikin nyesek hati? Ngena banget ke hati?

Padahal lagu doang, kan, ya?

Omong-omong lagu, Aiden jadi inget sama lagu buatan mereka dulu.

Sebenarnya semuanya sudah siap, tinggal recording dan lagunya jadi. Tapi ya itulah, takdir nggak ada yang tahu.

Termasuk, omongan orang pun gaada yang tahu bener atau nggak. Diingkari, atau, ditepati.

Ya, kayaknya Aiden udah kena ingkar berapa kali? Hum? Banyak?

Banyak janji-janji yang dibuat tapi, semua janji itu hanya ingkar. Lantas, untuk apa semua janji-janji itu dibuat jika tujuannya hanya untuk diingkari?

Huh, Aiden jadi nggak mood sekarang. Pikirannya seakan kacau memikirkan mereka yang entah ada di mana.

Jadilah Aiden menyimpan gitarnya, mulai beranjak dari duduknya untuk mengambil minum di dapur.

Kaki-kakinya melangkah menuju dapur, meneguk segelas air putih di sana. Setelah selesai, Aiden segera melangkah lagi ke kamarnya, namun niatnya itu ia kan karna melihat handphone sang Papa berdering tiada hentinya.

Aiden celingak celinguk, mencari di mana keberadaan Papanya. Namun ia sama sekali tak menemukannya, jadi Aiden membuka isi pesannya.

Aiden membelakak seketika, tangannya menutup mulutnya.

Wow, fakta apa yang baru ia dapat, huh?

Kejutan apakah ini?

Son 👦 [6]
Pulang sebentar aja bisa nggak?

Wow! Apa ini? Apa yang baru saja ia lihat tadi?

Apa-apaan?

Son? Anak? Maksudnya?

Aiden mengernyit heran, karna penasaran akhirnya Aiden mulai nekat membuka isi pesannya. Baru saja memencet isi pesannya, langsung disuguhkan dengan password.

"Ck, di password segala," katanya kesal. Lantas menaruh handphonenya di tempat asalnya dan bergegas menuju kamarnya.

Di kamar Aiden berfikir keras, apa maksudnya? Apa maksud isi pesannya?

Tunggu,

"Sejak kapan Papa pakein password di hapenya?" ujarnya heran. Pasalnya sang Papa biasanya akan membiarkan handphonenya polos tanpa password, tapi, kenapa hari ini menggunakan password?

Bahkan Aiden sangat hafal kalau Papanya itu tipikal orang pelupa, mana mungkin ia akan ingat password handphonenya sendiri, dulu saat baru beli dan menggunakan password supaya aman pun yang terjadi malah Papanya itu tak bisa membuka handphonenya sendiri, lupa kata sandinya.

iii. Nefelibata - UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang