"A-apa kau gila? A-aku tidak ma-mau melakukan itu!" Gadis bersurai indigo itu menolak rencana gadis berambut merah muda sahabatnya.
"Ayolah Hinata~" gadis berambut merah muda tersebut tersenyum menjijikkan yang membuat Hinata, gadis bersurai indigo itu bergidik.
Hinata menunduk. "Hh.., baiklah. Demi sahabatku" ia menyunggingkan senyumnya.
***
BRUUUGH! Lagi, Hinata menabrak orang di hadapannya. Bedanya, kali ini ia sengaja menabraknya. Ia mengeluarkan sapu tangannya dan diusapkan ke dahi orang yang ditabraknya.
"Ma.. maaf"
"Ah, kau kan cewek yang tadi pagi menabrakku. Kau hobi menabrak orang, ya" Naruto, lelaki yang tadi pagi ditabraknya tersenyum tanpa dosa.
"Ma... MAAF!!" Hinata menunduk malu. Ia harus mati-matian menahan malu demi rencana bodoh sahabatnya.
"Ahaha..., kau lucu juga, tebayo" Naruto tertawa melihat Hinata. "Suatu kebetulan, aku berjalan lewat sini ingin menemuimu"
Semburat merah menjalar dan membuat wajah Hinata memerah sepenuhnya. "Ke... kenapa?"
"Karena, kau menarik" Naruto menatap Hinata dalam-dalam.
Hinata hampir pingsan karena tatapan si empunya kumis tiga helai itu. Kami-sama, apakah ini semacam pernyataan cinta? Aku bersyukur Naruto-kun mencintaiku! Batin Hinata.
"Kau lucu, sih! Rasanya aku ingin menjadikanmu adikku!" Naruto memeluk Hinata dengan gemas.
"E-eh? Adik?" Sejenak Hinata terpaku. Ia merasa terlalu GR untuk bisa mendapatkan lelaki berambut jingkrak itu.
"Iyaaa! Kau lucu sekali sampai-sampai rasanya aku ingin memakanmu! Pipimu seperti bakpao!" Naruto mencubit pipi Hinata dengan gemas. Hinata yang terpaku masih belum memberikan respon. "Kau kelas 2-1 kan? Nah, aku kelas 3-4. Aku Uzumaki Naruto"
"Hyu... Hyuga Hinata"
"Hinata, ya? Ini nomor teleponku. Berapa nomor teleponmu?" Naruto memberikan kartu namanya.
Hinata segera mendiktekan digit nomor teleponnya.
Sukses besar! Tidak kusangka semudah ini! Tapi..., dia menganggapku adik? Tak apalah. Setidaknya aku bisa dekat dengannya. Agak kecewa, sih.
***
Hinata's POV
Angin di danau belakang sekolah ini sangat menyejukkan. Aku selalu merasa tenang disini. Sampai saat ini, tempat ini adalah persembuanyianku. Bangku yang kududuki berada di sebelah pohon yang besar. Entahlah, tidak ada yang mau duduk disini. Mungkin karena takut tertimpa pohon? Ah, sudahlah.
"Hyuga Hinata, ya?" Seseorang dengan seenaknya duduk di sampingku.
"Iya. Umm..., Sasuke Uchiha?" Tebakku.
"Kau tahu juga, ya namaku"
Siapa yang tidak tahu? Lelaki disekolah yang sangat dingin kepada wanita sampai dijuluki 'Sasuke The Ice Man' bukan 'Sasuke The Snow Man'.
"Hei, kau sekelas dengan Haruno Sakura, ya?"
Aku menatapnya geli. "Apa kau menyukainya, Uchiha-senpai?"
"Ah, tidak mungkin. Sudah berapa kali dia menembakku? Sudah lebih dari lima kali dan aku selalu menolaknya. Aku masih berpikir kenapa dia memilihku. Padahal saat pertama kali masuk KHS dia langsung ditembak oleh banyak anak. Primadona, ya" Uchiha terlihat seperti berbicara sendiri. "Oh, ya. Jangan memanggilku Uchiha-senpai, Sasuke saja. Aku jadi terkesan sangat tua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi To Onaji Mirai Wo (masa depan bersama dirimu)
FanfictionBolehkah aku disisimu? Meski kau menganggapku begitu, tapi, bolehkah aku mencintaimu? Meski kau mencintai sahabatku, bolehkah aku mencintaimu? Aku tahu kau tidak memandangku sedikit pun, Naruto-kun Hyuuga Hinata