Surai indigo itu menari-nari di udara, mengikuti tubuh gadis kecil itu. Ya, gadis itu, yang wajah sedih biasanya terlihat di wajahnya. Namun hari ini berbeda.
Gadis rapuh itu berlari mengejar kupu-kupu di taman desa. Ia berpikir, apa yang membuat gadis itu sebegitu tertariknya mengejar kupu-kupu itu?
Uchiha kecil itu hanya bisa melihat dari kejauhan. Dengan wajah manisnya yang disembunyikan oleh buku yang dibawanya, ia memperhatikan gadis dari keluarga terpandang itu.
Mana sepupunya?
Oh, Sasuke memang sudah terlalu sering melihat gadis itu. Dia tahu gadis itu suka sekali dengan bunga, dia tahu gadis itu memiliki satu adik perempuan, dia tahu gadis itu biasanya bersama sepupunya, dia tahu makanan kesukaannya, dia tahu hampir semuanya.
Yang ia tak tahu adalah namanya.
Oh, Uchiha kecil ini memang sangat ingin mengetahui namanya. Ia hanya taahu nama belakangnya, 'Hyuga'.
Terkadang, Sasuke ingin menghampirinya dan sekedar bertanya namanya. Atau mungkin mengajaknya membeli es krim? Ya, ia ingin, namun ia tak mampu menahan rasa malu.
Apa yang kau pikirkan?
Sasuke menutup bukunya. Ini sudah sore, waktu baginya untuk pulang sebelum ibunya memarahinya. Namun ada satu hal yang mengganjal pikirannya.
Kenapa ia tidak pulang?
Dengan gelengan kepala untuk menyingkirkan rasa penasarannya, ia beranjak pergi.
Namun sepertinya takdir mendatanginya.
"Awas!"
Teriakan itu tak cukup cepat untuk membuat Uchiha itu menyadari apa yang terjadi. Ia melihat kearah suara itu datang. Dan seperti dunia yang melambat, ia bisa melihat gadis indigo itu berada di depan wajahnya. Rambutnya melayang-layang terterpa angin. Tak lupa wajah itu, wajah khawatirnya.
Kemudian, apa yang Sasuke rasakan adalah rasa sakit di punggungnya, juga tulang ekornya. Sejenak ia berpikir apa yang barusan terjadi. Ketika ia merasa ada massa yang berat menekan tubuhnya, ia baru menyadari kalau ia ditabrak, oleh gadis tadi, yang kini menindihnya.
"Ah, maaf!" gadis itu segera berdiri. Dengan tangan yang terulur kepada Sasuke, ia bertanya "Kau tak apa?"
Tak mampu berkata apa pun, Sasuke hanya menatap matanya. Mata tanpa pupil itu. Mengerikan? Tidak, ia sama sekali tak berpikir begitu. Sasuke menganggap mata itu indah.
"Halo?" gadis itu melambaikan tangannya, mencoba menyadarkannya. Ketika Sasuke sadar, gadis itu tersenyum. "Maafkan aku yang menabrakmu. Aku hanya mengejar kupu-kupu dan kemudian tak sengaja menabrakmu,"
Aneh baginya. Kenapa tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya? Mengapa ia mendadak bisu? Ia tak tahu. Yang ia tahu adalah,
gadis itu cinta pertamanya.
***
Gadis itu terduduk di bangu pinggir danau di belakang sekolah. Rambut halusnya berkibar. Rambut itu begitu halus hingga menyaingi bintang iklan shampoo terkemuka.
Sepasang mata onyx memperhatikannya dari kejauhan. Mata onyx yang sama dari hari itu. Ia tak dapat melepaskan pandangannya dari gadis itu. Gadis itu adalah alasan kenapa Uchiha muda ini acap kali menolak pernyataan cinta gadis-gadis lain.
Hanya dia.
"Sasuke!"
Bola basket melesat kedalam ring dengan mulusnya, melewati penjagaan lawan. Skor dua untuk telah didapatkan.
Terdengar gemuruh para lelaki yang sengan merayakan poin pertama permainan ini. Kemudian disusul suara kecewa dari tim lain.
Sebuah tepukan dibahunya membuatnya tersadar dari pandangan tak hentinya pada gadis itu. Lelaki berambut biru gelap itu menatap wajah temannya.
"Fokuslah, kawan! Kita sudah kehilangan dua poin!" lelaki pecinta anjing tersebut menyatakan angka dua dengan kedua jarinya di depan wajah Sasuke.
Sasuke menyingkirkan tangan itu dari wajahnya. "Maaf, aku hanya kelelahan. Kau tahu? Pertemuan keluarga?"
Lelaki itu tertawa kemudian menepuk pundaknya sekali lagi. "Yah, yah, aku tahu. Dasar Uchiha. Istirahatlah kalau kau mau,"
Sesaat setelah Sasuke meninggalkan lapangan, gemuruh suara kecewa dari para gadis yang datang hanya untuk melihat Uchiha tampan ini bisa terdengar.
Sasuke terduduk di pinggir lapangan dengan sebuah botol air mineral di tangannya. Selagi ia minum, ia tak dapat berhenti memperhatikan gadis tadi.
Gadis yang sama dengan yang beberapa tahun lalu.
Rambut yang sama dengan beberapa tahun yang lalu.
Mata yang sama pula dari beberapa tahun yang lalu.
Bedanya, kini Uchiha muda ini tahu namanya dari teman brengseknya yang baru pulang dari pelatihan setelah bertahun-tahun. Dan kini ia memiliki keberanian untuk sekedar berbicara dengannya.
"Hyuga Hinata, ya?"
.
.
.
.Tiba" dapet ide tentang masa lalunya Sasuke. Udah lama banget nggak update buku ini. Kangen juga jadinya lol
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi To Onaji Mirai Wo (masa depan bersama dirimu)
FanfictionBolehkah aku disisimu? Meski kau menganggapku begitu, tapi, bolehkah aku mencintaimu? Meski kau mencintai sahabatku, bolehkah aku mencintaimu? Aku tahu kau tidak memandangku sedikit pun, Naruto-kun Hyuuga Hinata