Alasan Ketakutan

582 45 15
                                    


"Hai Audrey."

"Hai juga."

"Pagi Drey."

"Pagi juga."

"Audrey makin cantik aja."

"Bisa aja Lo."

"Itu siapa Drey?"

"Narasya."

"Kantin bareng yuk Drey."

"Duluan aja."

"Hai cantik."

"Hai ganteng."

"Siapamu Drey?"

"Sahabat gue."

Audrey menjawab sapaan setiap orang yang menyapanya. Audrey memang ramah, tak heran dia memiliki banyak teman. Narasya hanya diam mengikuti Audrey menuju kantin.

Audrey tersenyum sepanjang jalan, tanganya terus saja menggengam tangan Narasya, seperti seorang ibu yang tidak ingin kehilangan anaknya. Sedikitpun tidak dia lepaskan genggaman itu sampai di kantin.

"Mau makan apa, Sya?" tanya Audrey ketika sudah mendapatkan tempat duduk.

"Es krim?" Narasya memiringkan kepalanya.

"Kok es krim sih? Kan Lo belum makan, gak boleh es krim, yang lain ya?" Audrey menolak permintaan Narasya.

"Kalau udah makan, boleh makan es krim? tanya Narasya dengan polosnya. "Aku pengen es krim, Udrey, udah lama gak makan itu," lanjut Narasya.

"Tapi Lo baru aja sembuh, masa udah minta itu. Lagian Lo baru lima hari gak makan es krim, lama lagi Lo bilang?" Audrey tidak habis pikir dengan jalan pikir sahabatnya ini.

"Yaudah deh, gausah beli es krim, aku mau nasi goreng aja." Narasya menuruti perkataan Audrey. Audrey menghela nafas, dia tidak tega untuk menolak permintaan itu.

"Kasihan Drey, kasih aja, tapi jangan banyak-banyak." Adinda tiba-tiba sudah duduk di dekat mereka, entah kapan dia datang, sudah seperti hantu saja.

"Monyet Lo! Tiba-tiba dateng, kayak jelangkung aja." Audrey sedikit terkejut, lalu tatapannya kembali pada Narasya. "Yaudah, mau es krim apa?" tanya Audrey.

"Mau coklat," jawab Narasya cepat.

Setelah itu Audrey pun pergi ke stand makanan untuk memesan makanan dirinya dan Narasya. Sementara Adinda mulai melahap makanan yang sudah dia pesan tadi.

"Sya, Lo tau gak? Tadi ada cowok nanyain Lo, namanya Bara," ucap Adinda pada Narasya. "Aciee, ada cowok suka sama Lo tuh, ganteng lagi," lanjut Adinda, Narasya tidak peduli.

"Masih gantengan Ayah aku," celetuk Narasya.

"Pffttt, uhuk-uhuk." Mendengar itu, Adinda rasanya ingin tertawa sampai tersedak. "Hahaha, Lo bener-bener polos ya, Sya." Adinda tertawa sambil menepuk-nepuk pundak Narasya.

Tak lama Audrey datang membawa nampan berisi makanan dan minuman dirinya dan Narasya, serta ice cream Narasya. Ice cream yang tersedia hanya setengah cup, dia tidak mau Narasya kembali sakit hanya karena ice cream.

Bunda Narasya sudah mempercayakan kesehatan Narasya pada Audrey, bahkan uang saku Narasya di titipkan kepada Audrey. Jadi kalau Narasya ingin sesuatu, tinggal minta kepada Audrey.

"Kenapa?" tanya Audrey yang sudah duduk di tempatnya.

"Tadikan gue bilang ada cowok ganteng nanyain Rasya, terus Rasya bilang masih gantengan Ayahnya. Ada-ada aja emang sahabat Lo, padahal dia belum liat cowoknya kayak apa," jelas Adinda.

"Memangnya siapa yang nanyain?" tanya Audrey lalu memulai melahap makanannya.

"Namanya Bara, kalau gak salah anak TBSM," ungkap Adinda.

Audrey sontak menatap Adinda, lalu menelan makanannya terlebih dahulu. "Jangan biarin tuh cowok deket sama Rasya, dia playboy," ucap Audrey melarang.

"Untung aja gak gue kasih tau."

"Lagian mau seganteng apapun cowok yang Lo kenalin ke Rasya, Rasya gak bakal tertarik, yang ada malah kabur, apalagi yang modelan Bara." Audrey melanjutkan acara makannya.

"Benar juga, modelan Narasya mana mungkin mau dideketin cowo."

Sementara Narasya yang sedang dibicarakan, malah asik menikmati ice cream-nya. Tidak peduli keadaan sekitar, Narasya hanya peduli pada makanannya sendiri.

Tiba-tiba saja Arta dkk datang ke kantin dan disambut dengan teriakan penghuni kantin. Bagaikan pangeran dan putri dari negri dongeng, begitulah kira-kira aura Arta dan teman-temannya saat ini. Visual yang sangat menawan, orang lain tidak menemukan sedikit keburukan di wajah mereka. Bagaikan suasana di dunia fiksi, begitulah keadaan SMK Trisatya saat ini.

Berharap salah satu dari Arta DKK mau duduk diantara salah satu dari mereka, tapi nyatanya Arta DKK malah berjalan menuju tempat duduk Audrey, Adinda, dan Narasya. Adinda yang kegirangan, Audrey yang menatap tidak suka, sedangkan Narasya sudah mulai ketakutan kembali.

Arta DKK duduk di meja Audrey, Adinda dan Narasya, lebih tepatnya mereka duduk di dekat Narasya. Entah disengaja ataupun tidak, yang pastinya mereka sangat dekat dengan Narasya.

Lebih tepatnya Arta duduk di samping kiri Narasya, Izzy duduk di depan Narasya, lalu tiga lainnya duduk di tempat yang masih kosong. Darah Narasya terasa berdesir, dia langsung mendekatkan dirinya pada Audrey.

"Kita gabung ya," ucap Rulan singkat.

"Itu pertanyaan apa memberitahu?" ucap Audrey sinis.

"Lebih tepatnya memberitahu," jawab Rulan.

Arta DKK tidak memesan makanan, mereka hanya duduk dan memainkan ponsel, jadi buat apa mereka berada di kantin? Karena kedatangan mereka, Narasya tidak ingin melanjutkan makannya.

"Udrey, ayo ke kelas." Narasya menarik ujung lengan seragam Audrey.

"Yaudah Ayo." Audrey yang peka pun hanya menuruti kemauan Narasya. Dia berdiri lalu hendak menarik tangan Narasya untuk pergi.

Tiba-tiba saja Arta menarik tangan Narasya sehingga membuat Narasya kembali duduk. Arta menatap dalam Narasya. "Lo menghindar dari kami," ucap Arta.

"Lo takut sama kita?" tanya Izzy juga yang duduk di depan Narasya.

"Lo apa-apaan sih! Dia gak suka Lo sentuh-sentuh." Audrey menyentak tangan Arta sampai genggaman itu terlepas, Narasya langsung berdiri di belakang Audrey.

"Disaat orang lain pengen kita dekatin, Lo malah menghindar kayak gini." Myesha berbicara, dia menatap Narasya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Kenapa? Lo takut kalau fans kita marah karena kita deketin Lo?" ucap Ivy juga, dia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Dari awal Lo nabrak gue, udah jelas Lo takut sama gue, padahal gue gak ngapa-ngapain. Lo kenal sama gue?" tanya Rulan dengan raut wajah datar menatap Narasya, sementara Narasya tidak berani mengangkat kepalanya.

"Lo kenal sama temen gue yang lain?" tanya Rulan lagi.

"Ke-kenal," jawab Narasya pelan.

"Lo kenal mereka? Gimana caranya? Lo aja gak pernah buka TV, dan juga Lo jarang buka sosmed Lo, gimana caranya Lo kenal mereka?" Adinda menyampaikan berbagai rentetan kebingungannya.

Narasya terdiam, dia tidak bisa menjawab apa-apa dan hanya menggeleng. "Gak, aku gak kenal," ucap Narasya berbohong.

"Lah, tadi Lo bilang kenal?" tanya Adinda bingung.

"Kalo gak kenal, kenapa Lo bisa takut sama kita? Apa wajah kita semenyeramkan itu?" Izzy menunjuk wajahnya sendiri. "Hei, kita bukan monster," lanjut Izzy.

"Sudahlah, dia hanya takut karena kalian punya banyak fans. Hal itu tidak perlu diperpanjang, kami pergi." Audrey sudah malah mendengar pertanyaan-pertanyaan lainnya, akhirnya menarik Narasya untuk keluar dari kantin.

Memang benar, gara-gara hal itu banyak yang menatap iri kepada Narasya. Kenapa anak itu yang Arta DKK dekati, bukannya mereka? Memang ya, terkadang non fans lebih beruntung.

"Hei, alasan macam apa itu."

Bersambung....

Narasya And Her Friends | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang