"LIO ARTA ADDISON SUDAH MEMPUNYAI CALON TUNANGAN YAITU LAURA ANASTASIA"."CALON TUNANGAN ARTA TERNYATA MODEL TERKENAL".
"MENGEJUTKAN, TERNYATA LIO ARTA ADDISON SUDAH MEMILIKI CALON YANG SANGAT CANTIK".
Rasanya kepala Arta mendidih membaca berita yang sedang booming hanya dalam waktu beberapa jam. Arta meremat kuat ponselnya, lalu melemparkannya ke lantai.
Prak.
Keempat teman Arta yang lain terkejut, saat ini mereka sedang berada di ruang ganti untuk pemotretan sebuah majalah terkenal. Mereka yakin Arta marah karena berita yang berseliweran mengenai dirinya saat ini.
"Sialan!" Arta mengumpat dan berusaha menetralkan emosinya yang meluap-luap. Tidak peduli kalaupun ponsel itu rusak karena dilempar tadi, lagian dia bisa beli lagi.
"Kenapa mereka selalu berbuat seenaknya, mengumumkan hal ini tanpa persetujuan gue," ucap Arta dengan nafas memburu, dia mengacak-ngacak rambutnya.
"Udahlah Ar, Lo gak perlu semarah ini. Terima aja kali, mungkin Laura memang takdir Lo," ucap Izzy mendekati Arta. "Lagian nih ya, Laura itu cantik, dia juga belum kena skandal apapun, udah cocok lah jadi pasangan Lo," lanjut Izzy.
"Bener tuh, kalo diliat-liat kalian berdua cocok kok," timpal Myesha.
"Tapi gue gak suka dia, mereka seenaknya aja main jodoh-jodohin. Lagian zaman sekarang masih ada aja begituan, gue kan bisa nyari pasangan sendiri," ucap Arta dengan nada tidak suka.
"Jujur sih, kesel pasti kalo dijodoh-jodohin gitu. Belum tentu kitanya mau sama orang yang akan dijodohkan," ucap Rulan berada di pihak Arta.
"Gue gak tau dia gimana, cuman sebatas tau nama. Gue gak tau dia gimana orangnya, masa gue nerima dia jadi pasangan gue?" ucap Arta ketus.
Pletak.
Ivy menyentil dahi Arta, kalo media tau pasti bisa heboh, seorang Ivy berani menyentil dahi Arta yang mempunyai fans dimana-mana. Ivy menatap Arta dengan tatapan menghina.
"Ya kenalan lah bego! Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta!" ucap Ivy pada Arta.
Arta menatap Ivy datar, dia mengusap dahinya yang disentil Ivy. "Diem Lo pendek!" ejek Arta.
Ivy melebarkan matanya mendengar ucapan Arta. "Gue gak pendek ya! Lo-nya aja yang ketinggian!" ucap Ivy tidak terima dengan ucapan Arta.
"Pendek ya pendek aja." Arta tersenyum mengejek ke arah Ivy.
"Lo-"
Ceklek.
Ucapan Ivy terhenti karena manajer mereka masing-masing masuk ke ruangan. Arta DKK langsung mengubah ekspresi dengan santai, mereka disuruh menuju ke tempat pemotretan.
.
.
.Seluruh warga sekolah SMK Trisatya mengalihkan pandangan mereka pada gadis yang sangat cantik dengan bentuk tubuh yang sempurna, dia berjalan anggun di koridor sekolah. Mereka menganga tak percaya, melihat siapa yang berada di sekolah mereka saat ini, dengan menggunakan seragam SMK Trisatya.
Seluruh perhatian seakan tertuju pada gadis itu, yang tak lain adalah Laura Anastasia. Gadis yang menjadi idaman banyak laki-laki, hanya dengan sekali menatap mata itu, sudah membuat orang jatuh cinta.
Laura Anastasia, seorang model papan atas yang dikenal banyak orang. Siapapun mengenal dirinya karena sering sekali muncul di acara-acara lokal dan luar negri, gadis yang dapat menyita seluruh perhatian publik, seperti sekarang.
Laura menggemparkan seluruh murid SMK Trisatya karena kedatangannya yang tiba-tiba menjadi salah satu murid sekolah itu. Tidak ada angin tidak ada hujan, dia datang bagaikan putri raja dan membuat terkejut semua orang. Laura yang selama ini hanya bersekolah secara homeschooling tiba-tiba bersekolah normal, terlebih lagi masuk SMK.
Warga sekolah saat ini berpikir, mungkin saja Laura ingin satu sekolah dengan calon tunangannya, tapi mereka waktu itu tidak berpikir sampai ke sana. Siapa sangka dia memilih bersekolah normal karena calon tunangannya juga bersekolah normal. Ya, saat ini Laura adalah pemeran utamanya. Mungkin setelah ini akan banyak artikel mengenai dirinya, dan akan viral dalam beberapa hari kedepan.
Mari tinggalkan terlebih dahulu sang pemeran utama saat ini, mari beralih ke pemeran utama yang sebenarnya. Saat ini Narasya sedang duduk bersama sahabatnya di hadapan kelima orang yang punya fans jutaan di berbagai penjuru Indonesia.
Narasya masih memandang mereka dengan tatapan ketakutan, Audrey yang berada di samping Narasya berusaha menenangkan gadis itu. Kalau tidak ada Audrey, mungkin Narasya sudah pingsan di tempat.
"Hei, gak papa, mereka baik kok," ucap Audrey lembut. "Ayo ngomong, kasihan loh, mereka udah nunggu dari tadi," lanjut Audrey.
Teman sekelas Narasya iri kepada Narasya, karena mempunyai sahabat yang sangat peduli pada Narasya. Begitu juga dengan Arta DKK yang menunggu jawaban Narasya.
Narasya meneguk salivanya. "A-aku maafin kok, a-aku maafin kalian." Narasya berucap dengan suara terbata-bata.
"Coba ulangi, bilang apa tadi?" ucap Audrey.
"Issh, Udrey~~" Narasya menatap Audrey memelas. Tidak tahukah sahabatnya itu? Kalau dirinya sudah mau pingsan saja, saking takutnya.
"Ulangi Rasya, Lo ngomongnya lebih jelas dikit." Audrey menatap datar Narasya, Narasya pun menganggukkan kepalanya.
"A-aku maafin Arta, Zy, Yesha, Ivy dan Ulan. Ka-kalo udah dimaafin, ja-jangan bully aku lagi, sakit." Narasya berbicara sedikit lebih keras walaupun masih terbata-bata.
Audrey terkekeh kecil, lalu dia menatap Arta DKK. "Udah denger kan? Sekarang Lo pada pergi sana, kasihan dia udah keringet dingin," ucap Audrey pada mereka.
"Dan buat kalian semua." Audrey menatap semua teman sekelasnya. "Apapun yang kalian dengar tadi, jangan sampai bocor ke publik, paham?" Ekspresi Audrey langsung berubah datar, mereka semua mengangguk karena takut dengan tatapan Audrey yang begitu menusuk.
Sekarang anak kelas sebelas TKJ dua sudah tau permasalahan apa yang terjadi antara Narasya dan Arta DKK. Mereka yang mendengarnya sedikit terkejut karena menyangka dulunya Arta DKK adalah seorang pembully dan hampir merenggut nyawa seseorang yang tak lain adalah Narasya.
Mereka merasa kasihan dengan Narasya, gadis polos itu ternyata dulunya adalah korban bully. Beberapa dari mereka jadi kurang menyukai Arta DKK, dan sebagian lainnya menganggap itu hanya masa lalu dan Arta DKK pasti sudah berubah. Sudahlah, cukup anak kelas sebelas TKJ dua saja yang tau betapa jahatnya Arta DKK dulu.
"Ulan?" Rulan menaikkan sebelah alisnya menatap Narasya maksud meminta penjelasan.
"Iya, itukan nama kamu," ucap Narasya polos. "Ka-kamu gak suka aku panggil Ulan?" tanya Narasya takut takut.
Rulan Tersenyum tipis. "Enggak, gue suka. Panggil gue dengan nama itu," ucap Rulan masih dengan nada datar.
"Dia Lo panggil Ulan, kenapa gue tetep Arta?" tanya Arta pada Narasya yang tidak terima dengan nama panggilannya.
"Aku panggil Ata mau?" Narasya menatap polos Arta, dan Arta memalingkan wajahnya karena itu terlihat sangat menggemaskan.
"Jelek banget Ata, panggil gue Lio," ucap Arta.
Audrey menatap malas mereka berlima. "Udahlah, kok malah minta nama panggilan, cabut sana," usir Audrey. Akhirnya Arta DKK pun duduk di tempatnya masing-masing, Narasya merasa lega.
"Makasih Udrey."
Di luar memang Laura menjadi pemeran utamanya, tapi di kelas ini Narasya lah yang menjadi pemeran utamanya.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Narasya And Her Friends | End
FanficSudah tamat. Cover by me. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Rulan, Myesha, Ivy, Izzy, dan Arta adalah aktris dan aktor terkenal yang sering dibicarakan beberapa tahun ini, fans mereka ada di mana-mana, bahkan ke negara-negara lain. Audrey adalah siswi po...