Kelinci Kecil

315 37 2
                                    


Narasya benar-benar menghindari Audrey, dia bahkan berangkat lebih cepat tanpa memberitahu ibunya. Itu Narasya lakukan agar dia tidak bertemu Audrey, karena Audrey pasti menjemputnya pagi-pagi. Sialnya Narasya lupa, kalau dia tidak punya uang, alhasil Narasya pergi ke sekolah dengan berjalan kaki.

Di sinilah Narasya berdiri, di depan ketua OSIS yang sedang menghukum murid-murid yang telat. Lebih sialnya lagi, ketua OSIS itu ternyata adalah Giovan, laki-laki yang semalam juga ikut membully Narasya. Tanpa disangka Narasya ternyata laki-laki itu adalah ketua OSIS.

Giovan tersenyum miring menatap Narasya yang sedang berdiri di depannya. Giovan mendekatkan wajahnya ke arah Narasya. "Jadi pacar gue, Lo selamat dari hukuman," bisik laki-laki itu.

Narasya terkejut mendengar bisikan itu, dia sontak menggelengkan kepalanya. "Nggak mau," ucap Narasya pelan.

"Oke kalau itu yang Lo mau, hukuman Lo lari keliling lapangan basket, dua puluh putaran," ucap Giovan dengan tersenyum puas.

Di samping Narasya kebetulan teman sekelas Narasya juga ikut dihukum, laki-laki itu menatap Giovan terkejut. "Bang, dua puluh putaran gak keterlaluan? Kami aja cuman sepuluh putaran," ucap laki-laki itu dan menatap kasihan Narasya.

"Khusus buat dia dua puluh putaran," ucap Giovan santai.

Teman sekelas Narasya menggeleng tidak percaya. "Udah Bang, biar gue aja gantiin hukuman dia, biar dia yang sepuluh putaran, gue yang dua puluh putaran," ucap laki-laki itu menawarkan diri.

Giovan menggelengkan kepalanya, dia menatap tajam laki-laki itu. "Gak bisa, dia harus menyelesaikan hukumannya. Dan kalian, cepat mulai berlari," perintah Giovan.

Teman sekelas Narasya itu menatap Narasya iba, begitu juga dengan yang lain. Laki-laki itu mengelus lembut puncak kepala Narasya. "Semangat," ucapnya.

Mereka yang dihukum mulai menjalankan hukuman mereka, begitu juga dengan Narasya. Mereka mulai berlari mengitari lapangan, keringat mulai bercucuran karena mereka merasa lelah.

Yang lain sudah menyelesaikan hukuman mereka, tapi Narasya belum, masih tersisa sepuluh putaran lagi. Tapi di putaran yang ke lima belas, Narasya mulai merasa pusing, ditambah dirinya tidak sempat sarapan.

"Bang, kasihan Bang, udah dong." Teman laki-laki Narasya berusaha membujuk Giovan agar menyudahi hukumannya, tapi tidak digubris oleh Giovan sama sekali.

Di putaran yang keenam belas, Narasya tiba-tiba jatuh ke lapangan, dia pingsan. Teman laki-laki Narasya itu tanpa berpikir dua kali, langsung menggendong Narasya. Dia menatap tidak suka ke arah Giovan.

"Keterlaluan Lo Bang," ucapnya lalu pergi membawa Narasya ke UKS.

Begitu juga dengan yang lain, mereka juga menatap Giovan dengan tatapan tidak suka. Mereka kecewa dengan sikap sang ketua OSIS.
.
.
.

Waktu istirahat sudah tiba, ketika Audrey ingin pergi ke kantin, seorang laki-laki masuk kelas dengan tergesa-gesa. Laki-laki mendekati Audrey.

"Drey," panggil laki-laki itu.

"Apa?" tanya Audrey.

"Rasya Drey, tadi dia pingsan karena telat ke sekolah, terus dihukum lari dua puluh putaran lapangan basket. Kebetulan gue juga dihukum," jelas cowok itu. "Dia juga belum sarapan, mangkanya pingsan," lanjut laki-laki itu.

"Apa?" Adinda terkejut mendengar ucapan laki-laki itu. "Gue kira dia gak sekolah, si Audrey juga anteng-anteng aja," ucap Adinda.

"Lo tau? Kami dihukum lari sepuluh putaran, tapi Rasya dihukum dua puluh putaran, gila kali tuh ketos!" ucap laki-laki itu kesal.

Narasya And Her Friends | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang