03. Mencintai Hingga Kepayahan

608 37 1
                                    

Hallo! Jangan Lupa Vote dan Comment, ya :)

_________

~𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚊 𝙶𝚞𝚛𝚞 𝙳𝚊𝚗 𝙼𝚞𝚛𝚒𝚍~
~•°•°•~





"Pulang langsung, Jo? Gak mau ikut nongki dulu ke Starbucks depan?" Tanya Melda, salah satu teman kelasnya, kala mereka bertemu di parkiran sekolah.

Jovita menunda memasang Helmnya dan menolehkan kepalanya, menatap sosok Melda dan beberapa teman kelas lainnya yang menghampirinya.

"Ikutlah, Jo! Lama nih kita gak maen bareng semenjak semester 2 kelas 11 kemarin," Celetuk teman kelasnya yang lain, Laura.

Jovi mengulas senyum tipis, "Maaf, ya. Gue bukannya gak mau main lagi sama kalian. Tapi gue emang punya kesibukan lain sekarang di rumah,"

"Sibuk apa, tuh?" Tanya Willy. Kepo seperti biasanya.

"Ada dehh..," Balas Jovi, dengan kerlingan mata nakal yang menyertai.

Willy mendengus, "Dihh..,mainnya rahasia-rahasiaan. Gak asik lo, ah!" Katanya dengan kesal, yang membuat Jovi terkekeh ringan.

Seorang Jovita yang terkenal tenang, datar, cuek, dan dingin, memang akan lebih ramah ketika berhadapan dengan perempuan. Apalagi jika itu adalah teman-temannya.

"Yaudah kalau gitu. Kita duluan, ya! Lisa mau ceritain gebetannya katanya," Kata Melda kemudian, yang membuatnya terkena sikutan tajam di pinggang oleh oknum bernama Lisa.

"Sakit, Lis!"

"Mulut lo, ember!" Lisa membalas dengan kesal.

"Oke, deh. Jangan pulang kesorean kalian!" Jovita berpesan, yang mendapatkan anggukan dari ke-empat teman perempuannya itu.

"Tenang aja, Jo! Bentaran doang, kok," Sahut Laura, yang mendapatkan acungan jempol dari Jovita.

Usai berpamitan, ke-empat teman kelasnya itu pun pergi meninggalkan Jovita. Tak lupa memberikan lambaian pada si perempuan tomboy, yang juga dibalas lambaian singkat oleh Jovita.

Selepas kepergian ke-4 teman kelasnya itu, Jovita kemudian melanjutkan memasang Helmnya dan mengunci kaitannya dengan rapat. Lalu setelah helmnya dipastikan melindungi kepalanya dengan aman, Jovita kemudian menunggangi motor Sport berwarna hitam metaliknya itu.

Namanya Malika. Motor besar hitam perkasa yang ia rawat dengan sepenuh hati, seperti anak sendiri. Motor kesayangan hadiah dari kakak tercintanya, begitu ia resmi mendapatkan SIM-nya 2 tahun yang lalu. Saksi bisu dari bagaimana ia dengan ganasnya membelah jalanan ketika berkendara.

Kunci ia putar, lalu gas motor ia tarik, dan suara khas membahana dari kenalpot motor hitamnya itu pun segera memenuhi kawasan parkiran sekolahnya. Membuat setiap orang yang berada disana dan kebetulan mendengarnya, segera menolehkan perhatian pada sumber suara kenalpot yang ganas itu.

Bruk.. 

 Tersentak samar, Jovita terkejut saat ia tiba-tiba saja merasakan beban berat yang menimpa jok belakang motornya tanpa aba-aba. Kemudian disusul dengan pelukan erat di pinggangnya.

Pernikahan Rahasia Guru Dan MuridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang