04. Eldo yang Tersakity

479 36 1
                                    

Hallo! Vote dan Commentnya biar aku makin semangat, ya :)

_________________

~𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚊 𝙶𝚞𝚛𝚞 𝙳𝚊𝚗 𝙼𝚞𝚛𝚒𝚍~
~•°•°•~






.

"Cieee..,  yang hari ini berangkat bareng,"

"Cie ciee.., piuwitt!!"

"Kemarin pulang bareng, hari ini berangkat bareng. Untung banyak si Eldo!"

"Mana pelukan lagi, aduhhh.., jadi  pengen punya yayang nih gue,"

Adalah lontaran kalimat yang pertama kali di dengar oleh Jovita dan Eldo, kala kedua orang itu baru saja memasuki kelas mereka yang berada di lantai 3.

Sepertinya, ada teman sekelas mereka yang telah melihat mereka berdua datang ke sekolah bersama, dengan Eldo yang berada di jok belakang motor kesayangan Jovita.

Dan seperti biasa, jika keduanya tertangkap pulang atau pergi ke sekolah bersama, atau bahkan tertangkap basah tengah berdekatan, teman-teman sekelas mereka pasti akan heboh sendiri.

"Gimana El, rasanya dibonceng Jo? Enak gak?" Goda salah satu teman kelasnya yang duduk di belakangnya, kala Eldo menghampiri bangkunya.

Eldo meringis samar mendengar pertanyaan temannya itu, "Enak apaan? Nantang maut yang ada! Si Jo udah kayak orang kesurupan bawa motornya. Rossi kalah deh keknya," Katanya dengan dramatis, membuat Jovita yang mendengarnya merotasi bola matanya malas. Sedangkan teman-temannya yang lain menanggapi dengan tawa.

"Iya, weh! Gue pernah sekali dibonceng Jo pas pulang sekolah karena gak ada yang jemput. Ngebut parah dia! Gue kalau gak pegangan erat-erat sama tasnya dia, pasti bakalan terbang sama angin," Willy menanggapi dengan lebih dramatis lagi.

"Iya, sama! Gue juga pernah dibonceng dia pas pulang bareng dari kerja kelompok. Udahlah pulangnya malem, jalannya gelap dan licin karena habis hujan, dia ngebut pula. Hampir copot jantung gue!" Lisa lekas menambahkan, yang membuat teman-teman sekelas lainnya meringis karena membayangkan betapa ngerinya Jovita dalam mengendarai kendaraan roda dua kesayangannya itu.

"Gitu, ya? Udah dianterin gak ada makasih-makasihnya kalian. Tau gitu gue telantarin aja," Celetuk Jovita, dengan ekspresi malas dan kesalnya yang menjadi satu.

Mendengarnya, Eldo, Willy, dan Lisa sama-sama melemparkan cengiran mereka.

Jovita mendengus samar, "Maaf deh kalau gue terlalu ngebut dan bikin kalian takut. Tapi Will, gue pas itu ngebut karena saat itu cuacanya mendung parah dan mau hujan. Karena gue tahu lo gak tahan kena dingin dan hujan, makanya gue ngebut biar lo cepet sampai rumah. Biar gak sakit kalau kena hujan. Lain kali kalau cuacanya baik-baik aja dan lo gue anterin pulang lagi, nanti gue bawa motornya lebih pelan lagi," Ujar Jovita setelahnya, yang membuat baik Willy dan teman-teman kelasnya yang lain tertegun di tempat.

"Lo juga, Lis. Maaf kalau bikin lo takut. Tapi seperti yang lo bilang, saat itu kita pulang kerja kelompoknya kemalaman. Udah itu pulangnya lewat jalan gelap dan sepi. Gue takutnya nanti ada begal atau preman yang ngadang, makanya gue ngebut biar cepet sampai jalan ramai. Terus, lo juga punya Magh, kan? Makanya gue ngebut biar cepet sampai rumah lo dan lo bisa cepet makan. Lain kali gue gak akan ngebut lagi kalau seandainya gue bonceng lo, kalau kondisinya lagi baik-baik aja," Jovita melanjutkan, yang semakin membuat semua orang tertegun.

Pernikahan Rahasia Guru Dan MuridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang