part 9

42 11 0
                                    

Youngjo tak mau sampai Hwanwoong merasa tak nyaman di dekatnya. Dia hanya bisa menahan diri dan menatap Hwanwoong dari kejauhan.

~~
Hwanwoong menyiapkan makanan di meja, dan menatanya dengan rapi. Sementara Youngjo baru saja selesai mandi dan rambutnya masih terlihat basah.

"Rambutmu masih basah."

"Biarkan saja."

"Sini ku bantu keringkan." Hwanwoong membantu Minho mengeringkan rambutnya dengan lembut. Youngjo melihat Hwanwoong tersenyum, dan Youngjo suka senyuman itu.

"Begini lebih baik."

"Terima kasih."

"Sama-sama, ayo makan."

Hwanwoong sudah tidur seja tadi, sementara Youngjo masih setia menatap wajah lelap Hwanwoong.
Bulu matanya yang lentik, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang lembab, dan pipinya yang berisi terlihat begitu menggemaskan.
Kenapa Youngjo baru menyadari jika Hwanwoong begitu cantik dan imut.

"Sepertinya aku mulai menyukaimu Hwanwoong, dan aku tak bisa menghentikan perasaanku padamu."

~~
Rutinitas Youngjo sekarang adalah mengantar Hwanwoong bekerja sebelum dia pergi ke kantor, dan jika bisa dia juga akan menjemput Hwanwoong pulang. Sebenarnya Hwanwoong sudah melarangnya untuk mengantar jemput dirinya, tapi Youngjo tetap ingin melakukannya.

"Oh ya Hwanwoong, lusa akan ada pertemuan dengan klien. Dan aku ingin membawa mereka kemari, apa kau mengizinkannya?"

"Tentu saja boleh, aku akan menyiapkan tempat dan makanan  untuk mereka."

"Baguslah, aku pergi dulu."

"Hati-hati."

"Wah, enak sekali ya. Setiap hari di antar jemput suami." Ucap Seoho.

"Itu baguskan, mereka bisa jadi lebih dekat." Ucap Jaemin.

Hwanwoong hanya tersenyum dan mulai berpikir. Bagaimana jika semakin hari dia dan Youngjo semakin dekat,  apa yang akan terjadi dengan sisa  waktu mereka nanti. Karena setelah 6 bulan berlalu, Youngjo mungkin akan kembali pada kekasihnya Seunghee dan jika saat itu tiba, Hwanwoong harus bisa merelakan mereka berpisah nantinya. Lalu, apa yang harus dia lakukan dengan perasaannya yang mulai tumbuh untuk Youngjo? Dia sadar tak seharusnya dirinya memiliki perasaan lebih untuk Youngjo, tapi dia tak bisa mencegah perasaan itu hadir di hatinya.

"Kenapa melamun?" Tanya Jaemin.

"Tidak ada, aku ke dapur duluan. Jika yang lain sudah datang, tolong minta berkumpul di dapur dulu. Ada yang ingin aku bicarakan."

"Iya, aku mengerti."

Dongju dan Jeno sudah datang, dan berkumpul di dapur.

" karena semua sudah berkumpul, aku ingin mengatakan sesuatu. Lusa Youngjo akan membawa kliennya ke cafe kita, jadi tolong cek bahan makanan dan minumannya. Kita harus pastikan semuanya masih segar dan cukup. Kita juga harus melayani mereka dengan baik. Jadi ayo bekerja sama, agar mereka puas dengan makanan dan pelayanan kita."

"Jangan khawatir, kami akan melakukan yang terbaik." Ucap Dongju.

"Kalau begitu ayo buka cafe dan kembali bekerja."

Besoknya, Hwanwoong dan yang lainnya sudah menyiapkan semuanya untuk klien Youngjo, tak lupa di pasang pengumuman jika cafe di tutup untuk umum malam ini. Dan tak lama Youngjo datang dengan sekitar 15 orang kliennya.

"Cafenya cukup nyaman, aku akan rekomendasikan tempat ini pada putriku. Dia pasti suka datang kemari." Ucap salah satu klien.

"Terima kasih tuan."

Jeno  dan Seoho menyajikan makanan pembuka untuk mereka dan selanjutnya makanan utama buatan Hwanwoong. Semua orang terlihat begitu menikmati makanan yang di sajikan. Terbukti dengan mereka yang tak berhenti menyuapkan setiap sendok makanan ke mulut mereka. Dan terakhir dessert buatan Jaemin yang tak kalah lezat.

"Kami sangat puas dengan semua makanan yang di sajikan, semuanya sangat lezat dan memanjakan lidah. Bolehkan kami bertemu dengan chefnya."

"Tentu saja, Seoho tolong panggilkan Hwanwoong dan Jaemin."

"Baik."

"Tuan-tuan, perkenalkan ini Jaemin dessert tadi buatannya. Dan ini Hwanwoong, chef utama dan pemilik cafe itu. Dan sekaligus istri saya."

"Wah, tuan Youngjo sangat beruntung punya istri yang cantik  dan pandai memasak."

"Tentu saja saya sangat beruntung." Ucap Youngjo sambil tersenyum ke arah Hwanwoong.

Hwanwoong tersipu, ucapan Youngjo barusan terdengar tulus.
Para klien mulai pulang, dan mereka terlihat puas dengan semua hidangan yang di sajikan. Hwanwoong dan yang lainnya merasa lega, dan merayakannya dengan makan steak buatan Hwanwoong.

"Karena kalian sudah sukses membuat para klien puas, besok aku akan mengajak kalian jalan-jalan. Aku akan membayar semuanya." Ucap Youngjo.

"Terima kasih, ternyata selain tampan suami bos kita sangat murah hati." Ucap Seoho.

"Kalau begitu kalian pulang, besok datang dan berkumpul di cafe."

Besoknya, Hwanwoong dan yang lainnya pergi. Dari mulai nonton film, berbelanja, dan melakukan hal lainnya, termasuk sang sekretaris Keonhee. Sayangnya Geonhak tak bisa ikut bergabung karena sedang bekerja di luar kota. Sementara Seoho, diam-diam dia selalu menatap Keonhee.

Setelah sore berlalu, Youngjo dan Hwanwoong kembali pulang. Tiba-tiba Hwanwoong mengecup pipi Youngjo.

"Youngjo, terima kasih. Aku sangat senang. Terima kasih juga sudah menyenangkan teman-temanku."

"Sama-sama. Jika kau senang aku juga senang."

"Aku mandi duluan." Hwanwoong berjalan ke kamar mandi dengan wajah yang memerah.
Youngjo menyentuh pipinya, ini hanya kecupan tapi kenapa rasanya mendebarkan.

Youngjo juga sudah selesai mandi dan melihat Hwanwoong yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Kau sedang apa?" Tanya Youngjo.

"Aku sedang menghitung penghasilan cafe. Cafe selalu ramai, dan sampai saat ini tak ada komplain dari pelanggan."

"Makananmu sangat lezat, tak ada yang akan berani komplain padamu. Besok kan aku masih libur,kau mau aku bantu. Aku bisa membantu melayani para tamu, karena pasti akhir pekan akan semakin ramai."

"Tidak perlu Youngjo, kau kan sudah lelah bekerja. Sebaiknya kau gunakan waktu istirahatmu di rumah."

"Aku hanya duduk dan menggunakan otakku untuk bekerja, lagipula sepertinya menyenangkan bisa melakukan sesuatu yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya. Aku kan jenuh hanya berkutat di kantor, jadi aku ingin membantu."

"Baiklah, kau bisa membantuku besok."

Youngjo  benar-benar menbantu Hwanwoong di cafe. Dan dengan ketampanannya cafe mulai semakin ramai. Youngjo berusaha bersikap ramah pada semua pengunjung, dan melayani mereka sebaik mungkin.

Waktu makan siang sudah usai dan cafe mulai sepi, Hwanwoong menyiapkan makan siang untuk yang lainnya.

"Youngjo hyung, terima kasih sudah membantu kami. Tanpa hyung, kami pasti akan kesulitan dan kerepotan." Ucap Seoho.

"Sama-sama. Ternyata bekerja seperti ini menyenangkan juga ya, meskipun badanku terasa pegal karena berdiri dan berjalan bolak-balik mengantar pesanan."

"Kau harus beri Youngjo hyung hadiah  Plan." Ucap Jeno.

"Hadiah apa?"

"Apa saja kan bisa." Ucap Seoho sambil tersenyum jahil.

"Seoho, hentikan." Jaemin memukul pelan pundak Seoho.

~~
Hwanwoong dan Youngjo sedang duduk di sofa sambil menonton film. Dan di tengah-tengah film ada adegan pemeran utama yang berciuman. Hwanwoong dan Youngjo jadi salah tingkah, Youngio menatap Hwanwoong dan mendekatkan wajahnya ke arah Hwanwoong. Seolah memberi izin, Hwanwoong menutup matanya. Dan perlahan dia bisa merasakan bibir Youngjo menempel di bibirnya. Hanya menempel tanpa ada nafsu. Ini adalah ciuman pertama untuk Hwanwoong dan Youngjo, dan rasanya begitu mendebarkan.

Tbc.

Love by married RavnWoong Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang