Keduabelas; masa kini.

94 13 2
                                    

tw , cw // death

Jakarta, 2022.

"Terus, Kak Jean itu nasibnya gimana sampai sekarang, bun?"

Yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa tersenyum sembari menahan air matanya. Hal kelam tersebut benar-benar tak bisa terlupakan dari dirinya hingga sekarang.

"Kak Jean nggak selamat. Bunda dikasih tau sama temannya namanya Kak Sonya, tiga hari kemudian," jawabnya dengan lirih.

24 tahun kejadian itu telah berlalu, namun tetap membekas dalam hati Kaluna. Tidak semudah itu dia bisa melupakannya, apalagi kejadian tersebut merenggut nyawa orang yang dia kasihi dulu.

"Bunda sayang banget ya sama Kak Jean?" tanya Jena, sang anak.

Benar, Jena adalah anak dari Kaluna. Kini, Kaluna sudah memiliki kehidupan sendiri. Bertahun-tahun Kaluna harus terpuruk karena meninggalnya Jean, hingga akhirnya ada laki-laki yang membantunya bangkit. Mereka berdua jatuh cinta dan akhirnya memutuskan untuk menikah di akhir tahun 2005.

"Sayang, lebih dari apapun. Nggak akan pernah bisa bunda deskripsikan."

Kaluna tersenyum, membayangkan wajah Jean semasa hidupnya.























18 Mei 1998.

Kaluna yang sedang duduk di ruang keluarga sembari memandangi fotonya bersama Jean, masih merasakan kesedihan dan kepedihan yang mendalam. Tiga hari Jean sama sekali tidak ada kabar pasca tragedi Mal Yogya tersebut.

Ia masih menyesali keegoisan dirinya yang waktu itu untuk memilih mementingkan dirinya sendiri daripada Jean, hingga harus merasakan perpisahan tanpa selamat tinggal yang amat sangat menyakitkan baginya.

Dia, menangis lagi.

Kesedihannya teralihkan dengan suara ketukan pintu rumahnya.

"Kak Sonya?" tanyanya bingung saat melihat Sonya dengan wajah sedih, kini tepat di hadapannya.

"Kaluna, maaf..," ucapnya lirih. Ia kemudian melepaskan topinya dan menurunkannya pelan.

Kaluna jelas tahu apa yang dimaksud oleh Sonya.

"Kak Sonya.." Kaluna spontan memeluk Sonya dengan erat. Tangisannya pecah kembali. Sonya pun juga tak bisa menahan tangisnya lagi, ia membalas pelukan Kaluna dengan erat. Keduanya sama-sama kehilangan Jean.

"Kal, gue tau ini berat banget. Gue juga kehilangan Jean.. Tolong ikhlasin Jean ya? Biarin dia tenang diatas sana. Biarin malaikat yang udah nyelamatin banyak orang menggapai tempat tertingginya," kata Sonya dalam isakannya.

"Kak, aku gak sanggup.."

"Iya tau, Kal. Gue juga gak sanggup ditinggal temen gue sendiri.."

Sekiranya Kaluna sudah tenang, Sonya melepaskan pelukannya perlahan. Kemudian ia menyodorkan beberapa lembar kertas pada Kaluna.

"Ini surat-surat dari Jean yang gak pernah sampai ke lo, jadi disini gue mau sampaikan ini ke lo. Gue gak mau surat dari temen gue jadi gak ada harganya, cuma karena nggak bisa sampai ke pemiliknya."























"Surat-surat ini masih bunda simpen? Keren banget bunda, kok nggak rusak padahal udah lama..," tanya Jena sambil memegang kertas-kertas yang sudah usang.

"Masih dong, karena itu berharga banget buat bunda."

"Bunda nggak mau baca surat-suratnya lagi? Kalau enggak mau Jena taruh lemari lagi.."

Kaluna berpikir sejenak, kemudian mengangguk dan mengambil surat-surat tersebut dari tangan Jena.

Walaupun hal ini akan membuka luka lamanya, tapi tak bisa Kaluna pungkiri, menceritakan kisah tentang Jean kepada anaknya membuat dirinya rindu kepada Jean kembali.

Jika saja Jena tidak bertanya tentang kerusuhan 1998 yang dia temukan di internet dan membuatnya penasaran, Kaluna tidak akan pernah membaca surat-surat ini lagi.

Jika saja Jena tidak bertanya tentang kerusuhan 1998 yang dia temukan di internet dan membuatnya penasaran, Kaluna tidak akan pernah membaca surat-surat ini lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
tentang jean; lipsoul (lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang