Ketujuh; pertentangan.

84 12 0
                                    

13 Mei 1998

"Gimana mami sama papi, kak?"

"Puji Tuhan, mereka aman. Ternyata mereka mengungsi ke kafe," balas Jean.

"Kafe aman juga kak?" tanya Kaluna lagi.

"Aman, sebelum rusuh untungnya papi sempet nempelin tulisan 'toko milik orang muslim'. Jadinya aman dari amukan warga."

Kaluna ikut bernapas lega mendengarnya. "Syukurlah kalau gitu."

Jean tersenyum. Kini, Kaluna sedang berada di pelukannya. Mereka sedang menghabiskan waktu di kamar Kaluna.

"Kal," panggil Jean.

"Mmhm?"

"Maaf ya udah ngerepotin, aku jadi nginep disini," tuturnya.

Kaluna terkekeh pelan, ia mengecup pipi Jean sekilas. "Aku mah malah seneng kak, kalau bisa kita serumah aja."

Jean tak bisa menahan tawanya. Memang ada-ada saja, Kaluna.

"Kal," panggil Jean lagi padanya.

"Iya, kakak sayang?" jawab Kaluna.

"Terima kasih ya."

"Untuk?"

"Sudah hadir di hidupku. Terima kasih karena sudah jadi segalanya bagiku, Kal."

Kaluna yang mendengar itu pun merasakan haru. Matanya berkaca-kaca. Seumur hidupnya, baru kali ini ia merasa dicintai dengan tulus.

Kaluna menenggelamkan kepalanya ke dada Jean, memeluknya semakin erat. Jean tersenyum, membalas pelukan Kaluna. Mengecup pucuk kepalanya lembut dan mengusapnya perlahan seperti biasa.

















"Je?"

"Kenapa lagi, Sonya?"

"Je, dapet panggilan dari ketua BEM lagi, sekarang. Lo bisa?"

"Sekarang?"

"Iya, Je. Sekarang."

Jean melihat wajah Kaluna yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Keraguan muncul dalam raut wajahnya. Waktu menunjukkan pukul 12 malam, ia takut mengganggu Kaluna dari tidurnya.

"Penting banget?"

"Kalau ketua BEM udah turun tangan, lo tau sendiri kan?"

Jean menghela napasnya kasar, mengacak rambutnya frustasi.

"Yaudah, oke. Tunggu gue."

Jean dengan berhati-hati bangkit dari tidurnya, sedikit mengendap supaya Kaluna tidak terbangun. Setelah merasa aman, ia mengambil jaketnya kemudian pergi keluar rumah Kaluna.











Pagi hari, Kaluna terbangun tanpa adanya keberadaan Jean. Matanya langsung terbuka dan panik, menoleh sana-sini mencari Jean. Kaluna sampai memanggil nama Jean berkali-kali, namun tidak ada sahutan.

"Apasih kak, berisik banget," keluh Hala yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Kaluna.

"Kamu lihat Kak Jean kemana?" tanya Kaluna dengan masih sedikit panik.

"Kak Jean? Nggak tau sih kak, tapi ayah bilang semalem dia denger suara motor keluar rumah. Motor Kak Jean juga nggak ada di depan, kayanya tengah malem dia pergi."

Tengah malem? Dia ngapain?

Raut wajah Kaluna seketika berubah masam. Tentu saja kepergian Jean secara mendadak membuatnya kesal.

 Tentu saja kepergian Jean secara mendadak membuatnya kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
tentang jean; lipsoul (lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang