"HALA!"
Kaluna memeluk adiknya dengan erat, syukurlah adiknya baik-baik saja dan pulang dengan selamat bersama sang papa.
Namun pandangannya berubah saat melihat sang adik melihat jaket yang tak asing baginya.
Jaket kulit coklat kesayangan Jean.
"Hala..?"
"Kak Jean.." Hala memeluk Kaluna sekali lagi dengan erat, tubuhnya pun bergetar hebat.
"Kak Jean.. Kak Jean gimana, La? Kamu ketemu dia? Dia gimana?"
"Maafin Hala, kak..," lirih Hala, ia mulai menangis. Menyalahkan dirinya.
"Kenapa, Hala? Ayo cerita sama kakak?" tanya Kaluna yang berusaha menepis semua pikiran buruknya.
Hala segera melepaskan jaket Jean yang digunakannya, kemudian memberikannya kepada Kaluna. Tak lupa, hadiah yang dititipkan Jean padanya juga ia berikan. Walaupun wujud bingkisan hadiah tersebut sudah compang-camping dan juga berdebu karena asap.
Kaluna masih berusaha menyangkal pikiran buruknya, walaupun dia tahu bahwa ini adalah kenyataannya.
Hala masih setia menunggu di tempat medis, menatap kearah jendela tempatnya terjun. Berharap Jean terlihat kembali dan menyusulnya.
Walaupun sang papa telah mengajaknya untuk pulang, dirinya masih bersikeras menunggu Jean untuk kembali. Penyelamatnya harus hidup.
Sampai akhirnya, Hala melihat ibu paruh baya tadi bersama sang anak melompat dari jendela yang sama darinya. Secercah harapan tumbuh, Hala langsung berlari ke arah ibu tersebut tanpa mempedulikan teriakan papanya.
"Permisi, ibu? Syukurlah ibu dan anak ibu selamat. Kalian baik-baik aja?" Tanya Hala kepada mereka, diikuti oleh anggukan ibu tersebut. Namun setelah itu, ibu itu menunduk.
"Maafkan saya..," ucapnya lirih.
"Bu.. Kak Jean, masih diatas sana..?"
"Saya minta maaf, karena dia menyelamatkan anak saya. Dirinya terjebak di antara api yang semakin membesar, saya tidak bisa menolongnya.."
Kaluna sudah tidak sanggup berkata-kata. Dirinya lemas, hatinya rapuh, dunianya runtuh.
Bukan berita ini yang ia ingin dengarkan, bukan hal yang ini yang ingin dia rasakan, bukan rasa pedih ini yang ingin dia derita.
Kaluna kehilangan dunianya.
"Kak, aku yakin Kak Jean masih selamat." Hala segera memegang kedua pundak Kaluna, berusaha menguatkannya. Kemudian ia memeluk kakaknya itu dengan erat. Mereka menangis bersama.
Kaluna pun sama, selalu berharap seperti itu.
Bahkan ketika Jean sudah tidak ada kabar selama tiga hari setelah kejadian tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
tentang jean; lipsoul (lokal)
Fiksi PenggemarTentang Jean; tokoh utama yang hadir dalam skenario hidup Kaluna. Trigger Warning: Kekerasan, perkataan kasar, tragedi kelam, kerusuhan, kejadian tahun 1998.