9

1.1K 147 13
                                    

Coral memegangi gaun dengan selendang menjuntai berlari cepat di lorong bernuansa biru dan dinding dengan jendela berjarak di tiap lima meter disebelah tiap bingkai kristal dilengkapi lampu penghias dari permata langka.

Wanita itu membuka pintu lebar-lebar dengan cepat menuju ke arah tempat tidur mewah dan menyibak selimut "Putri, anda harus segera bangun! Rapat mingguan dengan rakyat 'Oceana Utara' akan berlangsung hari ini!"

"Putri?"

Nihil. Tidak ada kamu disana, lebih tepatnya sesuatu yang di dalam selimut itu adalah tumpukan bantal.

Ketiga dayang kembar yang baru datang langsung bergetar gugup.

Coral menajamkan mata pada mereka "Kemana Putri Y/n ?" Tanyanya.

Salah satu si kembar dengan takut-takut berkata dengan gagap, belum ia menyelesaikan kalimatnya Coral berlari ke luar ruangan.

"PUTRI Y/N!" Teriak Coral memanggilmu mendatangi lapangan berlapis salju membuatmu berdecih sebal. "Anda tidak tidur semalaman dan terus berlatih disini?!"

Kamu tidak meladeni dirinya yang terus mengomeli dan membicarakan etiket putri dan kondisi kesehatan, kamu masih tetap fokus adu pedang dengan Nerine, Meredith dan Meldara.

Bukan dua lawan dua, tapi satu lawan tiga.

Kemampuan mereka bertiga adalah perpaduan sempurna. Meldara adalah putri sulung dari keluarga duke pemilik tenaga militer di Oceana, Merville yang bisa dikatakan kemampuan dan kekuatan berpedangnya ditingkat atas. Meredith berasal dari keluarga count ahli taktik di Oceana yaitu Hurley jadi kepintarannya jauh di atas rata-rata. Nerine adalah si bungsu dari keluarga Baron kaya raya pemilik sekolah tari refleks menghindar nya sangat atletis.

"Putri, apakah anda mendengar saya?!"

"Tcih" dengan emosi kamu menangkis tiap serangan mereka dengan cepat melumpuhkan sementara. Perlawananmu lebih tangguh dan kuat di latihan hari ini dibanding biasanya.

Sedang dimakan emosi.

Kamu menangkis pedang Meredith dengan kuat tepat saat Coral berteriak memanggilmu "Putri Y/n!" Tanpa siapapun kehendaki pedang itu terlempar dan terpelanting jauh menuju Coral.

'Prang' pedang itu bersiap menebas kepala dayang yang paling setia padamu. Wanita itu membulatkan matanya, Nerine yang punya refleks cepat langsung berlari hendak menghentikan. Tapi jaraknya terlalu jauh.

Kamu menangkapnya dengan tanganmu, karena kelajuan pedang kamu hanya bisa menangkap bagian ujungnya yang terus membenamkan matanya di telapak tangan.

Darah menetes ke hamparan salju.

"Putri!" Mereka semua dengan cepat memberi pertolongan pertama, dokter ahli kesehatan Kediaman Utara yang menunngui setiap latihan segera mendatangi.

Kamu langsung membekukan tangan dan pedang itu, agar pendarahan nya beku dan berhenti.

"Kenapa darahnya terus menetes?!" Teriak Meredith panik.

"Tenanglah putri... tenanglah..." kamu berjalan ke arah Nerine dan Delmara.

"Jika kalian punya sapu tangan, usapkan ke pedang-pedang kalian" perintahmu langsung dituruti, betapa terkejutnya semua orang saat sapu tangan putih Delmara kini berwarna keunguan seperti ketumpahan tinta.

"Racun" Desis Delmara.

"Racun ini disamarkan dengan cairan lain sehingga menjadi bening di permukaan logam dan besi" kata Meredith.

Nerine menatap matamu "Pasti pelakunya sudah mengolesinya di mana saja, apalagi racunnya tidak beraroma"

Kamu mengambil pisau yang ada di pinggang lalu melambungkannya ke suatu tempat. Karena keakuratannya meleset sebab pandangannya yang memburam, orang berbaju serba hitam itu berlari keluar dan melompati atap kediaman.

Duchess Alpheus [Izekiel x Reader] ||  Who Made Me A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang