21 | Gue suka lo sebut nama gue, Ra.

215 47 972
                                    

CHAPTER 21 | Gue suka lo sebut nama gue, Ra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 21 | Gue suka lo sebut nama gue, Ra.

🩹🩹🩹

Draft

From : serafine.roe@gmail.com

To : kaleel.jivananta@gmail.com

Subject : Menghilang

Cinta itu selalu datang tiba-tiba, Kal.

Sama seperti ketika pangeran melihat Cinderella datang ke pesta malam itu. Pangeran gak bisa mengalihkan perhatiannya dari Cinderella. Dia melihat cinta pada diri Cinderella. Sampai cinta itu menciptakan perasaan di hatinya untuk bisa memiliki Cinderella.

Setiap gue menatap lo, gue mencoba mencari cinta itu, Kal. Awalnya terlihat jelas. Sangat-sangat jelas dari kebersamaan kita setiap hari. Tapi ternyata, sama seperti cinta yang tiba-tiba datang, cinta juga bisa tiba-tiba menghilang.

Sampai gue gak bisa melihatnya lagi.

🩹🩹🩹

Saat pertama kali mereka berdua bertemu ....

Rora sudah biasa datang ke klub malam ketika bersama Kal. Jadi saat Leion dan Cheryl mengajaknya pada salah satu klub malam di Jakarta, tentu ia tidak masalah. Mereka berdua adalah temannya. Apalagi Leion yang sudah ia lihat setiap hari.

Suara musik mendominasi tempat ini. Lampu-lampu begitu menyilaukan mata. Tetapi di tengah kegelapan yang tercipta, semua orang tampak terlihat bahagia. Mereka menikmati malam yang tidak bisa semua orang lain mengerti.

Rora mengikuti ke mana temannya melangkah. Ia melihat Cheryl lebih dulu berjalan ke bar sampai cewek itu langsung memeluk seorang yang tidak Rora kenal.

"Ra, cowok gue!" teriak Cheryl kemudian tersenyum memperkenalkan cowok asing yang baru saja cewek itu peluk. "Dia Alaric Reuben, tapi lo bisa panggil Abe."

Rora mengangguk lalu tersenyum canggung ke arah Abe. "Rora."

Setelah perkenalan itu, Rora duduk di kursi bar. Ia memang lebih sering memilih untuk duduk sambil minum. Tidak pernah berniat untuk gabung di tengah-tengah dan menari dengan orang yang tidak dirinya kenal. Ia melihat semua orang dari pinggir saja sudah cukup.

Beberapa belas menit kemudian, Rora tersadar ia sudah duduk sendirian. Leion tidak tahu ke mana. Cheryl juga mengatakan izin ke toilet sebentar. Sementara Rora memperhatikan segelas alkohol yang ada di depannya. Ia meneguk minuman itu sekali lagi, dekat dengan Kal membuat Rora terbiasa minum ini. Ia sudah tahu batas kesadarannya dalam minum. Setidaknya ia sudah cukup mengetahui rasanya seperti apa dan tidak begitu terlalu polos untuk datang ke tempat ini.

Jika Hidup Tidak Pernah AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang