CHAPTER 24 | Namanya Alaric Reuben, Kal.
🩹🩹🩹
Semuanya berujung kacau.
Hari ini adalah hari pentas teater dilaksanakan. Semua set panggung sudah rapi, dekorasi dan properti pun terpasang sesuai pada tempatnya. Kali ini auditorium yang biasanya sepi sudah penuh oleh banyak orang. Lampu-lampu juga menyala agar semua orang yang hadir bisa duduk dengan mudah.
Tetapi di belakang panggung semua orang sangat kesulitan. Para pemain sudah siap sementara pemeran utama tidak hadir. Gea tidak terlihat di antara mereka semua, cewek itu benar-benar tidak ada pada hari penting ini. Mereka semua kehilangan pemeran utama tepat saat pentas akan berlangsung.
Bahkan Cheryl, ketua penanggung jawab acara juga tidak ada di sana. Mereka semua seakan kehilangan arah untuk dapat tampil hari ini. Cheryl yang semestinya mengatur pun ikut menambahkan kekacauan dengan tidak hadirnya cewek itu.
Mereka semua kehilangan orang-orang penting dalam drama ini; Rora yang meninggal dunia, Gea tidak datang, dan Cheryl menghilang.
Sementara Leion yang berdiri paling sudut ruangan tampak memegang ponsel untuk menghubungi Gea lagi. "Angkat, please!" pintanya. "Gue mohon lo angkat, Gea!"
Tetapi tidak ada panggilan yang Gea balas. Cewek itu mematikan ponselnya hingga Leion sulit menghubungi dan memastikan keberadaan Gea baik-baik saja.
"Ini semua gara-gara lo!" teriak Zuni yang datang mendorong Leion dengan keras. "Lo kan yang foto Gea? Lo yang manfaatin dia?! Dia teman gue, Leion. Gue tau Gea gak mungkin lakuin itu kalau bukan karena lo! Semuanya karena lo!"
Leion tidak memedulikan keberadaan Zuni di sebelahnya. Yang sekarang dirinya pedulikan hanya Gea. Tetapi Zuni terlalu berisik untuk terus menyalahkannya.
"Kenapa lo foto Gea?! Gea mungkin tidur sama lo, tapi apa harus lo foto dia dan sebar ke semua orang?! GUE BISA LAPORIN LO, LEION!"
"Gue memang yang foto!" Leion balas menyentak. "Tapi bukan gue yang sebar foto itu! Jadi tolong berhenti marah-marah karena sekarang gue lagi panik!"
Leion segera pergi meninggalkan Zuni. Ia keluar dari belakang panggung lalu memperhatikan banyak orang sudah duduk di kursi penonton. Tetapi perhatian Leion sekali lagi mengarah ke segala sudut auditorium, berharap ia bisa menemukan Gea di sini. Tetapi ia tidak melihat Gea di mana pun.
Sekali lagi Leion memanggil nomor Gea namun tetap saja tidak ada tanggapan. Ia tidak bisa menghubungi Gea jika hanya melalui panggilan telepon saja. Detik ini Leion berlari menuju ruang administrasi setelah menemukan satu-satunya cara agar ia bisa bertemu Gea. Ia perlu mengetahui alamat rumah cewek itu bagaimanapun caranya.
--------
Motor Kal berhenti tepat di depan rumah Gea. Ia memutuskan untuk tidak masuk kuliah dan memilih untuk bertemu cewek itu. Kal menekan bel beberapa kali tapi tidak kunjung terbuka. Ia memastikan keadaan di dalam rumah Gea begitu sepi, dengan terpaksa Kal membuka pintu untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Hidup Tidak Pernah Ada
عاطفية"Kal, kalau hidup kita berakhir, apa kita akan bahagia? Atau nanti kita makin menderita?" Pertanyaan itu seharusnya Kal anggap canda. Suatu hal yang tidak perlu ia anggap serius. Tapi entah kenapa ia sadar, Rora sedang mabuk, setiap ucapannya bisa s...