Happy reading
🥀🥀🥀
Aksa berjalan masuk ke dalam rumahnya yang cukup mewah itu , mata aksa tertuju pada citra ibu sambung aksa sejak 2 tahun lalu yang sedang membersihkan ruang tengah .
"Kamu udah pulang? Ibu udah masakin makanan kesukaan kamu" sambut citra dengan hangat terhadap anak sambungnya ini
"Saya gak laper" ketus aksa , Ingatkan dia tidak pernah mengijinkan ayahnya aslan menikah dengan wanita lain termasuk wanita yang ada di hadapannya
"Tapi tadi pagi kamu belum makan nak "khwatir citra , aksa hanya tersenyum kecut apa katanya khawatir hey lelucon apa yang sedang dia buat pikir aksa
"Jangan sok peduli sama saya , lakukan saja rencana anda sebelumnya" citra mengerinyit bingung rencana apa yang di maksud anaknya ini
"Maksud kamu apa ? Ibu tidak memiliki rencana apapun"
Aksa tersenyum miring dengan pertanyaan citra "bukan nya tante dari awal hanya menginginkan harta ayah saja kan maka dari itu lakukan saja karna sekarang ayah saya sudah gila karna cinta" citra tak habis pikir dengan pikiran anaknya ini , ia tulus mencintai aslan dan juga anaknya
"entah apa yang dia suka sama tante wanita kampung yang tidak perdidikan seperti tante , atau jangan jangan tante menggunakan guna guna-"
Plak
Satu tamparan mendarat pada pipi aksa , bukan citra yang menamparnya namun lelaki yang baru saja datang
Aksa tersenyum kecut saat aslan datang dan menamparnya dengan tangan yang memegangi pipinya
"Jaga omongan kamu aksa?! Ayah tidak pernah mengajari kamu seperti itu!" Bentak aslan
"Lihat tante hebat bisa merubah ayah menjadi seperti ini"
"Berhenti bersikap seperti ini aksa ! Hormati dia bagaimanapun dia adalah ibu kamu sekarang!!"
Aksa tertawa sumbang "ibu? Jangan bercanda ayah dia bukan ibu aksa ! Ibu aksa udah pergi sejak aksa kecil dan itu karna keponakan ayah sagara!" Bentak aksa dan berlalu pergi ke kamarnya
Brak
Aksa membanting pintu dengan kasar hingga menimbulkan suara yang begitu keras
"AARRRGHHHH" frustasi aksa
"Ini semua gara gara lo sagara !!" Teriak aksa
***
Dokter jay mengobati luka yang ada di tangan sagara , meskipun tak ada ringisan yang keluar dari bibirnya namun dokter muda itu tau jika sagara sedang menahan sakit terbukti dia mengigit bibir bawahnya dengan kuat
"Jangan so kuat , nangis aja kalo sakit" kekeh dokter jay saat melihat mata sagara berkaca kaca
"Cah udah selesai" uca dokter jay dan alvian langsung memeluk adiknya dengan tangan uang terangkat untuk mengelus rambut sagara dengab lembut
"Gimna perkembangan kondisi adik saya?" Tanya alvian , sagara tak mau mendengar jawaban dari dokter jay dia mengeratkan pelukannya pada alvian
Dokter jay memberikan isyarat pada alvian untuk mengikutinya ke ruangan pribadinya tanpa sagara
"Abang di ke ruang dokter dulu ya , ade sama suster ara dulu" ucap alvian dengan lembut namun sagara menggeleng brutal
"Gak mau"
"Yaudah beli ice krimnya gak jadi" ancam alvian hanya itu yang ampuh
Sagara mencebik kesal dan melepaskan pelukannya pada alvian "good boy"
"Saya titip saga" ucap alvian pada suster ara
Alvian mengikuti dokter jay , ia duduk dengan posisi yang berhadapan
"Gimana perkembangan kondisi adik saya" tanya alvian
Dokter jay membuka hasil lab nya ia menghela nafasnya dengan kasar
"Kanker hati stadium tiga"
.
.
.
.
(Aaaaa gemes😭)
Tbc
Hai gusy apa kabar?