incandescence

986 79 0
                                    

Summary : "Hei, Fang... Bolehkah aku bertanya sesuatu? Adu Du dan Probe sempat menyebut Kapten Kaizo sebagai 'pemberontak legenda'. Sebenarnya ... abangmu itu siapa?"/Kaizo Week 2017

Warning : set after BoBoiBoy season 3 episode 26. Semi-canon. Bro!KaiFang.

.

.

.

"Hei, Fang ..."

BoBoiBoy mengawasi Ochobot yang tengah menempelkan plester pada luka di wajah Fang, hasil 'amukan' ketiga sahabatnya beberapa saat lalu setelah mereka mengetahui fakta bahwa Kapten Kaizo ternyata bersaudara dengan Fang.

"Apa?" Fang mendongak, sedikit meringis perih saat Ochobot meneteskan obat merah di wajahnya. "Kau mau marah-marah juga karena aku tidak memberitahu bahwa Kapten Kaizo adalah abangku? 'Kan aku sudah minta maaf berulang kali."

"Bukan, bukan. Aku tidak terlalu mempermasalahkan itu, jujur saja ..." kata BoBoiBoy. "Aku yakin kau punya alasan tersendiri kenapa harus merahasiakan hal itu pada kami. Juga soal identitasmu yang sebenarnya."

Fang tidak mengucapkan apa-apa. Ia menunduk memandang sepatunya, menolak menatap langsung ke wajah BoBoiBoy.

"Tapi aku ingin bertanya sesuatu tentang Kapten Kaizo. Bolehkah?" tanya BoBoiBoy ragu.

"Kau ... ingin bertanya apa?" Fang bergumam hati-hati.

"Tadi saat Kapten Kaizo muncul dan mengalahkan Ejo Jo dalam sekejap mata, aku ingat Adu Du dan Probe mengatakan sesuatu tentang ... 'pemberontak legenda'," ucap BoBoiBoy pelan. Ia mengamati eskpresi wajah Fang yang mendadak terlihat tegang dan bertanya-tanya apa ia telah menyinggung topik yang sensitif.

"Adu Du dan Probe terlihat ketakutan sekali saat melihat Kapten Kaizo. Mereka yang pernah dihajar habis-habisan oleh Ejo Jo tidak merasa ragu untuk menantang Ejo Jo sekali lagi —yah, meski mereka meminta bantuan padaku dan teman-teman yang lain. Tapi keduanya langsung kabur ketakutan begitu Kapten Kaizo muncul ..." BoBoiBoy berujar. "Adu Du dan probe menyebut Kapten Kaizo sebagai 'pemberontak legenda'. Sebenarnya ... abangmu itu siapa?"

Fang diam seribu bahasa. Ia hanya bergeming di tempatnya, menatap lekat perban yang baru dibalutkan Ochobot di pergelangan tangannya yang keseleo. BoBoiBoy mulai merasa tidak enak dan menyesal telah mengajukan pertanyaan itu. Tapi mau bagaimana lagi, hal itu memang sudah menganggunya sejak pertemuan pertama mereka dengan Kapten Kaizo siang tadi.

"Nah, sudah selesai," suara Ochobot mendadak saja terdengar memecah keheningan. Ia merapikan kembali kotak pertolongan pertama yang digunakannya untuk mengobati Fang. "Kau mau minum cokelat panas, Fang? Biar kubuatkan ya," ujarnya kemudian. Robot bulat itu melirik ke arah BoBoiBoy yang balas memandangnya dengan wajah meringis.

"Terima kasih, Ochobot," kata Fang. Ia akhirnya mendongak dan memandang Ochobot yang melayang melewati meja counter dan mulai meracik dua cangkir cokelat.

"Um, Fang ... Maaf soal pertanyaanku yang tadi," gumam BoBoiBoy dengan kepala tertunduk. "Kalau kau tidak mau menjawabnya juga tidak ap—"

"Aku tidak tahu ..." Fang akhirnya berujar lirih.

"Eh?" Manik karamel BoBoiBoy menatap Fang bingung.

"Jawaban pertanyaanmu ... sebenarnya aku juga tidak tahu ..." kata Fang muram. Ia menghela napas panjang dan membalikkan tubuhnya menghadap langit malam bertabur bintang. "Aku ingat kali pertama saat orang-orang mulai memanggil kapten dengan sebutan 'pemberontak legenda'. Tapi ... aku tak pernah tahu alasan dibaliknya ... Yang aku tahu, sikap kapten mulai berubah sejak panggilan itu melekat erat padanya. Kapten ... tak pernah sama lagi seperti dulu ..."

from sprinkler splashes, to fireplace ashesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang