happy birthday, little brother

1.2K 104 4
                                    

Summary : Fang tidak ingat kapan terakhir kali ia merayakan ulang tahun dengan orang-orang yang disayanginya. /#HBDOurPrivateShadow

.

.

.

"Selamat ulang tahun, Pang."

Sepasang iris violet bundar berbinar senang melihat kotak besar yang terbalut kertas kado dan pita cantik yang diletakkan di depannya. Ia langsung melonjak-lonjak gembira, ingin membukanya.

"Boleh Pang buka? Boleh Pang buka?" tanyanya bersemangat.

"Tentu saja boleh. Sini biar ibu bukakan," sang ibu tersenyum dan mengelus rambut putra kecilnya. Ia mengambil kotak hadiah itu dan membuka bungkusannya dengan hati-hati, sementara Fang terus melonjak tak sabaran di pangkuannya.

Sebuah mainan robot besar segera diraih Fang begitu kotaknya terbuka. "Lobot besar!" pekiknya gembira.

Fang melompat bangkit dari pangkuan ibunya dan langsung berlari gembira berkeliling rumah memamerkan mainan robot barunya.

"Pang dapat lobot balu! Pang dapat lobot balu!"

Kedua orangtuanya tertawa kecil melihat tingkah anak bungsu mereka. Sang ayah mengeluarkan satu hadiah lagi dari balik punggungnya dan memanggil Fang kembali.

"Pang, ayah juga punya hadiah untuk Pang, lho," katanya.

Fang lekas berbalik dan duduk bersimpuh di depan ayahnya dengan mata bercahaya. "Benalkah? Ayah juga punya kado untuk Pang?"

"Tentu saja. Ini dia hadiahnya." Ayah Fang menyerahkan sebuah kotak yang tak kalah besar dari sebelumnya. "Ayo dibuka."

Pesawat angkasa remote control menambah koleksi Fang di ulang tahunnya hari itu. Ia kembali menjerit gembira dan memeluk kedua orangtuanya.

"Pang sayang ayah dan ibu!"

"Kalau abang nggak sayang?"

Sosok lain muncul di depan pintu dengan tangan bersidekap dan sepasang iris merah muda yang menatap adik kecilnya seraya tersenyum tipis.

"Abang!"

Fang otomatis melompat ke dalam pelukan kakak lelakinya. Kaizo tertawa dan mengacak-acak rambut Fang gemas.

"Duh, adik kecil abang hari ini ulang tahun, ya? Selamat ulang tahun kalau begitu," ucap Kaizo.

"Abang nggak bawa kado untuk Pang?" tanya Fang penuh harap.

Kaizo menggaruk kepalanya, merasa bersalah. "Umm, abang lupa beli kado untuk Pang ..." gumamnya sambil meringis. Fang langsung tertunduk lesu mendengar ucapan sang kakak, membuat Kaizo semakin merasa tidak enak.

"Bagaimana kalau abang belikan es krim saja untuk Pang?" usul Kaizo kemudian.

"Es klim?" Manik violet Fang kembali berbinar. "Mau, mau! Pang mau es klim!"

Kaizo terkekeh. "Kalau begitu ayo kita beli es krim!" Ia menggendong Fang dan membawanya keluar, setelah sebelumnya berpamitan pada kedua orangtuanya.

"Abang, Pang mau es klim yang banyak! Boleh, ya?"

"Iya, boleh. Abang akan belikan sebanyak apa pun yang Pang mau."

"Yeeeii! Pang sayang abang!"

Kaizo kembali tertawa dan mengacak rambut Fang. "Kalau begitu tidak apa-apa 'kan, tahun ini tidak ada hadiah?"

Fang menggembungkan pipi cemberut. "Tapi tahun depan halus ada, ya?" katanya.

"Iya, iya. Tahun depan abang pasti akan kasih hadiah untuk Pang," ujar Kaizo.

from sprinkler splashes, to fireplace ashesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang