Summary : Fang merasakan tenggorokannya tercekat, sementara ia berdiri menatap bangunan megah di depannya. Ia mengenali tempat ini. Gambaran kecil dari masa lalu yang belum sepenuhnya terkikis oleh waktu. Akhirnya ... ia benar-benar pulang.
.
.
.
"Selamat ulang tahun, Fang!"
Gopal meledakkan konfeti dengan penuh semangat, dan BoBoiBoy berdiri tepat di sampingnya membawakan sepiring kue besar bertaburan wortel yang dipotong kecil-kecil. Yaya dan Ying menyusul di belakang mereka dengan memegangi sekumpulan balon warna-warni. Keempatnya tersenyum lebar, bersiap menerima reaksi kaget dari sahabat mereka yang hari ini berulang tahun. Namun yang menyambut mereka justru hanya tatapan heran dari Sai.
"Kalian sedang apa?" tanyanya bingung.
"Lho, mana Fang?" BoBoiBoy mengedarkan pandang ke sekeliling ruang kamar dan tidak menemukan sosok Fang di manapun.
"Fang sudah pergi pagi-pagi sekali tadi," jelas Sai. "Dia tidak bilang mau ke mana."
"Yah, kenapa tidak bilang-bilang Fang mau pergi? Kami jadi sia-sia membuat kejutan untuknya," sungut Gopal, menurunkan kembali tabung konfetti di tangannya.
"Ya, mana kutahu. Fang juga tidak bilang apa-apa padaku," Sai mengangkat bahu.
"Apa dia pergi melakukan misi?" tanya Yaya, menduga-duga.
"Tidak mungkin. Kita sudah pastikan hari ini kita semua libur dari misi, 'kan?" tukas Ying. "Kita bahkan sudah minta izin pada komandan untuk merayakan ulang tahun Fang hari ini."
"Benar juga."
Empat sekawan itu tertunduk lesu. Semangat mereka yang tadinya menggebu-gebu, kini surut seketika. Apa gunanya susah payah mempersiapkan kejutan, jika orang yang ingin dikejutkan tidak ada?
"Jangan sedih dulu, teman-teman," Yaya kembali membuka suara. "Mungkin Fang hanya pergi sebentar. Kita masih bisa merayakan ulang tahunnya nanti, 'kan?"
"Kau benar," BoBoiBoy mengangguk, semangatnya kembali terkumpul. "Kita tunggu saja sampai Fang kembali. Lalu kita kerjai dia karena membuat kejutan kita jadi terbuang sia-sia!"
Gopal dan Ying bersorak setuju, sementara Yaya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka. Ia kemudian menoleh pada Sai, yang sedari tadi hanya menonton mereka dalam diam.
"Fang benar-benar tidak bilang apapun soal ke mana dia pergi?" tanya Yaya penasaran.
"Tidak," Sai menggeleng. "Sepertinya dia terburu-buru. Fang kelihatan gelisah sejak semalam, aku tidak tahu kenapa. Lalu pagi tadi dia mendadak bilang ingin pergi, ada urusan penting. Saat kutanya, dia langsung berlalu begitu saja. Oh, sepertinya dia bilang sesuatu soal ... pulang?"
"Hah?" Gopal menoleh heran. "Apa maksudnya pulang? Pulang ke mana?"
Sai mengedikkan bahu, tanda ia juga sama tak tahunya dengan mereka. BoBoiBoy saling berpandangan dengan ketiga temannya, bertanya-tanya ke mana kiranya Fang pergi.
Ke mana ... dia akan pulang?
.
.
.
"somewhere only we know"
fanfiction by Fanlady
Warning (s) : canon-based, canon setting, headcanon, spoiler untuk chapter ekstra di komik BBBG volume 7, bro!KaiFang, alur maju-mundur, bagian yang dimiringkan untuk flashback.
KAMU SEDANG MEMBACA
from sprinkler splashes, to fireplace ashes
FanficKumpulan fanfiksi sekali tamat, yang berpusat pada hubungan rumit Kapten Kaizo dan Fang (non-romance). Setiap judul tidak saling berkaitan, hanya mengambil tema dan setting yang serupa.