Coercion

9 1 0
                                    

Suasana hiruk pikuk akademi terjadi selama seharian penuh. Ledakan menyebabkan kegiatan pembelajaran dihentikan secara keseluruhan. Di lain sisi, Letnan Cru terlihat tergesa-gesa menarik Jean menuju ruang rapat Militer. Seluruh jajaran penting Letnan hingga petinggi Jendral hadir dalam ruangan dengan suasana tegang menyelimuti mereka. Letnan Cru yang datang berusaha menenangkan mereka

"Lapor Jendral, maafkan saya atas segala kericuhan yang terjadi. Semua ini terjadi dikarenakan materi saya yang terlalu berbahaya dan tidak dilaksanakan pada tempatnya"

Para petinggi Letnan yang awalnya saling berdebat lalu mengalihkan pandangan mereka pada Letnan Cru dengan penuh kekecewaan. Saat itu salah satu petinggi Jendral yang hadir bernama Tobias menanggapi langsung laporan Letnan Cru.

"Apa yang sedang kau usaha ajarkan hingga ledakan besar bisa terjadi? Bukankah segala materi tentang persenjataan selalu kita tes terdahulu sebelum kau jelaskan?"

"Maaf Jendral, (Letnan Cru mengeluarkan senjata dari sakunya) senjata ini baru saja selesai kami teliti selama sebulan, dan kami sudah mencobanya dengan peluru kosong yang membuat kami yakin untuk mengenalkan senjata ini pada para cadet. Namun saya terkejut ternyata peluru yang terpasang dalam senjata ini terdapat mesiu yang berbahaya dan sepertinya ada seseorang dengan sengaja memasukkan bahan tersebut. "

"Lalu bagaimana kau bisa yakin kalau peluru itu disabotase oleh seseorang? Tidak biasanya kau sangat ceroboh seperti ini" Letnan Frank saat itu menanggapi pernyataan Letnan Cru dengan tatapan serius.

"Pertama, para Letnan tahu sendiri bahwa setiap kita ingin melakukan pengenalan senjata baru pasti diadakan pengecekan senjata. Namun dalam tes tersebut senjata ini berhasil lolos sehingga saya dapat dengan mudah membawanya. Kedua, segala pengecekan tersebut kalian para Petinggi Letnan juga ikut menyaksikan dan juga menyetujui penggunaannya dalam kelas. Ketiga, ingat bahwa senjata ini adalah senjata milik poros awalnya, sehingga saya mengambil kesimpulan bahwa bisa saja ada penyusup dari mereka yang sengaja memasukan peluru mesiu kedalamnya. "

"Namun bagaimana bisa efek ledakannya  setara dengan bom veteran? Ini bukanlah kasus biasa! Kami perlu membuktikan teorimu ini. Bila yang kau katakan salah, maka kau akan kami hukum berat! Ledakan ini tidaklah main main! " Jendral saat itu sangat marah hingga Letnan Cru tertunduk ketakutan. Namun Jean tiba-tiba menanggapi ucapan Jendral dengan lantang.

"Maaf, saya yang memasukkan peluru berbahaya tersebut. "

Sontak seisi ruangan rapat terkejut menatap Jean.

"Saya mencoba meracik peluru sendiri menggunakan bahan yang hampir sama dengan peluru asli dari pistol tersebut, ditambah bubuhan bahan ranjau sehingga menghasilkan ledakan yang sama besarnya dengan insiden di kereta saat itu."
"Kenapa kau berani melakukan hal berbahaya itu? Kau tau konsekuensinya kan? "
"Saya sangat tahu peluru ini sangatlah berbahaya. Bahkan peluru kosong saja apabila ditembakkan dengan pistol ini dapat menembus 2 dinding kelas akademi sekaligus. Saya hanya senang dalam mempelajari senjata yang diajarkan oleh Letnan Cru sehingga saya ingin membuat inovasi senjata baru untuk memuaskan rasa penasaran saya."
Jawaban Jean yang sangat berani tersebut membuat para Letnan dan Jendral terdiam. Letnan Cru bahkan masih ternganga menatap Jean.

Prok... Prok... Prok... Prok....

Dari ujung ruangan terdengar suara tepuk tangan dari Jendral Tobias.
"Kau terlalu percaya diri, sembrono, tapi sangat pintar di usiamu yang masih remaja. Ulahmu ini bisa saja kami bawa pada jenjang hukuman terberat militer. Namun melihat aksimu di kereta kemarin membuat saya bimbang untuk menindakmu lebih jauh."

"Anda bisa mengeluarkan saya dari akademi ini apabila saya terlalu berbahaya untuk belajar disini. Lagipula saya hanya senang merakit dan menggeluti permesinan dibandingkan dengan menebas lawan dalam peperangan. " Ujar Jean dengan tegas.

"Hahaha... Berani sekali anak muda ini. Kau malah membuat kami semakin yakin untuk menahanmu disini!" Seru Jendral Tobias dengan sangat gembira diikuti suara tepuk tangan dari para Letnan dan Jendral yang malah bangga dengan aksi Jean tersebut.

"Namun jangan kau berulah yang aneh lagi, saya tahu dari Letnan Frank bahwa kau sangat ingin keluar dari akademi ini dan ulahmu ini membuktikannya. Apapun yang kau lakukan, kami tidak akan mengeluarkanmu dari akademi ini. Sebagai gantinya, kau harus melakukan latihan ketahanan tubuh setiap 2 jam sebelum pembelajaran selama 2 bulan kedepan sebagai hukuman atas ulahmu hari ini! "
Hari itu, ekspresi Jean kian memucat, sembari menatap lemah Letnan Frank yang terlihat menahan tawa. Sedangkan Jendral Tobias terlihat sangat bangga atas aksi Jean saat itu.
"Lalu Letnan Cru, kau juga harus menemani Jean dan ikut melakukan ketahanan tubuh bersamanya sebagai hukuman kelalaian dalam mengajar! "
"Baik Jendral" Jawab Letnan Cru, lalu dengan keras menepuk pundak Jean dan menyeretnya keluar ruang rapat.

"Jeann! Bagaimana kau bisa menyeludupkan peluru berbahaya tersebut! Seharusnya kau cari waktu yang bagus saat saya melakukan pembelajaran di luar sehingga saya tidak jadi terlibat akan ulahmu ini! " Bentak Letnan Cru sambil menarik kerah Jean.

"Maafkan saya Letnan, saya fikir jika berulah seperti itu di kelas akan membuat saya dikeluarkan dari akademi. Tapi ternyata tidak, saya tidak bermaksud membuat anda jadi dihukum, maafkan saya Letnan"
"Hhhhh... Sebegitu kerasnya kau berusaha keluar dari akademi ini. Baiklah, cukup sudahi tindakan berbahaya. Mulai sekarang kau harus selalu melaporkan apapun yang kau lakukan apabila sedang merakit sesuatu setiap harinya dalam jurnal. Aku akan selalu mengawasimu. " Setelah itu Letnan Cru dengan penuh kekecewaan pergi meninggalkan Jean sendiri di koridor akademi.

_________________________________________

Didalam kamar asrama yang sepi, terlihat kasur tingkat yang  diatasnya terdapat pintu kecil yang terbuka menuju atap asrama. Jean yang terlalu emosi dan terburu-buru bergegas menuju pintu kecil tersebut. Di atap, terdapat Gale yang sedang minum seperti biasanya dan tangan satunya memainkan senjata Walther PP.
"Kau menjebakku Gale!" Bentak Jean seketika. Lalu dengan penuh emosi menendang kepala Gale hingga ia menyemburkan minuman kerasnya.
"Pffrttt, cuih...Hahaha... hhhhh... Bukankah kau seharusnya sudah dikeluarkan dari akademi ini? Kenapa kau masi disini? haha"
"Mereka malah semakin menahanku disini Gale... Aaarghhh kenapa situasi jadi seperti ini! Aku sudah menuruti segala yang kau suruh, merakit peluru itu bersamamu, hingga membuat duplikasi senjata tersebut. Apakah kau memang sengaja melakukannya untuk menyiksaku, Hah! "
"Tunggu, mereka membiarkanmu disini? Tak mengusirmu? Hmmm, aneh... Ya sudahlah, terimalah nasibmu disini dan jadilah budakku yang baik hahahaa"

Lalu Gale tiba-tiba menyodorkan pistol ke kepala Jean, membuat Jean terduduk panik.

"Daripada kau melarikan diri, kenapa kau tidak mencoba masuk dalam tim persenjataan militer? Mungkin kau akan cocok disana. Letnan Cru adalah salah satu dari tim tersebut."

"Arghhhh menyebalkannn... " Jean memukul kepalanya pada dahi Gale, lalu terdiam, menarik nafas panjang, lalu menatap sekeliling dengan pandangan pasrah penuh kelelahan.

"Atau coba kau minum, mungkin bebanmu akan hilang hahaha... " Gale mencoba menawarkan minuman pada Jean, namun ditepis olehnya

"Besok pagi aku harus melakukan ketahanan fisik 2 jam, puas kau! "

Lalu Jean dengan kesal kembali turun ke kamar, sedangkan Gale terus tertawa tanpa henti mengejek Jean.

RE :YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang