Dalam suasana kelas yang riuh, salah satu letnan sedang membawa suatu benda yang amat menarik mereka. Suasana kelas berubah menjadi hening dan kondusif dengan mata mereka yang berbinar akan benda tersebut. Secara perlahan dan mendetail, letnan menjelaskan setiap bagian dalam benda itu di tengah lingkaran manusia muda yang turut memperhatikan. Namun salah satu dari mereka perlahan berjalan mendekati letnan. Ia kemudian merebut benda tersebut dan melakukan sesuatu yang membuat seisi kelas terkejut dibuatnya...
______________________________________________________
Letnan Cru tergesa-gesa memasuki kelas sambil mendorong suatu lemari besi beroda di depannya. Letnan tersebut mulai berkata lantang di depan kelas selagi para cadet kalang kabut.
"Mohon perhatian semua, tolong pinggirkan semua kursi dan meja, setelah itu mari kita melingkar!"
Terlihat seisi kelas kalang kabut dalam menyinggahkan semua meja dan kursi di kelas. Para cadet dengan cepat melingkar mengelilingi Letnan yang berada di tengah-tengah mereka.
"Baik, seisi kelas sudah kondusif. Materi kita kali ini, (Letnan mengeluarkan suatu barang dari lemari dorong yang ia bawa) saya ingin kalian semua mengenal lebih dalam tentang senjata yang baru sebulan ini kami dapatkan."Para cadet dibuat kecewa dengan tampilan senjata baru yang sedang digenggam Letnan. Ukurannya yang terlihat sepanjang telapak tangan membuat mereka meragukan efektivitas senapan dalam perang. Sebagian besar cadet membuat lelucon soal senjata tersebut. Sementara Letnan terus menjelaskan secara detail senapan seakan tidak peduli dengan segala lelucon yang para cadet lemparkan pada senjata tersebut.
"Senjata ini bernama Walther PP, kami temukan setelah tragedi penembakan di kereta 1 bulan yang lalu. Sudah dipastikan bahwa senjata ini adalah milik kaum poros, dan kami telah mempelajari senjata ini. Dengan ukuran sekecil ini, namun memiliki kecepatan tembakan yang hampir setara dengan sniper. Material tubuh senjata ini sangat kuat dan tahan dipakai berulang kali tembakan. Ada yang ingin bertanya soal senjata ini? "
Terdapat beberapa cadet mulai melontarkan pertanyaan
"Apakah senjata itu mempan untuk menembak jarak dekat?
" Senjata itu asli atau mainan?
" Apakah senjata itu hanya tipuan kaum poros saja untuk menakuti kita?Namun sayangnya pertanyaan mereka terlalu menyudutkan keberadaan senjata tersebut sehingga Letnan kesal dibuatnya.
"Hanya karena penampilan saja tidak menentukan kinerja yang dihasilkan. Kalau kalian mulai meremehkan poros karena senjata ini maka saya akan langsung menaruh kalian diposisi terdepan dalam peperangan! " Tegas Letnan yang membuat seisi kelas terdiam seketika.
"Kalau kalian ragu, saya ingin kalian mencoba menggunakan senjata ini. Siapa yang mau memberanikan diri mencoba senjata ini? "Seisi kelas mendadak berebut menawarkan diri untuk mencoba senjata tersebut. Letnan terkejut melihat reaksi para cadetnya yang masih meremehkan senjata tersebut sehingga ia berusaha menenangkan mereka. Namun salah seorang cadet tiba-tiba berteriak.
"Tidak, jangan ada yang coba-coba bermain dengan senjata itu! "
Cadet tersebut membuat seisi kelas terkejut dan sunyi seketika. Lalu ia berjalan mendekati Letnan.
"Biar saya yang mencobanya"
"Eh, ee, Baiklah... " Letnan menyodorkan senjata tersebut pada Jean.Dengan cepat Jean membidik pohon pinus di luar jendela yang berjarak 10 meter dari akademi, menembus kaca jendela sehingga membuat seisi kelas terkejut dengan suara tembakan serta pecahan kaca dari jendela tersebut.
"Senjata ini terlalu berbahaya dan bahkan seharusnya tidak untuk dicoba disini. Letnan seharusnya juga tidak membiarkan mereka mencobanya. Bukan disini tempatnya! " Ujar Jean dengan emosi.
Lalu beberapa saat setelah perkataan tersebut, pohon pinus tiba-tiba meledak dan membuat seisi kelas ketakutan. Jean lalu mulai mengembalikan senjata tersebut pada Letnan.
"Cukup saya yang merasakan kengerian senjata ini, jangan bawa ulang insiden tersebut disini! " Bisik Jean pada Letnan yang masih bengong atas aksi dari Jean tersebut.
"Baiklah, maafkan saya telah terpancing emosi sehingga senjata ini hampir saja saya buat untuk mainan di kelas ini. Saya bahkan tidak tahu kalau tembakan yang dihasilkan akan membuat ledakan yang besar. Karena ulah saya, maka pembelajaran kali ini saya hentikan sekarang. Jean, kau harus ikut saya! " Ujar Letnan dengan panik sambil menggandeng Jean keluar dari kelas.
Seisi kelas menjadi ricuh setelahnya. Saat itu Jean dengan sinis menatap Gale yang terlihat tersenyum puas diantara para cadet yang panik dan kalang kabut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RE :Young
Historical FictionAwalnya Jean Tyler sangat berambisi menjadi ahli permesinan yang sukses dan tertarik mempelajari lebih dalam tentang mesin dengan pergi ke pusat kota France, lalu mendaftar dalam akademi permesinan high grades. Namun harapannya putus setelah sampai...