FIRST LESSON

23 2 0
                                    

Hari keduaku menjalani hari di akademi kemiliteran benar-benar sangat memalukan!

Pagi hari disambut tendangan, siangnya aktifitas fisik yang lagi-lagi menguras energiku, ditambah aku yang telah tertinggal banyak materi diharuskan mengikuti kelas tambahan...

______________________________________________

(POV Jean)

Kelas tambahan ini benar-benar sepi. Awalnya kukira hanya aku sendirian yang mengikuti kelas. Namun di pertengahan materi, aku dikagetkan dengan suara gebrakan pintu kelas dan munculnya 2 orang yang tersangkut disana. Ekspresi mereka terlihat saling unjuk kebencian. Namun salah satu dari mereka membuatku ingin membuang muka. Orang itulah yang menendangku tadi pagi, dan membuatku malu seketika. Kelas yang tadinya sepi dibuat ramai oleh kedua orang ini. Sesaat kemudian seorang Letnan selain Letnan Frank memasuki ruangan kelas tambahan. Aku bersyukur tidak perlu melihat rupa Letnan Frank kembali. Letnan tersebut  memperkenalkan dirinya dengan nama "Letnan Cruzer". Namun ia ingin murid cadetnya memanggil Letnan Cru. Beliau memperkenalkan diri dengan raut wajah kelelahan ditambah kantung mata hitam menghiasi wajahnya.  Beliau bersuara lantang dan terdengar serak dihadapan kami. Meski begitu, beliau tetap sabar menyuruh kedua cadet lamanya memperkenalkan diri mereka kepadaku. Namun dengan ketus tapi bersamaan, mereka hanya menyebut nama panggilan singkat mereka dan saling mengejek satu sama lain. Karena Letnan Cru tak bisa menahan kebencian mereka, maka aku dipaksanya berada di tengah-tengah posisi mereka. Di sebelah kiriku Carlie Scott, dan di kananku Gale Matson, seorang yang menendangku tadi pagi. Walaupun aku berada sebagai dinding mereka, tetap saja mereka masih melontarkan kebencian dan berkelahi tiada henti. Hari ini sungguh kacau dan tiada satupun materi yang masuk. Bahkan Letnan Cru berkali-kali meminta maaf padaku atas kelakuan mereka berdua. Namun aku yang melihat sorot kelelahan Letnan yang terlihat sering menangani mereka berdua membuatku rasa empatiku terbawa kepadanya dan membantunya membereskan kelas dan barang-barangnya sebelum pulang.

Namun setelah aku menyelesaikan semua dan kembali ke kelas mengambil tas, aku melihat Gale yang asik duduk di jendela dan menghisap sesuatu. Awalnya aku mengabaikannya dan ingin segera kembali ke asrama. Namun tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat. Aku yang terkaget dengan refleks mengambil sesuatu yang dihisapnya dan menendangnya keluar jendela.

"(menepuk pundak) Jean, kurasa sudah cukup kau membantuku membereskan pekerjaanku. Kalau kau mau kembali ke asrama sekarang tak masalah. Aku juga ada urusan mendesak dan harus pergi sekarang. Terima kasih sekali sudah membantuku... " Lalu Letnan Cru buru-buru pergi meninggalkan sekolah.

Segera setelah kepergian Letnan, aku mendadak khawatir akan keadaan Gale. Dengan cepat aku melihat kebawah jendela. Tak lama kemudian, tiba-tiba  aku disambut oleh tendangan dari luar jendela. Gale sangatlah emosi setelah kutendang jatuh dari lantai 3 gedung. Ia dengan brutal menarik kerah bajuku yang berlumuran darah akibat tertendang oleh sepatu kets Gale. Aku yang ketakutan hanya bisa menutup mata, tak berani melihat ekspresi wajahnya. Namun selama kegelapan itu, aku tak mengerti apa yang dia kerjakan padaku. Suara sobekan baju dan tarikan leherku makin mengencang dan kepalaku terus berusaha menjauh darinya. Sesaat setelah itu, tiba-tiba saja ia melepas tarikan kerahku. Saat kubuka mata ia berjalan membelakangi ku dan menghisap kembali sesuatu yang sudah kurenggut darinya.

"Bodoh sekali kau... sempat-sempatnya berfikir untuk membenahi hidupku, sana benarkan dirimu sendiri dulu...!" Katanya dengan sangat ketus sambil terus menghisap cerutunya dan mengantongi sesuatu kain yang seperti sobekan bajuku. Aku saat itu terdiam sejenak, memikirkan perkataannya. Tanganku gemetaran dan perlahan memegang dagu. Seketika aku tersadar dan segera berlalu mengikuti Gale kembali ke asrama.

RE :YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang