PART |8|

1.7K 158 14
                                    

Call Me Echa/Echal.

-------H-A-P-P-Y---------------R-E-A-D-I-N-G-------

Setelah menidurkan gadis kesayangannya Bara kembali ke pesta. Bercengkrama dengan para tamu undangan, mulai dari tamu sang Daddy, Mommy, hingga dirinya.

Dihadapan teman-temannya, Bara banyak menerima kado berbagai bentuk. Yang sangat kecil, sampai paling besar, Bara hanya menatap tak minat. Kecuali dari gadis kesayangannya. Di depan Zaza, laki-laki itu memang memasang wajah datar dan malas ketika menatap hadiah tersebut, tetapi tidak ada yang tau bahwa dia sangat penasaran dengan hadiah yang dibawa gadisnya.

"Titip adek gue, ya!" ujar Alfino tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Sekeluarga mau ke Jepang, bentar doang."

"Oke."

"Lo ngapain ke Jepang, Fin?" tanya Gio yang sedari tadi diam. Memandangi perempuan-perempuan cantik di pesta.

"Om Nick nikah," jawab Alfino setelah menghabiskan satu gelas wine berukuran mini.

Para sahabat Alfino sudah mengetahui bahwa Om Nick merupakan Adik dari Papanya. Ketika Zaza dinyatakan koma, Om Nick serta beberapa saudara yang lain datang berkunjung. Sekedar menjenguk ponakan mereka, mau pun urusan kantor.

"Why Zaza enggak lo ajak?"

"Dia harus sekolah."

"Lah, lo 'kan juga sekolah."

"Mama sama Papa mau kenalin gue kepublik sewaktu Om Nick nikah. Kalau Zaza, Papa belum mau, takutnya ada yang berniat jahat sama dia, meski kenyataannya memang gitu." ujar Alfino seraya mendudukkan dirinya pada kursi kosong yang berada disebelahnya.

Gio sendiri hanya mengangguk paham mendengar penjelasan dari sahabatnya itu. Sedangkan Bara yang ingin pergi setelah mendengar penjelasan Alfino ditahan oleh Gio "mau kemana lo?"

"Tutup acara" balasnya singkat.

"Masih jam sembilan, buru-buru amat"

Bara melirik Alfino sebentar, kemudian melanjutkan langkahnya yang tertunda.

"Kenapa dia?" tanya Gio bingung.

"Mau temenin adek gue itu, biasalah. Baru dapet restu dari Mama sama Papa." Alfino menjawab dengan malas. Sebenarnya ia tidak setuju jika adik kesayangannya itu harus bersama dengan Bara, manusia paling tidak jelas yang ia kenal.

"Gue kapan, ya, dapet restu?" Gio bertanya sambil memasang wajah sok berpikir. Alfino yang melihat itu cukup tersenyum paksa. Faktanya hingga sekarang mereka bertiga masih jomblo. Kecuali Bara yang sudah sold out tadi sore.

-🍁-

Di dalam kamar beraroma terapi terdapat dua orang berbeda gender tengah berpelukan, lebih tepatnya sang lelaki yang memeluk Si perempuan.

Zaza melenguh pelan "eungh" membuat Bara tersadar dari tidurnya.

Mengerjap pelan dan menoleh ke samping, Zaza melihat wajah tampan Bara yang memperhatikannya.

"Jam berapa, kak?" tanya Zaza untuk menghilangkan kegugupannya.

Bara masih memfokuskan dirinya pada Zaza, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan sang pujaan hati "Setengah depalan."

Zaza mengangguk tidak ambil pusing. Hari senin lalu guru sudah memberi informasi bahwa hari ini libur terkecuali OSIS. Para OSIS diwajibkan masuk sekolah karena akan diselenggarakan rapat untuk acara studytour kelas satu hingga kelas tiga.

𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑'𝐒 𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃 (ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang