PART |10|

1.6K 160 18
                                    

HAIIIIII!!!!
ECHA UCAPIN MAKASIH BANYAK BUAT KALIAN YANG UDAH BACA CERITA INI. SEKARANG UDAH 10 RB AJA TANPA TERASA.

Moga kedepannya lebih banyak lagi pembacanya, vote, and komennya. Kan klo gitu makin semangat buat ngetik.

Echa tuh pengen bgt semngat nulis, tpi kadang ga ada ide, jadinya tertunda mulu. Tpi selalu Echa sempetin buat update cerita ini minimal seminggu ಥ⌣ಥ.

Maaf juga ya kalo kata-katanya kurang mengenakkan gitu, atau kurang ngerti. TIAP 10 BAB BAKAL DI REVISI!.

Langsung baca aja kiw next part nya(^_^;).

CALL ME ECHA.

-------H-A-P-P-Y---------------R-E-A-D-I-N-G-------


Tidak terasa lima hari sudah berlalu, selama itu pula Zaza tinggal bersama dengan Bara di apartment milik sahabat abangnya. Bara.

Setelah kejadian beberapa hari lalu, sikap Bara sedikit aneh. Terkadang cuek, dingin, pemarah, manja, dan lain sebagainya. Sepertinya sifat asli Bara mulai keluar jika bersama Zaza.

Tapi jika Bara sudah bertemu dengan teman-temannya, maka cowok itu akan berubah menjadi cuek, tidak peduli sekitar, dan ketika ada yang menganggu dirinya ataupun Zaza pasti langsung tidak baik-baik saja setelahnya.

Pagi ini Zaza sudah siap dengan seragam sekolah miliknya, begitu pun Bara.

Mereka berdua telah sampai di sekolah ARGANTAR'S HIGH SCHOOL. Dari pagi, di antara mereka tidak ada niatam yang ingin membuka suara.

"ZAZAAA!!!" suara melengking memenuhi indra pendengar Zaza. Tiba-tiba saja ada sebuah tangan gadis berkulit sawo matang merangkul pundaknya.

"Apa?" tanya Zaza malas menghadapi manusia di sampingnya ini.

"Lo sendirian aja? Mana SOK COOL itu?"

"Ntah."

"Berantem?" Zaza hanya menatap sang empu sekilas. Zaza dan Bara sempat cek-cok sedikit, karena Zaza sedang datang bulan, jadilah ia marah kepada Bara. Bara yang merasa harus lebih dewasa lagi memilih mengalah, membiarkan cewek itu meluapkan amarahnya dahulu. Setelah selesai, tanpa babibu Bara membawa Zaza keluar apartemen untuk sekolah.

Mengingat kembali kejadian itu Zaza semakin malas. Berjalan semakin cepat melewati beberapa kelas. Termasuk kelas Bara.

Ketika melewati kelas tersebut Zaza tidak melihat keberadaan Bara, ia mencoba acuh. Dan untungnya berhasil.

Sampailah mereka dikelas 12 IPA¹. Vira yang sepertinya paham dengan mood sahabatnya tentu memberikan waktu, mungkin Zaza butuh sendiri dahulu. Dikira Zaza sudah mulai membaik baru Vira akan menghibur gadis itu.

Handphone di genggaman Zaza berbunyi, menandakan ada seseorang yang menelpon dirinya.

Tanpa berbicara pada siapapun Zaza langsung beranjak meninggalkan kelas untuk mengangkat telpon tersebut. Jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, yang artinya sekolah masih cukup sepi.

Setelah sampai dikamar mandi Zaza segera menyentuh tombol hijau pada layar handphone nya, menempelkan benda pipih itu ditelinga kanan.

𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑'𝐒 𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃 (ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang